Part 13

378 35 2
                                    

16 November 2022

•••

Isi kepala Nataniel tak terlalu bisa dia baca, dia memang ksatria tangguh, apa mungkin karena dia tak mau ketahuan jatuh cinta pada istrinya? Mungkin saja sih. Itu hal masuk akal, dari ekspresi gelisahnya mungkin karena kecantikan Edora.

Usai kepergian Nataniel, Brendon kembali manja-manja unyu ke Edora, mumpung masa-masa mereka bersama masih ada.

Pesta terus berlanjut sampai malam, semua masih sibuk pesta sana sini, yah memeriahkan kebahagiaan, Brendon dan Edora sempat ikut menari waltz selama beberapa saat sampai Brendon sadar dia penari paling buruk sepanjang masa, hingga akhirnya memilih ke kamar.

Dah lelah, capek, ingin turu sembari dielus-elus ayang.

Namun, sebelum itu. "Fredy, apa Nataniel ada?"

"Mm ada apa, Raja?" tanya Fredrin bingung, dia tak terlalu tahu rencana raja sekarang.

"Suruh dia berjaga di depan kamar."

Meski bingung, dia tetap menurut. Brendon dan Edora memasuki kamar, dan di depan segera Nataniel berdiri, menjadi bodyguard di sana.

Kini, keduanya berbaring satu sama lain, Brendon agak malu-malu, akhirnya dia tidur dengan Edora, meski ingin menyentuhnya ala suami istri, toh mereka halal, tetapi dia menahan diri. Syukur saja Edora tak terlalu keberatan, mereka hanya pelukan, ini cukup.

"Aku akan memberikan seluruh jiwa dan ragaku untukmu, Sayangku." Edora berkata tiba-tiba, dia memeluk kepala suaminya dan mendekatkannya ke dada.

Dada yang ... whoa, bergunung menenggelamkan.

Ada degupan hangat juga di sana, astaga, Brendon semakin ....

Namun, ingat, dia punya misi sekarang, pintu tertutup dan ini saatnya melakukan sesuatu.

"Saljuku, aku ingin meminta sesuatu padamu."

"Apa pun itu." Edora tersipu, begitu tenang menghadapi malam pertama mereka.

"Mm pura-puralah kesakitan sekarang."

"Kesakitan?"

Brendon mengangguk. "Ya, pura-puralah kesakitan, aku menyakitimu, pura-puralah bersuara layaknya kesakitan. Oh ya, nyaringkan suaramu."

Meski bingung, Edora tersenyum dan mengangguk.

"Aaah, Raja, astagaaa, aaah, Raja, sakiit Raja, hentikan aaah ...."

Brendon tersentak, suara Edora bukannya mirip kesakitan karena disiksa, malah seperti tengah beradu ngaduk. Astaga, kedua pipi Brendon memerah, dia ingin menghentikan Edora yang melakukan itu dengan semena-mena, yang berhasil memancing hasrat terdalam pria di dalamnya.

Sangat!

"Ah, gak tahan!" Dan Brendon akhirnya menyergap Edora saja hingga suaranya tak lagi dibuat-buat.

Sementara di luar sana, Nataniel terdiam di depan ruangan, ini bukan kali pertama dia mendengar seorang wanita teriak-teriak dengan keenakannya karena sang raja. Namun, kali ini ada yang berbeda dirasakan Nataniel ....

Sesuatu yang berbeda dari rajanya.

Keesokan paginya.

Brendon membuka mata, seperti orang baru bangun biasanya, mengumpulkan segenap nyawa, mengecap bibir, mengerjap-ngerjap dan berusaha meregangkan badan.

Namun, di bagian regangan, ia terdiam karena sesuatu tengah dipeluknya.

Bukan, bukan sesuatu, tetapi seseorang.

VILLAIN HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang