Part 5

2.2K 229 20
                                    

14 Oktober 2022

•••

"Gilang!" pekik Brendon, dan spontan Gilang, sosok yang dikenal Brendon sebagai teman satu sekolahnya yang hobi bolos--dan terlihat ingin bolos lewat parkiran karena ini jam belajar plus dia membawa tas, menoleh. "Sini lu anak setan, lu bolos lagi hah?!"

"Eh, Bang, a-ampun Bang, lu siapa Bang kok tau gue Bang?" tanya Gilang takut, terlebih kalau didekati Brendon.

"Gue ...." Apa Brendon harus memberitahu identitasnya? Takutnya sih runyam di dunia nyata, kalau dunia novel sih aman, kalau di sini ia tak mau ada yang tahu keanehan ini. "Brendon mana?"

"Brendon?" Wajah Gilang menyendu sejenak. "Abang siapanya dia? Temen geng Brendon?"

"Yah, gitulah, dia juga sering ngomong soal lu ke gue." Alasan bagus, toh Gilang juga gampang sekali dikibulin.

"Atau ... Abang musuhnya?"

"Musuh? Bukanlah! Di mana dia sekarang woi?" tanya Brendon tegas, kesal juga, tetapi sepertinya bukan tanpa alasan Gilang menanyainya.

Oh, astaga ....

Mata Brendon melotot mendengar isi kepala Gilang.

"Siapa ni orang nanya-nanya Brendon ke gue? Dia pasti musuhnya! Gue gak bisa biarin dia ketemu Brendon, pasti dia pengen bunuh Brendon. Dia pasti juga komplotan orang yang nabrak Brendon ampe koma! Gak bisa dibiarin! Gue gak bisa pergi dari sini dulu, nanti dia ngikutin gue dan tau Brendon di rumah sakit."

"Brendon ditabrak orang?! Dia koma di rumah sakit?!" teriak Brendon kesal tiba-tiba. "Argh!" Dan seperdetik kemudian, kekuatan tak kasat mata keluar dari tubuh pria itu, membuat sekitaran terhantam kekuatan besar dan merobohkan banyak sepeda dan kendaraan lain. Bahkan Gilang pun nyaris terlempar andai Fredrin tak menahan tubuhnya.

"Gila, kekuatan apa tuh?!"

"Om Fred, kita ke rumah sakit."

"Baik, Raja."

"Oh ya, uh aduh jadi begini. Tolong, Fredrin, jangan sampai pusat perhatian, ini gimana?"

"Saya ada ide, Raja."

Fredrin segera menyentuh kening Gilang, membuatnya tak sadarkan diri.

"Saya sudah menghapus ingatannya soal ini, kita harus segera pergi karena ada banyak orang yang akan datang."

Brendon mengangguk, lalu tepat sebelum semuanya berdatangan karena kengerian amukan Brendon yang memporak porandakan sekitaran, Brendon dan Fredrin berpindah tempat ke parkiran lain.

Parkiran rumah sakit.

"Sebelum kita liat keadaan badanku, sebentar." Brendon mengarahkan kekuatannya ke Fredrin, dia tak mau pakaian kakek-kakek ala kerajaan ini jadi pusat perhatian, pasti aneh, jadi dia mengubahnya menjadi lebih manusia zaman sekarang.

Pakaian sederhana membuatnya jadi kakek-kakek tua biasa. Brendon dan Fredrin mungkin akan menyamar jadi ... entahlah, pasien?

Fredrin melihat keadaan tubuhnya yang memakai pakaian itu. "Whoa, ini pakaian yang sangat ... hm entahlah."

"Nanti kau jadi pusat perhatian, dan oh ya, bisa bahasa dunia sini?"

"Saat menghapus ingatan anak itu, saya juga menyerap sejenak ingatannya, Raja. Jadi, ya, saya bisa." Brendon mengangguk paham. "Ruangan Anda ada di sini."

"Jangan terbang, teleport, atau apa pun, jadi pusat perhatian nanti, uh." Brendon mendengkus pelan.

"Jalan kaki, kayak manusia."

VILLAIN HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang