17 Oktober 2022
•••
Acara sesembahan Raja Iblis tiba esok hari, semua persiapan telah dilaksanakan, cepat juga tepat kala Brendon bangun dari tidurnya. Fredrin ada di sana dan menyambut sang raja tepat ketika ia keluar ruangannya.
"Pagi, Raja." Ia menyapa hangat pria itu.
"Hm, pagi." Brendon menatap sekitaran, melalui pengamatan menembusnya sudah terlihat banyak hiasan sana sini. "Jadi, hari ini acaranya?"
"Benar, Raja."
"Siapa yang jadi tumbal?" tanya Brendon, agak was-was, meski ini dunia novel ... faktanya, Fredrin sendiri bilang belum tentu ini fiksi, jadi ... ugh, rada mengkhawatirkan.
Namun, Brendon sudah melakukan persiapan sih, soal itu.
"Seorang wanita dari selatan."
"Oh, ajak gue nemuin dia, dan mmm ... di sini ada hewan cem kambing, sapi, atau apa?"
"Ada, Raja. Untuk apa?" Daripada memakai manusia, mending berkurban saja.
"Ngubah wujud, gue gak mau ada orang yang mati karena gue, Fred." Brendon jujur saja. "Lagian, ini ritual gak penting-penting banget, gak ada impact-nya kalau gak dilakuin."
"Sungguh?"
"Iya, gak ada gue baca di sinopsis, cuman sekadar ritual kosong, gak guna, bahkan dilemparin ke para monster, ibaratnya ngasih makan monster doang." Fredrin tercengang sejenak, meski kemudian mengangguk.
"Baiklah, mari, Raja."
Mereka pun pergi menuju ke penjara bawah tanah, ternyata banyak juga yang dikurung di sini, Brendon ingat beberapa dikurung tanpa alasan jelas karena nyatanya, raja kejam ini juga baperan. Cuma, kalau Brendon bisa mendengar isi hati, dan tukang marah, pasti gampang terpancing.
Syukur saja, dia tidak, sejauh ini.
Jahat sekali, kasihan, mereka semua pun meminta mohon ampunan serta memikirkan keluarga mereka, Brendon jadi tak tega.
"Fred, cek lagi kesalahan para napi di sini, bebasin aja kalau mereka gak lakuin kesalahan dan cuman masalah pribadi gak penting Raja stres ini."
"Oh, baik Raja." Fredrin tersenyum, sepertinya sangat menyukai Raja sekarang. "Ini orangnya."
Kini, mereka berhenti di depan kurungan yang kelihatan lebih khusus dari yang lain. Tampak, seorang gadis cantik duduk di kursi dengan kaki tangan dirantai, oh betapa malangnya. Isi kepalanya pun menangisi keluarganya, dan di satu sisi ada amarah pula di sana. Ia masih menunduk tak menyadari kehadiran keduanya.
Amarah yang menyalahkan sang salju cantik, Edora.
"Bukan dia yang salah, tapi aku, jangan menyalahkan ... calon istriku."
Saat Brendon bersuara, barulah si gadis mendongak, ia diam saja dalam tangis. Isi kepalanya dipenuhi kekalutan, serta merta rasa takut.
"Fred, bebaskan, ganti sapi ubah wujudnya."
"Baik, Raja." Fredrin masuk ke bui itu dan si gadis tampak keheranan tentang apa yang dilakukannya. "Kau bebas sekarang." Ia melepaskan rantai dari tangannya.
"Be-bebas?" Ia menatap Fredrin kemudian sang raja yang berjalan mendekat.
"Ya, bebas." Brendon menimpali, menjawab pertanyaannya.
"Terima kasih, terima kasih Raja, terima kasih ...." Brendon menarik lembut tangan sang gadis, membuatnya berdiri, dan ia tersipu akan perlakuan manis dan gentle itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN HUSBAND
Romance21+ Bagaimana jadinya jika kamu terlempar di sebuah novel dewasa dan menjadi suami kejam, sang raja iblis, dari pemeran utama wanita, kemudian berakhir tewas di tangan sang pemeran utama pria?