Terima kasih sudah membaca^^
26 November 2022
•••
Dan Edora rasa, sepertinya pilihannya memang tepat. Michael merubah wujudnya menjadi anak manusia biasa, menghilangkan pernampilan serba salju, kemudian memudakan umurnya, dan yah ada berita sedih, nyatanya mereka masih belum memiliki bayi dalam perut Edora.
Tak apa, dia bisa membuatnya, setelah peresmian hubungan mereka untuk kedua kali.
Edora diberikan banyak fasilitas, dan ingatan soal dunia ini oleh Michael, identitas, bahkan keluarga, Michael sangat totalitas soal itu semua.
Sekarang, Edora sangat bersyukur melihat suaminya kembali lagi, meski telah melupakannya dan semuanya, tetapi sepertinya akan mudah bagi mereka bersama lagi. Karena Michael bilang, mereka memang ditakdirkan.
Edora akan terus bersama suaminya, menjaganya ... seterusnya.
"Lo ngapain di sini? Nunggu jemputan juga?" tanya Brendon, karena Edora kini berdiri di sampingnya, niatnya ingin terus dekat sang suami, tetapi diberi tatapan heran.
Meski cantik, bagi Brendon, Edora rada freak.
"Mm tidak, aku pakai sepeda."
Brendon mengerutkan kening. "Harusnya lo ke parkiran, gue mah dijemput." Mendengar itu, Edora kikuk.
"Uh oh, kamu benar." Edora tersenyum manis. "Hati-hati di jalan, ya, Brendon."
"Mm-hm, lo juga, Edora." Brendon balik tersenyum meski agak ragu-ragu.
Kini mereka berpisah, Edora buru-buru mengambil sepedanya di parkiran, dan menuju ke tempat Brendon lagi, di mana setelahnya ada mobil yang menjemput Brendon. Brendon segera masuk ketika ia kaget oleh suara di belakangnya.
"Dadah, Brendon!" Brendon menoleh dan menemukan Edora mulai ngebut bersama sepedanya.
"Eh, siapa, Beebo? Temen kamu ya? Cantik banget eh, kok Mamah baru liat dia, cantik banget, bule ya?" tanya sang ibu.
Brendon mendengkus pelan. "Murid baru, rada aneh dia, Mah. Udah jalan aja, Mah, aku mau tidur."
"Iya, Sayang. Kamu gak lupa minum obat kan?" Brendon menggeleng.
"Gak kok, Mah." Mobil pun berjalan, dan kini berpapasan dengan Edora yang bersepeda. Ibunda Brendon begitu memperhatikannya.
"Cantik banget, Brendon, dan kayaknya dia liatin kamu terus, dia naksir kamu ya?"
"Eh, mana ada!" Brendon menepis, ia menatap Edora yang melambai-lambai ke arahnya sebelum akhirnya mobil Brendon berjalan menjauh.
Harus diakui, mamahnya benar, Edora sangat cantik, tak bisa diabaikan, cuma rada aneh saja, mungkin karena culture shook? Entahlah. Edora kelihatan unik dari gadis lain, dan yang paling menonjol ya bule cakep abisnya.
"Manis juga, sih." Brendon bergumam pelan.
"Dia wanitaku, milikku, aku tak akan melepaskannya, dia hanya milikku." Brendon berkata dengan wajah sangat serius, sebelum akhirnya ia membingung. "Hah? Mamah ngomong sesuatu?"
"Mamah gak ngomong apa-apa." Ibunya menjawab.
Brendon menggaruk kepalanya yang tak gatal, tadi ada seseorang ngomong, apa hanya perasaannya saja ya?
Pemuda itu menguap, ah mungkin dia ngantuk, orang ngantuk kan memang kadang gitu.
"Mah? Masih lama sampenya ya? Aku ngantuk banget, nih."
Ibunya menghela napas panjang. "Ya udah, kamu tidur aja, nanti Mamah panggilin Papah buat angkat kamu." Dan tanpa menjawab, Brendon seketika tepar di mobil. Capek, tenaganya terkuras, plus reaksi obat.
Dan di dalam dirinya ....
"Oh, Adik, kau punya selera bagus soal wanita, kau tahu itu?" Michael bersandar di kandang segel Lucifer, seraya melipat tangan di depan dada.
"Kalian keluar dari tubuhku, Berengsek!" teriak Lucifer dari dalam sana. "Jangan berani-berani menyentuh milikku! Bang***!"
"Oh, Lucy, kau lupa, ini kan badanmu, jadi secara teknis, kau sendiri yang menyentuhnya, jadi santailah. Edora milik kita, kau lupa konsep berbagi sesama saudara hm?"
"Kau?! Argh!" Michael menjentikkan jari dan ocehan Lucifer tak terdengar lagi.
"Saljuku ... oh Saljuku Sayang ...." Michael berkata dan tanpa sengaja itu juga tergumam di mulut Brendon yang tengah tidur.
Ibunda Brendon menatap anaknya bingung, karena Brendon mengigau, entah apa maksudnya itu. Sang wanita hanya menghela napas seraya menggeleng tak mau memikirkannya. Namanya juga orang mengigau.
Sementara di sisi lain, Edora sampai di rumah mungilnya, disambut keluarga kecil paslunya yang seadanya saja berinteraksi. Sang gadis segera membersihkan diri, makan malam bersama, dan duduk di meja belajar bersama senyuman manis di sana.
Dibukanya notebook, kemudian mulai mengetik.
"Villain Husband. Pemeran utama: Brendon Sullivan, dan Edora.
Chapter 1 - Brendon Sullivan
"Di mana Tuan?" tanya seorang pria berjas pada wanita berpakaian maid di hadapannya, wajah si pria kelihatan gelisah ...."
Edora mulai mengetik sesuai isi kepalanya.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN HUSBAND
Romance21+ Bagaimana jadinya jika kamu terlempar di sebuah novel dewasa dan menjadi suami kejam, sang raja iblis, dari pemeran utama wanita, kemudian berakhir tewas di tangan sang pemeran utama pria?