Malam hari yang Gelap,diantara bintang dan bulan yang menggantung diatas sana.nyanyian jangkrik tak mampu mengobati luka.
Malam ini, dipojok kamar seorang gadis sedang duduk dengan tatapan kosong kedepan.
Air mata membasahi pipinya,hanya satu pertanyaan “kenapa harus aku?”
Tangan kanannya meraih gunting diatas meja. kemudian, menusuk sebuah bekas luka sehingga bekas luka itu kembali mengeluarkan darah segar.
Menurutnya lebih baik menangis karena kesakitan akibat luka yang dibuat olehnya daripada harus menangis karena rasa sakit yang berkecambuk didalam hati dan pikirannya.
Ting
Bunyi notifikasi instagram masuk.
Tersenyum senang saat melihat postingan dari seseorang.-------------------
Chamy dan Glen berjalan masuk kedalam rumah Gerald.mereka kali ini datang dalam rangka penghabisan stok makanan dan untuk main play station.
Baru saja duduk,sebuah panggilan masuk di ponsel Glen.
“halo?.......... ok gue sama Gerald dan chamy kesana sekarang!”wajah panik tercetak jelas.
“kenapa Glen?”
“Johan mukul salah satu anak geng visrap sampe babak belur dan sekarang geng visrap datang ke markas utama”
“buruan,cabut!”titah Gerald.kemudian ketiga cowok itu berlalu keluar rumah,padahal mamanya Gerald sudah mengeluarkan aneka kue dan minuman.
----------
Di sebuah rumah besar yang jauh dari pemukiman,terilihat banyak motor yang terpakir didepan.
Gerald mengetahui sebagian motor itu bukan punya geng Ronix tapi geng Visrap dari hanya melihat lambang kecil diplat motor.
Ketiga cowok masuk ke dalam rumah.mereka melihat satu cowok yang wajahnya sudah babak belur.Gerald beramsusi bahwa cowok itu merupakan cowok yang dihajar habis-habisan oleh Johan entah karena apa.
“maksud lo apa hajar bawahan gue?”
Johan malah tersenyum mengejek membuat cowok didepannya geram.melihat tatapan dari cowok tersebut membuat Gerald membuka suara dari ambang pintu.
“kita ngomongin baik-baik dulu”
Anak-anak Ronix maupun Visrap tahu betul suara siapa itu,mendengar suara yang menggelegar membuat mereka memberikan jalan untuk ketiga cowok itu.
“ gue minta maaf karena Johan udah mukulin bawahan lo.tapi gue kenal dia, luar dalamnya.gak mungkin dia mukul orang tanpa alasan yang jelas.”ucap Gerald
selain nama geng Ronix yang tersohor,geng Ronix juga geng yang bisa dibilang baik jika dibandingkan dengan geng-geng motor diluar sana yang kerjanya membuat kerusuhan dijalan. Jika mereka melakukan perkelahian itu berarti mereka memiliki alasan yang jelas bahwa orang itu pantas mendapatkan pukulan bukan karena alasan yang konyol walaupun tetap salah juga karena ujung-ujungnya berantam tapi namanya juga anak geng motor.
Setelah pembicaraan panjang,Gerald bersalam ala-ala cowok dengan ketua geng Vispa,tanda perdamaian.
Sebenarnya Johan memukul salah satu anggota Visrap karena,cowok itu menabrak nenek tua yang tengah nyeberang jalan.saat nenek itu terpental,bukannya tolongin malah menambah kecepatan motor,ia kabur.Salahnya Johan.ia menghajar cowok itu tanpa memberitahu alasannya sehingga membuat cowok itu merasa dihajar tanpa sebab.kemudian,cowok itu mengadu ke anak-anak Visrap lainnya.
--------
Brum brum
Bunyi gas motor besar milik Gerald membuat Seorang gadis yang sedang duduk dibalkon kamar miliknya mengeluarkan suara.
“ya ampun kakak Gerald baru pulang jam satu malam!”ucap Jessica dengan membesarkan volume suaranya.
Gerald mendongak keatas,ia melihat Jessica yang tengah duduk dibalkon kamar sambil memegang sebuah buku.
Cowok itu membuka helm full facenya.lalu,merapikan sedikit rambutnya yang berantakan tapi namanya juga orang tampan dalam keadaan apapun tetap tampan.
“eh iya lupa anak geng motor”Jessica cengengesan.setelah ia mengingat Gerald merupakan ketua geng Ronix.
“lah.lo sendiri masih duduk diluar.pamali anak gadis duduk diluar,malam lagi!.awas ada teman yang tak diundang duduk disamping”Gerald nyeletuk asal membuat Jessica seketika bergidik ngeri.membayangkan saja sudah seram,apalagi benar-benar kejadian.
Jessica lari terbirit-birit masuk kedalam kamar tanpa mempedulikan Gerald dibawah sana yang sedang tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati
Randomtidak hanya menjalaninya karena memang harus dijalani tetapi juga mencintai takdir itu.