Gerald menatap gelisah jam dinding yang telah menunjukkan jam 6 pagi namun kabar tentang Jessica tak kunjung ia dapat.ia berharap cemas Cewek itu dalam keadaan baik-baik saja walau dalam hati dan pikirannya sudah bergemuruh tentang berbagai dugaan yang sudah ia berusaha tepis semua praduga buruk itu.
Cowok dengan tubuh menjulang itu tidak ke sekolah karena satu nama yang memenuhi pikirannya.tiba-tiba sebuah bunyi notif dari sebuah benda pipih diatas nakas terdengar membuat ia dengan cepat menyambar handphonenya.
“kata teman gue, jessica keluar sama cowok.tuh gue udah kirim informasi cowok itu,btw jessica ternyata punya kenalan konglomerat anjir”terang Johan.Dengan sepihak Gerald memutuskan sambungan telepon kemudian membaca informasi yang dikirim johan kepadanya lewat whatsapp.Mobil yang dikendarai Gerald membela kota Jakarta dengan kecepatan diatas rata-rata tidak memusingkan resiko yang dapat saja terjadi.tatapan kesal,gertakan gigi,dan pukulan pada stir mobil menunjukkan cowok itu sedang diterjang emosi.Gerald merasa jessica adalah wanita gila yang pergi bersama cowok yang tak dikenal tanpa mengabari apapun pada orang rumah sampai detik ini.untung saja koneksinya banyak sehingga dapat membantunya dalam mencari tahu keberadaan cewek yang sudah sangat berhasil membuat seorang geraldino wijaya menggila dari tadi malam.
Hanya memperlukan waktu sedikit untuk sampai ke sebuah rumah lebih tepatnya mansion dengan warna putih yang begitu mendominasi,terlihat sebuah mobil hitam mewah terparkir didepan pelantaran mansion tersebut kemudian sepersekian detik selanjutnya tampak Seorang cewek bersetelan seragam sma keluar dari dalam,berjalan menuju mobil.saat hendak masuk kedalam mobil tangan jessica langsung dicekal oleh sebuah tangan kekar.
Jessica ditarik paksa menuju mobil yang terparkir tepat dibelakang.Jessica ingin meracau karena sebenarnya ia ingin berangkat menggunakan mobil yang sudah disiapkan Hansel untuk dirinya namun mengingat kesalahan yang telah ia perbuat.ia sadar betul bahwa Gerald dan orang rumah sudah dilanda cemas.jessica rasa hari ini sepertinya ia tidak masuk sekolah karena seorang cowok yang sedang duduk di kursi pengemudi,Gerald mengemudi mobil dengan kecepatan normal tidak seperti sebelumnya.walau saat ini ia masih dalam keadaan emosi,ia masih memikirkan keselamatan gadis disampingnya yang sedari tadi hanya menundukkan kepala sambil memainkan ujung roknya,menetralisir rasa gugup.rasa bersalah dan tidak tau harus menjelaskan darimana itulah yang dirasakan oleh Jessica saat ini.
“siapin alasan yang objektif dan realistis”Gerald membuka suara namun dengan wajah datar.
Jessica bergidik ngeri melihat Gerald.otak Jessica dipaksa berkerja dua kali lipat dipagi hari,berharap otaknya dapat memberikan alasan-alasan asuk akal agar bisa sedikit membela dirinya yang sudah salah telak.
Gerald membawa Jessica kesalah satu apartemennya.Jessica yakin sedikit lagi ia akan mendapatkan rentetan pertanyaan dari Gerald soal semalam.
“duduk”titah Gerald sambil menunjukan sebuah sofa hitam menggunakan dagunya.
Wajah datar dan tatapan tajam itulah yang tengah tercetak jelas pada wajah cowok bertubuh tegap itu.Gerald membuang asal unci mobilnya lalu duduk tepat dihadapan Jessica memperkikis jarak diantara keduanya.
“udah bisa dijelasin sekarang”
Jessica mengangguk namun sebenarnya ia merasa ragu.
Ia mulai bercerita panjang lebar,ia menceritakan semuanya apa adanya tanpa kurang ataupun lebih.saat ini ia tidak sedang berusaha untuk mencari pembelaan.setelah mendengarkan semuanya Gerald menutup mata kemudian mengusap wajahnya.kesal dan kekecewaan melanda cowok itu,namun ia bersyukur gadis itu baik-baik saja.
“Jessica minta maaf”ucap Jessica seraya meraih tangan milik cowok yang sedang meredam emosinya.
Hal yang baru saja dilakukan oleh Jessica berhasil menenangkan Gerald,cowok itu menarik Jessica masuk kedalam dekapannya.diusap lembut pucuk kepala Jessica.
“lain kali jangan kayak gitu lagi.kami semua panik dan cemas sama lo,Jessica”ucap Gerald tetapi kali ini aura yang terpancar sudah berbeda dari sebelumnya.cowok itu sudah tidak terlihat emosi lagi.
“iya kakak Gerald”jawab Jessica tanpa melepaskan pelukan.Kedua manusia itu tidak ke sekolah hari ini.saat ini Jessica berjalan bersisian dengan Gerald memasuki rumah milik Jessica.di ruang keluarga nyokap Jessica serta bonyok Gerald sedang duduk,walau ketiga orang itu memiliki pekerjaan yang seharusnya dikerjakan hari ini tetapi harus ditunda mengingat anak gadis mereka entah sedang berada dimana.untung sebelum ke apartemen Gerald sudah memberi kabar kepada mereka sehingga mereka dapat tenang atau mungkin lebih tepatnya sedikit tenang.Gerald sudah meminta untuk ketiga orang tua itu berangkat ke kantor namun mungkin mereka belum puas jika belum melihat Jessica secara langsung.
“sayang kamu baik-baik aja kan?kamu kemana aja?kamu diapain?”rentetan pertanyaan keluar dari mulut Rita-nyokapnya Gerald.bisa dibilang Rita lebih cerewet dibanding Tesa jadi jangan heran jika wanita paruh baya satu ini banyak omong dibanding Tesa-nyokapnya Jessica.Tesa merasa cemas juga namun ia memilih diam,menurutnya yang paling penting adalah kondisi Jessica soal alasan Jessica mengapa hal itu bisa terjadi,ia lebih baik menunggu hingga anaknya terbuka sendiri padanya,ia tidak bisa memaksa Jessica untuk menceritakan segala sesuatu padanya mungkin Tesa orangnya seperti lebih menjaga privasi walaupun antara orang tua dan anak.beda hal dengan Rita yang sudah menanyakan ini itu layaknya sedang mewawancarai pelamar pekerjaan dikantornya.
Gala tadi berpesan kepada Gerald bahwa jika anak itu tidak membawa Jessica pulang hari ini,ia akan didepak dari rumah.Gerald yang sudah khawatir tentang Jessica dibuat tambah cemas karena mendapatkan ancaman dari ayahnya ditambah semprotan berbagai kata-kata dari nyokapnya.katanya ia gak becus jagain adik dan kalo sampai ada sesuatu yang terjadi dengan Jessica mungkin paling tidak saat ini Gerald sudah diusir dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati
Randomtidak hanya menjalaninya karena memang harus dijalani tetapi juga mencintai takdir itu.