Motor Gerald masuk gerbang sekolah.Jessica yang awalnya biasa saja berubah menjadi terganggu dengan banyak tatapan mata,menatap kearahnya.Jessica bersembunyi dibalik punggung Gerald,membuat Gerald mengerti kondisi saat ini.
“gak bakal diterkam.jessica!”ucap Gerald dengan santai.
Kedatangan Gerald bersama Jessica membuat heboh terlebih sahabat-sahabat Gerald.ketiga cowok yang kebetulan masih berada di parkiran,menatap mereka berdua sambil berseru heboh walau awalnya mereka bertiga melongo melihat Gerald membonceng cewek.
“gercep amat bos”teriak Chamy
“patut masuk berita.nih!.judulnya Gerald berangkat bersama cewek untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya”ucap Glen bergurau
“gimana rasanya dibonceng Gerald.jessica?”tanya Johan
“biasa aja”jawab Jessica apa adanya
“ke kelas aja.mulut sahabat gue emang kayak gitu”
Jessica mengangguk.ia berjalan Pelan menuju ke kelas mengabaikan tatapan mata yang masih menyorotnya.
Gerald melihat Jessica mulai menjauh,ia tersenyum tipis.
Saat berjalan menuju Kelas,jessica merasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang.jessica sontak menoleh kebelakang,ia melihat cewek cantik,berkulit putih sedang tersenyum ramah kepadanya.
“kenapa?”tanya jessica sambil senyum .
“kenalin gue Angel.gue kelas 11 ipa 3 sekaligus ketua cheerleaders”Angel meemperkenal dirinya kepada Jessica.
“nama gue jessica.gue kelas 10 ipa 1 kak”balas Jessica
Mereka berdua terlihat saling berjabat tangan.
“lo pacaran sama gerald?”tanya Angel to the point yang langsung mendapatkan gelengan kepala oleh Jessica.
“kalo lo nanti pacaran sama dia,tolong jagain dibaik-baik”ucap Angel lalu pergi meninggalkan Jessica yang masih berdiri mematung.ia berusaha mencerna ucapan barusan,namun ia sama sekali tidak mengerti maksud dari Angel.
Jelas-jelas dia tidak berpacaran dengan Gerald.jangankan pacaran,rasa suka saja tidak ada tapi kenapa wanita barusan mengatakan hal seperti itu.
“woi!”
Jessica kaget,ia menetralisir jantungnya yang hampir copot.
“kaget jihan!”dengus kesal Jessica
“cie berangkat bareng idolanya para cewek-cewek.lihat aja pasti sebentar nama lo dibicarain dimana-mana!”ucap Jihan
“tapi lo tenang aja.kalo udah kayak gini gak ada yang berani sama lo karena lo itu ceweknya Gerald”
“eh bukan.tapi gebetan eh apa sih sebutan yang tepat buat lo sekarang”oceh jihan.
Jessica meninggalkan jihan yang masih mengoceh tak jelas di koridor sekolah
“lo pacaran sama Jessica?”mulut Glen sudah gatal sedari tadi,untuk menanyakan satu pertanyaan yang memenuhi isi kepalanya.
Gerald memberi jawaban dengan gelengan kepala tanpa ekspresi seraya mendudukkan badannya ditempat duduknya.
“terus lo kenapa berangkat bareng si jessica”kedua alis chamy terlihat tertekuk
“rumah gue sama dia berdekatan”jawab Gerald.
Kring...
Bunyi bel.tanda pelajaran akan segera dimulai.
Sesi tanya jawab seputar kejadian di parkiran terhenti karena bunyi bel,ketiga cowok yang penuh dengan rasa penasaran itu kembali ke tempat duduk masing-masing.------
“jessica.lo belum pulang?” Angel bertanya ketika melihat Jessica tengah duduk sendirian disalah satu kursi yang letaknya tidak terlalu jauh dari parkiran.
“Jessica disuruh Gerald nungguin dia”kali ini bukan suara Jessica yang terdengar melainkan Chamy yang menjawab dari arah belakang sambil memegang helm full facenya.
Angel manggut-manggut
“lo nggak cemburu?”tanya chamy
Pertanyaan chamy membuat Jessica mengetahui alasan kenapa tadi pagi Angel mengatakan hal seperti itu kepada dirinya.
“nggak kok.gue udah berjuang semampu gue tapi kalo dianya milih orang lain.gue bisa apa”
“gue cabut duluan.jemputan gue udah datang”Angel berlari kecil menuju mobil hitam yang terparkir didepan gerbang sekolah.
Tidak lama kemudian sosok yang ditunggu daritadi pun datang.
“gue duluan jes.tuh Gerald udah datang”ucap Chamy sambil menunjuk kearah belakang.
“lama nunggunya?”tanya Gerald
“nggak juga kok kak”jawab jessica sambil memberikan senyum terbaiknya.Sontak tangan Gerald mengacak rambut hitam pekat milik Jessica membuat gadis itu mendengus kesal tapi Gerald sangat lucu jika melihat wajah Jessica seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati
Randomtidak hanya menjalaninya karena memang harus dijalani tetapi juga mencintai takdir itu.