12

0 0 0
                                    

Matahari bersinar terang dengan rasa panas yang terpancar membuat Jessica dan Jihan malas bersempit-sempitan dikantin.dua orang itu lebih memilih memesan gofood dan makan didalam kelas.
Selesai mengisi perut,gadis itu malah diserang rasa kantuk.Jessica tertidur pulas sedangkan Jihan asik mengukir alisnya yang menurutnya belum rapi padahal kalo dilihat sudah pas.untuk gadis satu ini alis adalah segalanya.jadi,jangan heran melihat cewek itu sibuk mengatur alisnya dimana saja dan kapan saja.

Bunyi derap langkah membuat Jihan menileh kearah pintu kelas.terlihat Gerald yang diapit oleh Glen dan Johan.tak lupa dengan chamy dan beberapa anak-anak Ronix lainnya yang berada dibelakang tiga cowok bertubuh tegap itu.

“woi! Alis cicak,mau lo apain tuh alis.kasian tuh alis tiap hari diobrak-abrik sama lo”
Mendengar penuturan Johan,membuat Jihan ingin membakar manusia itu hidup-hidup.apa urusannya dengan cowok itu.alis punya dia,yang ukir dia,pensil alis juga belinya pakai uangnya dia.tapi,kenapa manusia didepannya songong sekali.
Cuaca yang panas ditambah manusia bernama Johan yang bermulut licin itu seakan ikut berkerja sama membuat darah naik.baru saja Jihan yang menyemprot Johan dengan berbagai umpatan dan kata-kata kasar.tapi,suara Gerald sudah mendahului.
“gue kesini mau pinjam pulpennya Jessica”ucap Gerald sambil berjalan menuju gadis yang sedang tertidur pulas menghadap ke tembok.diambilnya salah satu pulpen milik cewek itu tanpa membangunkan Jessica.kemudian,ia keluar dan diikuti teman-temannya yang lain.

Jihan cukup tertohok dengan maksud kedatangan Gerald.bagaimana mungkin seorang ketua geng Ronix yang tajir melintir dan memiliki banyak bawahan yang bisa disuruh-suruh olehnya datang kesana hanya untuk meminjam pulpen.

Teman-teman sekelasnya Jihan bertanya kepadanya kenapa tiba-tiba kelas mereka baru saja dipadati oleh anak-anak geng Ronix.Jihan hanya menjawab dengan gerakan dagu yang menunjuk kearah Jessica.
Saat ini mood gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Istirahat telah berakhir siswa-siswi mulai bersiap-siap mengikuti pelajaran selanjutnya.

.........
“buahhwaaa hahahahhaa”ketawa Chamy memecah memenuhi kelas
Untung saat ini ibu Novi belum masuk.kalo tidak chamy sudah pasti ditendang dari kelas.
“nih anak buldog napa lagi nih”heran  Johan
Chamy masih tertawa sambil menunjuk kearah Gerald.
Glen memutar wajah cowok yang ditunjuk kearah chamy.
“wajah setampan ini.bisa-bisanya lo ketawain.seharusnya lo tangisi diri lo yang dianugerahi wajah yang rada kayak buldog”ujar Glen
“bukan wajahnya yang lucu dodol tapi pulpennya”ucap Chamy
Mata mereka terfokus pada pulpen yang dipegang oleh Gerald dengan label milik Jessica Cendawati.rasanya begitu lucu Gerald yang terkenal dengan kekayaannya malah memakai pulpen pinjaman ditambah dengan label seolah menegaskan bahwa ini merupakan milik orang lain.
Gerald yang sadar akan label itu punk ikut tertawa.Keempat cowok itu tertawa sepuas-puasnya.

.
.
.

Anak-anak geng Ronix sudah berdiri didepan kelas sepuluh ipa satu.hal itu mampu membuat kaum hawa menjadi panas,dingin karena saat ini tatapan para cowok itu sedang menjelajahi isi kelas itu tapi jangan tanya arah tatapan Gerald karena sudah pasti,tatapannya hanya mengarah kepada Jessica.gadis pertama yang membuat Gerald menjadi bahan tertawaan.
Beberapa menit kemudian,guru tampak keluar dari kelas membuat anak-anak geng Ronix berhamburan masuk kedalam sana.
“Jessica mau ikut ke rumahnya Glen nggak?soalnya ada acara kecil-kecilan disana.”Gerald berdiri sambil memasukkan kedua tangan kedalam saku.hal itu menjadi kesempatan emas bagi para cewek disekitar.

Jessica terlihat menimang-nimang.
“sama Jihan juga,kan?”
“iya”bukan Gerald yang menjawab melainkan Johan yang sedang merangkul pundak cewek disampingnya.
“iya,kan ayang bebeb”Johan melepaskan rangkulannya.lalu,tangannya mengelus kepala cewek itu.setelah melakukan hal itu,Johan lari terbirit-birit keluar dari kelas sambil terkikik.
Jihan mencak-mencak dan sepersekian detik selanjutnya ia keluar berlari mengejar Johan sambil menyerukan nama cowok itu,tidak lupa dengan umpatan yang diikutsertakan.nyawa Johan saat ini sudah dianggap tidak aman oleh teman-temannya.
Bagaimana mungkin cowok itu aman-aman saja.jika,sudah membangunkan singa betina.paling tidak  wajah mulus cowok itu berubah bentuk atau ada lebam sedikit.teman-temannya masih bersyukur.setidaknya,teman mereka tidak dibuat sampai tertidur dalam peti jenazah.

“tuh Johan gak ada kapok-kapoknya.udah tau Jihan gila malah dibuat tambah gila”
“Johan kalo ketemu Jihan tuh anak gak bisa diam”
“sahabat gue nggak gila”tekan Jessica
“iya bu bos”kedua orang itu merutuki mulutnya yang mengatakan Jihan gila didepan sahabatnya sendiri yang saat ini menjadi cewek yang harus pikir dua kali lipat untuk didekati apalagi diganggu karena cowok bernama Gerald yang sangat disegani itu.
“ayo”ajak Gerald
“tapi nanti Jihan gimana?”
“tenang.nanti Jihan bakal nongol disana juga sama Johan”Glen meyakinkan Jessica.

Walau sudah menjadi mantan.Johan dan Jihan masih berhubungan baik.hanya saja mereka sehari pasti harus beradu mulut.entah itu johan yang mulai atau sebaliknya.Johan memang memiliki banyak cewek tetapi cewek yang paling ditakutinya hanyalah Jihan.
Johan juga selalu mengajak Jihan,saat ada acara geng Ronix.

Amor FatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang