EFU. 12 FLASHBACK II

1.3K 171 1
                                        

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
Hari hari sudah berlalu, sudah 2 tahun lamanya dan sekarang usia Varsten sudah beranjak 16tahun, dirinya semakin terlihat cantik, perlahan dirinya mencoba mendekatkan dirinya kepada keluarganya,namun semua sia-sia. Karena keluarganya masih menatapnya dengan tatapan benci, terutama Raja Vantae.

Hari ini, di Kerajaan Epiphanes sedang mengadakan acara pengangkatan pangeran Rajaster menjadi pangeran mahkota, disetiap sudut istana mereka sedang sibuk menghiasi kerajaan untuk acara malam ini. Ratu Zabeth yang sedang memeriksa keadaan kerajaan Bersama Pangeran Jersten, mereka memeriksa area lapangan dimanaa itu akan menjadi tempat para warga hadir, sementara Raja Vantae sedang rapat bersama mentri-mentri lainnya.

Dan, pangeran Rajaster sedang berada dikamar sambil menatap dirinya didepan cermin, ia terlalu tidak percaya jika hari ini adalah waktunya ia menjadi pangeran mahkota.

Namun, dirinya menatap seseorang dicermin itu, itu adalah Varsten yang sedang menatapnya, Rajaster membalikkan tubuhnya dan menatap Varsten yang masih terdiam disana.

"Sedang apa kau disini?" Ujar Rajaster dengan nada datarnya, Varsten melangkahkan kakinya mendekati Rajaster, Saudara pertamanya.

"Aku hanya ingin menemuimu." Varsten menatap setiap pahatan indah wajah Rajaster, saudaranya ini memang sangat tampan.

Rajaster melembutkan tatapannya saat menatap Varsten, Rajaster tidak pernah serius dalam membenci Varsten, memang saat kecil ia percaya dengan rumor itu, tapi makin dewasa ia bisa mengerti tentang apapun, tak jarang Rajaster selalu melewati kamar Varsten setiap malam, bahkan ia tahu jika adiknya ini selalu menangis di setiap malamnya.

Varsten saat melihat tatapan itu hanya bisa menundukkan wajahnya.

"A-aku, t-tolong perlakukan aku sebagai saudaramu sekali ini saja." Ucapan Varsten berhasil membuat Rajaster membeku, lidahnya terasa kaku saat mendengar ucapan Varsten.

Jadi selama ini, dia sudah menjadi saudara yang buruk untuk Varsten, ia hanya memerhatikan Jersten selama ini, tak tahu jika ada adik lain yang membutuhkan perhatiannya.

Rajaster mendekati Varsten, ia melingkari tangannya dipinggang sang adik dan membawanya kedalam bekapannya. Membuat Varsten membulatkan kedua matanya, dengan bahagia Varsten membalas pelukan Rajaster dengan tak kalah erat.

"Maafkan aku Varsten, aku kakak yang buruk, benarkan?" Versten menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa untuk tidak menangis, ia terisak dipeluk sang kakaknya.

Rajaster melepas pelukannya dan menghapus air mata adiknya, setelah ia lihat-lihat, ternyataa adiknya terlihat begitu cantik untuk ukuran pria, hidung mancung nya, mata rubah yang begitu indah.

"Stt, jangan menangis, sudah cukup menangisnya." Varsten menggelengkan kepalanya dan semakin terisak, ia menatap Rajaster.

"Kau terlalu sering menangis, maafkan aku sekali lagi." Rajaster kembali membawa Varsten kedalam pelukannya, Varsten memeluk erat pelukan sang kakak.

"Terimakasih, a-aku sudah lama menantikan pelukanmu." Rajaster terkekeh, ia mengusap rambut sang adik dan mengusapnya dengan lembut.

"Jangan berterimakasih, setelah ini aku akan mulai menjagamu, Varsten."

Everything For Us  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang