EFU. 13 FLASHBACK III 🔞

2.3K 190 7
                                        

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
                            
Saat ini, Varsten sedang bersama Benjamin. Sebenarnya Varsten yang mengajak Benjamin untuk bertemu, karena ada yang ingin dia katakan.

Setelah berhari-hari ia fikirkan, ia harus melakukan ini agar dirinya bisa bebas. Varsten dan Benjamin sudah berada ditaman yang dipenuhi oleh bunga-bunga indah, mereka sedang menikmati sejuknya angin sore.

"Apa yang ingin kau katakan, varsten?" Varsten menatap Benjamin yang sedang menatapnya, ia menatap kekasih nya yang terlihat tampan itu, walau Benjamin hanya seorang rakyat biasa, tapi ketampanannya benar-benar seperti seorang pangeran.

"Kau mencintaiku tidak?" Benjamin mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Varsten.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Aku sangat mencintaimu Varsten, bahkan apapun yang kau mau akan aku kabulkan." Varsten mengulas senyumannya membuat Benjamin kembali jatuh cinta kepada Varsten. Varsten benar-benar seperti seorang malaikat tak bersayap, Benjamin menyakini jika mencintai Varsten bukanlah hal yang salah.

"Aku juga mencintaimu, sangat." Varsten menggenggam tangan besar Benjamin, Benjamin menatap tangan mungil itu dan membalas genggamannya dengan tak kalah erat.

"Kau mau melakukan apa yang ingin aku mintakan? Janji dulu, kalau kau tidak akan menolak ini." Tanpa ragu Benjamin menganggukkan kepalanya.

"Aku berjanji."

"Apa yang harus aku lakukan?" Varsten menghirup nafasnya dalam-dalam.

"Kau bisa memegang pedang kan?" Benjamin menganggukkan kepalanya.

"Besok, bunuh aku." ntah petir dari mana, suara itu berhasil membuat jantung Benjamin terhenti sejenak, Benjamin terdiam seribu bahasa mendengar ucapan Varsten, membunuhnya?

"Apa maksudmu, aku tidak akan melakukan hal itu."

"Kau sudah berjanji padaku, tepatilah, aku mohon." Benjamin sudah berusaha untuk menahan air matanya, tapi tidak bisa. Ia menangis dan menggelengkan kepalanya, bagaimana ia bisa membunuh orang tercintanya?

"Sayang, aku mohon, bertahanlah, aku mencintaimu, Hestama, Jayden, jakey, Jungnaa, Riki, mereka mencintaimu, kau tidak sendirian, jangan lakukan hal itu." Varsten menatap mata Benjamin dengan lembut, ia menangkup wajah basah itu dan menghapus air mata Benjamin.

"Aku juga mencintai kalian, karena itu, biarkan aku tenang." Benjamin menggelengkan kepalanya dan membawa Varsten kedalam pelukannya, ia memeluk erat tubuh Varsten.

"Aku sudah terlalu lelah dengan dunia ini, biarkan aku beristirahat untuk kali ini, kau percayakan dengan reinkarnasi? Suatu saat nanti kita akan bertemu lagi." Benjamin sudah menangis mendengar ucapan Varsten, bahkan Varsten sendiri sudah menitikkan air matanya mendengar tangisan Benjamin.

"Varsten, jangan tinggalkan aku." Tangisan Varsten kembali pecah, ia memeluk Benjamin dengan erat, sangat erat, ia juga tidak ingin meninggalkan keenam cintanya itu, tapi bagaimana lagi? Ia sudah benar-benar lelah dengan keadaan ini, semua makin membenci dirinya, tak ada lagi kesempatan untuk dirinya dalam memperbaiki segalanya.

Everything For Us  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang