Omake: Yume [M]

1K 88 12
                                    

Lagi-lagi pagi mendatangkan sinar mentari yang terik. Membuat kelopak mata yang setia menutup menjadi terbuka karna disambut. Sukuna bangkit dari tidur seraya mencoba melawan cahaya yang menyerang kedua mata.

Ia melihat (Name) yang tertidur pulas diatas kursi. Namun, wanita itu tak memakai selimut ataupun pakaian hangat.

Sukuna menarik selimut yang ia pakai. Gerak tubuh yang tiba tiba menimbulkan denyit ranjang sehingga membuat (Name) sedikit bergerak dalam tidur.

Pria itu meletakkan selimut dengan pelan di pundak kecil (Name). Ia merapikan posisi selimut dan duduk tepat di depan muka sang budak.

Wajahnya begitu damai, dengan bibir yang tipis, hidung yang kecil, serta warna kulit putih pucat. Sukuna mendecih dan mengalihkan perhatian

"Apa aku sebegitu menyebalkannya hingga kau mendecih kesal?"

"Kau-"

Wanita itu membuka mata, melihat pria yang selama ini memperbudaknya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana tidak? Wanita itu baru saja tidur dalam surga _saking nyamannya_ Namun karna bunyi ranjang tua itu, ia terpaksa terbangun. Bukan- maksudku dipaksa untuk bangun.

(Name) bangkit, ia mengambil selimut dan berbaring di ranjang Sukuna.

"Jangan tanya, aku lelah. Biarkan aku tidur lebih lama, dasar iblis" ucap wanita itu yang dilanjut dengan dengkuran.

"Hah, sekarang dia berani"

.
.
.

(Name) sayup-sayup mendengar suara Sukuna. Ia mencoba membuka kelopak mata yang masih setia tertutup rapat.

"Akhirnya kau bangun juga budak" Sukuna menyambut (Name) seraya menutup pintu. Saat ini, (Name) berada di kamar tamu yang berada di kediaman sang designer.

Wanita itu terkejut. Ia bertanya-tanya bagaimana bisa ia tidur di ruangan itu. Namun, sekali melihat raut muka puas sang penakluk, ia tahu jawaban tanpa harus berfikir lebih panjang.

Apa lagi kalau bukan Sukuna yang menyeret tubuhnya untuk tidur disini? Tidak mungkin pria itu mengizinkan tubuh rendahan ini berbaring si ranjang yang sama dengannya.

"Apa? Kau mau apa?" Ucap (Name) mencoba melawan Sukuna.

"Panggil namaku"

_"Heh? Ada apa dengan pria besar ini?"_ inner (Name) bertanya-tanya.

"Kau kenapa?"

Tanpa mengindahkan pertanyaan sang budak, Sukuna mengapus jarak antar keduanya. Menaruh kepalanya di pundak kecil seraya melingkarkan tangan ke pinggang. Pria itu tiba-tiba bersikap aneh.

(Name) mencoba melepaskan pelukan, namun Sukuna menolak.

"Tuan Sukuna, jika kau tidak melepaskan ini maka aku tak bisa bergerak"

"Memang itu tujuanku"

"Hah?!"

"(Name), kau adalah budakku"

Sukuna mengecup leher putih (Name) yang sedari tadi ditelanjangi oleh iris merah darah. Gadis itu terpenjat, ia terkejut bahwa laki-laki ini tidak bercanda.

"Sebentar, Su-Sukuna!"

Sukuna melepas pelukan. Ia menatap langsung kedua iris kecoklatan yang nampak terkejut. Pria itu tersenyum puas. Sambil mengusap bibir bawahnya, sang pria menikmati karya yang baru saja ia buat hingga membuat kedua pipi (Name) semerah tomat.

"Hei, Sukuna, sadarlah!"

"Hm? Kau tidak berniat tuk mendorongku bukan? Tangan lemah itu tak pernah bisa mengalahkanku, (Name)" goda Sukuna menekan (Name) hingga ia terjepit diantara kepala ranjang dan tubuh Sukuna.

A Message (Sukuna x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang