Ruangan 4x4 meter itu (Name) duduk di tepi ranjang seraya menundukkan kepala. Bunyi jam digital menunjukkan pukul 00.00 menjadi tanda bahwa tengah malam telah tiba. Tanpa ada gerakan yang pasti, wanita itu terdiam mematung. Sampai detik berikutnya kedua tangan mulai mengacak-acak rambut, tubuh yang dibanting dan berguling di kasur. Ia pun berteriak tanpa suara.
"Bagaimana bisa aku membiarkan pria itu masuk rumah?!" Ucap (Name) menyesali perbuatannya.
Ia kembali menatap seorang pria yang tertidur pulas di sofa. Raut muka yang begitu damai, seperti bayi yang tidur dalam pelukan sang bunda.
Aish-hentikan kata kata polos dan murni itu untuk menggambarkan Sukuna. Pria itu tidak cocok dengan penggambaran itu.
(Name) kembali dalam mode serius. Ia benar-benar mempertanyakan hati yang telah buta.
"Pria itu hampir m-e-n-i-d-u-r-i-m-u, bodoh!" Ucapnya lagi seraya berkaca.
(Name) menghela nafas. Mencoba mengatur amarah akibat tindakan yang menurutnya tidak rasional. Benar, anggap saja wanita itu sedang khilaf.
"Kau. Apa yang sebenarnya kau sukai dari pria itu?!" Sambungnya menunjuk dirinya sendiri di kaca.
Alam imajinasinya menunjukkan momen ketika mereka bersama, mengerjakan kostum untuk event, merangkai pernak-pernik, menyusun tiap potongan kain yang diselimuti dengan suasana hangat.
(Name) mengingatnya dengan sangat jelas, bagaimana Sukuna memperlakukan tiap potongan kain, pernak-pernik, dan mesin jahit itu. Tatapan yang ia tunjukkan ketika bekerja, dan ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut tajam.
Sekali lagi, wanita itu menyukai apa yang tidak ada di dirinya, yaitu passion untuk mendesain.
Sukuna memiliki itu. Baik tatapan, ucapan, gerak-gerik. Semua hal yang Sukuna lakukan dalam satu bulan bersama. Ketika ia dealing dengan Prof Gojo, penyelenggara event, atau bahkan pemilik stok kain dan pernak-pernik. Semua yang Sukuna lakukan saat itu adalah hal yang tak bisa (Name) lakukan.
(Name) nampak menerima fakta yang membuat hatinya buta. Apakah ini yang dimaksud dengan manusia akan selalu mencari apa yang tidak ada dalam dirinya?
Wanita itu tidak paham apa itu cinta. Tapi setidaknya ia tahu penyebab tindakan diluar akal sehat.
Dapat disimpulkan, (Name) akan melakukan hal diluar akal hanya karna dia Sukuna. Pria yang berbakat dalam desain.
.
.
.(Name) melepas dekapan Sukuna, mendorong pria itu sehingga tercipta jarak untuk keduanya. Wanita itu menyerahkan kotak nasi, kunci mobil, dan handphone. Tanpa berucap apapun ia mendorong pria itu keluar rumah.
Dari dalam terdengar teriakan, "Dinginkan kepala atau kau akan benar-benar menyesali perbuatanmu karna menyentuhku!"
Memang benar gadis itu menyukai Sukuna. Tapi bukan berarti menyerahkan harga diri karna Sukuna sang penggoda wanita.
Sukuna tersenyum miring. Ia menerima fakta bahwa budaknya sedang menahan diri. Bagaimanapun, apa saja yang (Name) lakukan padanya akan membuat keterikatan Sukuna semakin besar.
Semenjak tindakan gila semalam, Sukuna sudah mengambil keputusan bahwa (Full Name) adalah miliknya.
.
.
.Saat ini, gedung yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan event terlihat begitu ramai. Ada yang merapikan kostum-kostum, menata panggung, lampu sorot, sound system bahkan sarana prasarana pendukung lainnya.
Sukuna berdiskusi dengan salah satu tim penyelenggara, sedangkan (Name) merapikan kostum yang dibuat oleh Sukuna untuk event ini.
Ada saat dimana wanita itu meminta bantuan terhadap salah satu pria yang ada di tim penyelenggara.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Message (Sukuna x Reader)
FanfictionGenre : Romance, Designer, College Bahasa baku Cover bukan milik penulis, di dapatkan dari Pinterest Karakter Ryomen Sukuna, Gojo Satoru, Shoko Eiri, Miya, Itadori Yuuji dan Nanami adalah milik Gege Akutami Alur cerita asli dari penulis WARNING! MAY...