Bagian 5 : Amarah - Perhatian

769 106 2
                                    

"Karna aku, sangat menyukai karyamu, Sukuna"

Kalimat itu terngiang-ngiang dalam otak Sukuna. Kedua matanya menatap langit malam yang menyajikan taburan bintang. Ia membuka jendela yang tadi dibuka oleh budaknya, yang membuat semuanya menjadi berantakan. Bodoh emang. Tapi itu sedikit menghibur kebosanan pria itu.

Saat ini jam digital menunjukan pukul 02.13. Seorang gadis masih tertidur diatas meja dengan selimut yang menutupi pugung kecilnya. Tebakan yang benar, pria itu sudah mengeksploitasi budaknya tanpa ampun. Karna di hari pertama bekerja, ia sudah dibuat lembur.

Sukuna berjalan mendekati manekin yang menunjukan karya baru. Menampilkan dress wanita selutut, dengan rok yang melingkar indah serta bagian bahu yang unik dan menarik.

Layaknya di dalam kartun pahlawan, bahu itu menampilkan sayap kecil dan lucu, seperti malaikat kecil.
Sukuna tersenyum puas, ia kembali ke jendela yang menghembuskan angin dingin. Kedua tangannya menutup daun pintu secara berlahan. Bisa-bisa budaknya terbangun dan sakit sebelum semua karya selesai. Lebih baik ia merawatnya sampai kerjasama ini berakhir.

.
.
.

Kicauan burung terdengar samar-samar. Menyadarkan diri bahwa sinar hendak menembus kelopak yang masih setia menutup. Selain suara burung, seseorang memanggil nama. Namun sang pemilik nama tidak menyadari sampai percikan air mengenai wajahnya,

"Mau sampai kapan kau bermalas-malasan, wahai budak?" Ucap Sukuna seraya memercikan air dari gelas.

Pria itu memakai kimono putih yang menampilkan tubuhnya. Sepertinya ia memang tak berniat untuk berpakaian. Apa gunanya memakai baju tapi ia membiarkan 80% bagian atas tubuhnya terbuka?

"Pagi yang sangat buruk, melihat wajah pria yang sangat dibenci dengan tubuh toplesnya. Bahkan, wajahku dibuat basah karna percikan air. Apa kau sedang berusaha mengutukku?! Dasar iblis"

"Memang" balas Sukuna seraya menatap rendah pada gadis yang mengirim sinyal kebencian.

Pria itu membalikkan badan, memerintahkan bocah yang tertidur untuk segera bangun dan pergi ke kampus. Setelah itu kembali lagi ke ruang kerjanya sampai desain pertama selesai.

_"Siap-siap hari lembur berikutnya"_ batin (Name)

(Name) segera bangun dan memanggil taxi. Ia kembali ke rumahnya, membersihkan diri dan mengganti pakaian. Setelah siap, ia berjalan ke kampus. Mumpung cuaca lagi menampakkan mentari yang indah dan langit yang biru memukau.

Suasana kampus seperti halnya pada umumnya. Ramai dengan mahasiswa, ricuh dengan obrolan ringan hingga penelitian ataupun suara berisik ketikan dari keyboard dan gesekan antara sepatu dan lantai.

Namun, bagi (Name) hari ini berbeda, karna tidak ada lagi serangga pengganggu yang berada disekelilingnya. Siapa lagi kalau bukan Ryomen Sukuna. Cukup menyenangkan, melegakan dan... Sangat cocok untuk menikmati healing.

Namun sesegera mungkin setelah kelas dimulai, gadis itu merutuki pria bertato yang sedang bersantai di apartemen (Meskipun sebenarnya Sukuna mengerjakan desainnya). Karna ia meninggalkan kelas desain dan membiarkan anggota kelompoknya kesulitan.

Sasuga, Sukuna, sang Desainer terkenal yang bahkan bakal mudah mendapatkan nilai sempurna tanpa harus bersusah payah mengikuti semua kelas.

Tanpa gadis itu sadari, sebuah pesan masuk ke smartphonenya. Menampilkan nama pria yang baru saja memenuhi otaknya.

Ryomen Sukuna
_S.O.S, kain untuk finishing terbakar_

.
.
.

"Sukuna!-"
"Kau lama sekali" sambut Sukuna setelah mendengar pintu terbuka, menampilkan sosok gadis 20-an dengan rambut acak-acakan, pakaian yang tak rapi sama sekali, serta keringat yang memenuhi kening dan pelipis.

A Message (Sukuna x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang