Chapter 5

1.7K 77 0
                                    

Pagi ini tak secerah pagi biasanya. Hujan deras terus mengguyur kota ini. Aku memilih tak keluar rumah meskipun ada mobil terparkir di garasi rumah. Aku duduk di ruang kerja ku. Menompang dagu di atas jemari dengan tangan ku membentuk tiang penyangga. Berfikir ketika perasaan ini kian tak bisa ku tahan lagi. Alasan apa yang akan ku beri pada dhike, aku berselingkuh mungkin tepat nya di hadapan dhike. Tak semudah yang di bayangkan langsung mengungkapkan nya. Janji yang pernah ku katakan padanya kini akan menjadi pengingkar. Harapan ku untuk bersama selama nya terhenti ketika perasaan ini menerpa hati ku.

Hp ku berdering "iya halo key" jawabku. Dhike menelfon ku di saat aku butuh pemikiran jernih. Sendirian tepat nya. Ia menyuruh ku untuk menemuinya di apartement. Tak tahu apa yang sedang ia inginkan padaku sehingga harus menemui nya di apartement.

"Kamu mau kemana?" tanya mama menghentikan langkah ku ke luar rumah

"Ee... Itu..." ucapku gugup

"Mau ketemu ve ya?"

"Hump... I..iya ma" jawab ku gugup sambil berbohong

"Bagus lah, oiya kemarin mama bertemu mama nya ve, mama membicarakan pernikahan kalian akan di percepat"

"Di percepat?" ucapku kaget

"Iya, mama lihat kamu dan ve sudah begitu akrab"

Aku hanya menjawab nya dengan senyum terpaksa. Aku melanjutkan langkah ku menuju garasi mobil dan segera menuju apartement dhike. Aku sampai di parkiran. Berat rasanya untuk menginjakkan kaki ini ke apartement dhike. Aku berfikir ketika mama membicarakan hal mempercepat pernikahan, aku merasa senang. Tapi di sisi lain aku merasa takut, bingung dan tak mengerti lagi alur kehidupan ku saat ini.

Aku keluar dari mobil, jalan pelan menuju apartement dhike. Hati ku berdegub kencang. Entah apa yang akan terjadi nantinya. Ku ketuk pintu nya. Aku di sambut senyum manis dhike. Mempersilahkan kan ku masuk.

"Ada apa key?" tanya ku

"Hmm gini, kemarin aku jalan2 ke suatu tempat gitu. Jadi dapat brosur ini" sambil menunjukkan nya padaku

Aku seketika kaget melihat brosur ini "maksud kamu apa key?" tanya ku

"Yah itu WO yang bisa kita pakai buat resepsi kita nanti" ucapnya semeringah

Seketika aku berdiri menatap nya tak percaya. "Kamu kenapa?" tanya nya

"Key, kamu lupa? Kita tak bisa ngelakuin resepsi seperti orang lain lakukan. Itu sama saja membuat kita terjebak dalam satu lubang yang sama" jelas ku

"Ya gpp nal, kan emang kita sudah merencanakan sebelum nya" ucapnya merangkul lengan ku manja

"Maaf, aku ngak bisa lakuin itu key" ucap ku melepaskan rangkulan nya

"Kenapa?" ucap nya kaget

"Pernikahan ku dengan ve akan di percepat" ucap ku memberanikan diri

"Apa?? Ngk mungkin, kamu udah janji sama aku nal, kamu akan nikahin aku sebelum kamu menikah dengan wanita pilihan orang tua kamu" ucap nya menahan tangis

"Jujur aku ngak tau lagi harus ngapain key, aku merasa aku sudah lelah dengan ini semua" ucapku

"Batalkan pernikahan itu nal!" ucapnya menarik lengan ku. Aku hanya membuang muka menahan semua rasa sakit. Rasa bersalah dan dosa ku.

"Gk semudah itu key, kamu kan tau apa yang sedang ku hadapi saat ini. Daaan....." seketika ucapan ku terhenti

"Dan apa nal?" tanya nya

Aku hanya membuang muka dengan gugup nya. "Apa jangan2 kamu mencintai wanita itu?" tanya nya menatap ku

"Apa maksud kamu key?" ucapku sedikit emosi

Bukan Kisah Siti NurbayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang