Chapter 9

1.5K 78 1
                                    

Diruangan yang sepi, tanpa ada suara-suara yang mengganggu kerjaanku. Yap hari sudah malam. Ku lihat jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Aku masih saja duduk di kursi kerja ku termenung. Padahal tak ada kerjaan lembur hari ini, tapi aku masih saja tak ingin bergerak dari ruangan ini.

Hp ku berdering mengagetkanku. "Iya hallo" jawab ku. Ternyata yang menelfon ku adalah adikku. Ia mengatakan untuk cepat pulang. Yap di rumah sekarang hanya ada aku dan adik2 ku. Mama pergi ke luar negeri ada urusan penting.

Malam yang tampak sepi ini seakan mewakilkan setiap kegundahan ku. Ketika harus memilih mempertahankan dan membiarkan. Bisakah aku kembali dengan perasaan yang sama setelah aku mendengar ucapan nya. Tapi aku hanya bisa berharap saat ini, berharap bahwa aku masih bisa kembali kepadanya.

#############

2 hari berlalu. Hari-hari ku sama seperti hari sebelumnya. Hati ku selalu di rudung ke gundahan. Tak bisakah aku melupakan nya begitu saja? Aku begitu mencintainya. Tapi harapan ku hanya sebatas mencintainya bukan mendapatkan dirinya seutuh nya.

"Pagi pak, ada yang mau bertemu dengan bapak" ucap sekretaris ku via telfon

"Iya" jawab ku

Aku hanya terdiam. Tertunduk. Sambil memainkan pulpen yang ada di meja ku. Hingga akhirnya aku terdengar suara hentakan kaki masuk keruangan ku. Aku sama sekali tak memperdulikan suara itu.

"Rinal~" panggil seseorang yang baru saja masuk ke ruangan ku. Seketika aku menoleh kearah nya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya ku cuek

"Aku cuma mau ngomong berdua sama kamu, sebentar saja" ucapnya

"Apa yang ingin kamu katakan lagi key? Kamu mau aku nikahin kamu? Baik lah, jika itu mau kamu"

"Bukan" ucapnya

"Truss apa?" tanya ku mengarah ke arah nya

"Kamu mencintai dia bukan?" tanya nya. Ketika ia menanyakan hal itu padaku aku langsung kaget dan bingung apa yang harus ku jawab. Ketika ingin menyerah tapi hati seakan tak mengizinkan nya

"Nal, miliki lah dia. Aku rela jika kamu bahagia bersama nya" lanjutnya

"Apa maksud kamu?"

"Aku hanya ingin lihat kamu bahagia nal :')"

"Tapi semua tidak bisa ku lanjutkan kembali" ucapku tertunduk

"Aku minta maaf atas foto2 itu nal, aku yang salah. Aku yang sudah mengharapkan mu dengan cara yang salah :'(" ucapnya menitihkan air mata

"Key~"

"Aku mohon maafin aku nal, apa perlu aku berlutut di hadapan mu atas segala kesalahan yang pernah ku perbuat"

"Key key, sudah lah. Tak perlu seperti ini. Aku sudah memaafkan mu" ucapku membangunkan tubuh nya yang separuh membungkuk hampir berlutut di hadapan ku

"Aku juga salah key, aku yang membuat semua ini terjadi. Tak seharusnya perasaan ini begitu saja hadir ketika aku masih memiliki mu"

"Nal, semua udh rencana tuhan. Aku yang pernah menjadi kekasih mu tak pantas menjadi pendamping mu, tapi orang lain yang baru kamu kenal lah adalah jodoh mu :')"

"Key~"

"Jalin kembali hubungan itu nal, aku benar-benar mendukung mu"

"Tapi, bagaimana dengan orang tua ve?"

"Itu urusan ku, intinya kamu usaha dulu. Yakinin orang tua nya kalau kamu serius" ucapnya sambil menepuk pundakku

Aku menatap dhike penuh senyum. Aku tak menyangka sifat nya begitu berubah. Aku harap semua tak seperti dulu key. Kamu benar-benar ikhlas untuk melepaskanku.

Bukan Kisah Siti NurbayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang