Chapter 6

1.5K 82 0
                                    

Kerjaan kantor yang lumayan banyak. Client juga makin hari makin banyak aja. Aku harus kerja semalaman buat menyelesaikan project-project ini.

"Pagi pak" sahut sektretaris ku masuk keruangan

"Iya, ada apa?"

"Ini ada titipan buat bapak" jelas sekretaris itu sambil memberikan sebuah amplop besar

"Ouh iya makasih" ucap ku kemudian mempersilahkan sekretaris itu kembali ke ruang kerja nya.

Ku lihat amplop ini dengan dahi mengkerut. Heran. Siapa yang mengirim kan ini? Tak ada satupun identitas yang ku dapat di balik amplop ini. Penasaran ku buka amplop itu. Ternyata ada 5 lembar foto dan seketika aku terkaget. Siapa yang foto ini? Akh! Berani-berani nya, foto ini tidak benar! Aku tak menyangka dia menjebak ku malam itu.

Tak lama mama masuk keruangan ku dengan wajah kecewa dan kemudian memarahiku. "Maksud kamu apa ini nal?" tanya mama dengan emosinya sambil menghempaskan lembaran foto ke meja kerja ku

"I...itu.. Semua bohong ma, rinal ngak pernah lakuin itu"

"Kamu bilang sama mama kalau kamu udah selesaiin semua nya sama dhike. Tapi apa? Kamu masih berhubungan kan sama dia?"

"Ma... Maaf ma, rinal ngaku salah. Tapi sekarang rinal udah benar2 ngk bersama dhike ma"

"Ngak penting mau dulu dan sekarang nal, mama ngk pengen foto ini sampai ke tangan orang tua ve!" jelas mama

"Iya ma, rinal usahain foto2 ini tidak akan sampai ke tangan orang tua ve" ucapku meyakini mama

Mama pun kemudian keluar dari ruangan ku. Aku terduduk di kursi kerja ku sambil mengusap wajah ku. Hal yang benar-benar membuat ku tak bisa berfikir dengan jernih. Tak ku sangka dhike berbuat semaunya. Merusak semua. Apa yang ia inginkan? Sebaiknya aku menemui nya dan meminta penjelasan padanya.

Ku ambil jaket ku dan langsung menuju parkiran dengan tergesa-gesanya. Ku lajukan mobil ku menuju apartement dhike. Sampai nya aku disana aku langsung jalan cepat hingga sampai di kamar nya. Ku ketuk beberapa kali pintu nya hingga ia menyambutku.

"Eh rinal, tumben kamu pagi2 kesini?" ucapnya sambil menebar senyum

Aku tarik lengan nya ke kamar dengan kuat. "Kamu kok kasar sekarang nal?" ucapnya meringis kesakitan di pergelangan lengan nya

"Apa maksud kamu dengan foto2 ini?" ucapku melihat kan foto2 itu dengan nada emosi

"Waah udah sampai ternyata kiriman nya, oiya mama kamu juga udah kan?" ucapnya santai

"Dhike!! Apa mau kamu? Aku ngak nyangka kamu berbuat seperti ini hingga menyebar fitnah!" ucapku membentak nya

"Kamu mau tau maksud aku apa? Kamu lupa? Janji kamu akan nikahin aku? Kamu benar2 lupa?" ucapnya kembali membalas dengan emosi nya

"Ka... Karena itu?" ucapku kaget

"Iya!" ucapnya menahan tangis

"Aku kira malam itu kamu menerima nya key"

"Ngk semudah membalikkan telapak tangan aku bisa melepaskan mu begitu saja nal :'("

Aku hanya menatap nya bingung. Aku tak menyangka malam itu. Malam yang ku kira adalah malam dimana dhike benar-benar menerima nya dan rela melepaskanku. "Nikahi aku nal? Aku mohon" ucapnya memelas padaku

"Maaf key aku ngak bisa" ucapku menunduk membuang muka

"Kamu benar2 mengingkari janji itu nal :'("

"Maaf key, aku salah. Kamu boleh benci dan marah sama aku. Aku terima"

"Nal~" ucapnya merangkul tanganku

Bukan Kisah Siti NurbayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang