Chapter 3

1.9K 81 2
                                    

Ve POV

Aku berjabat tangan dengan pria ini. Dia! Dia yang akan di jodohkan padaku? Hmm lumayan tampan. Tapi aku tak begitu yakin dengan ketampanan nya. Bisa saja tampan, tapi hati nya? Who's know?

Aku duduk di sebelah mama. Aku hanya menundukkan kepala ku. Kadang melihat-lihat ke sekeliling isi rumah. Tak lama perbincangan serius di mulai. Aku begitu mulai tak nyaman berlama-lama disini. Ingin rasa nya kembali ke kamar. Namun ketika hendak mengkode mama, mama malah menahan lengan ku. Memberi isyarat untuk tidak pergi dari pertemuan ini.

"Rinal? ve?" panggil papa kepada kami berdua

"Iya pa" jawab ku. "Ya om" jawab rinal

"Kalian belum mengenal lebih jauh kan? Jadi papa pengen kalian jalan berdua sekarang :)"

Hah?? Sekarang? "Kenapa sekarang pa?" ucapku menolak

"Ya gpp, lebih cepat mengenal lebih baik" jelas papa

Apa daya ku untuk bisa menolak. Papa, mama dan mama rinal. Orang tua. Orang yang sangat-sangat ku hormati. Tak mungkin aku menolak begitu saja di depan mereka. Tapi entah kenapa rinal begitu bahagia ketika mendengar pernyataan papa. Akh! Dia ngarep banget pengen jalan sama aku. Oh tuhan, aku harus apa lagi? Tak ada kah jalan selain tak harus berjalan berdua dengan pria ini?

"Nal, ajak ve jalan2 yah"

"Iya om :)" jawab nya. "Yuk :)" ajak rinal langsung berdiri mengeluarkan kunci mobilnya

Aku menaikkan satu alis sebelah kiri ku melihat nya mengajak ku jalan dengan santai nya. "Tapi pa..." ucapku kemudian di potong papa. "Ayo, kamu udah di ajak"

Dengan pasrah nya aku terima dengan rasa sedikit kesal "iya iya, tunggu aku ambil tas dulu". "Ok" jawabnya begitu santai.
Akupun menuju kamar mengambil tas dan kembali ke ruang tamu. Kenapa harus seperti ini? Bisa ngak ngak usah ada yang nama jodoh2an? Aaaa aku ngak tau lagi harus bagaimana.

"Kamu kenapa? Kok diem terus" tanya rinal padaku yang fokus menyetir mobil

"Ngk!" jawabku jutek

":) kamu belum punya pacar?" tanya nya

Seketika aku kaget "kenapa kamu nanya seperti itu?"

"Yah kali aja udh punya kan, ntr kalau aku jalan berdua sama kamu ada yang marah lagi. Jadi gimana? Punya atau ngk?"

"Ngk" jawabku singkat

"Hah?? Masa sih? Kamu cantik kek gini ngk punya pacar"

"Ngk usah banyak tanya! Sekarang kita mau kemana?" tanya ku mulai bete yang mengalihkan pembicaraan

"Kamu mau kemana?" tanya nya balik padaku. Aku semakin bete, ini orang kok bawel banget sih??

"Yah aku mana tau, yang nyetir kan kamu" ucapku bete sambil menggembungkan pipi

"Ih kamu lucu deh pipi nya di gituin :D"

Seketika aku terdiam sejenak. Kata-kata itu, kata-kata yang pernah di ucapkan oleh adyth ketika aku suka menggembungkan pipi. Apa ini? Serasa pria ini jelmaan adyth? Aah bukan? Dia sangat jauh berbeda dengan adyth.

"Kamu kenapa? Kok jadi bengong?"

"Ouh, gpp kok" jawab ku tersadar.

Aku dan rinal akhirnya tiba disuatu tempat. Tempat yang tak pernah ku datangi sebelum nya. Danau kecil yang indah, tempat nya yang asri. Aku merasa tempat ini nyaman. Ah aku suka tempat ini. Tapi dari mana dia bisa tau tempat ini? Aku lihat hanya ada aku dan dia yang ada di tempat ini. Tak ada orang lain. Apa jangan2 dia kan macam-macam padaku? Seketika aku mundur selangkah menjauhi nya sambil ketakutan.

Bukan Kisah Siti NurbayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang