૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 004⚶ִׁ

4K 132 3
                                    

𖥻04. MELEPAS? TIDAK MUNGKIN TERJADI.
__________________________________

Hallo, senang kalian membaca OB ini🫰 sudah saatnya aku kembali aktif mengurus ketiga anakku🫣🫶 sehat-sehat kalian, yang silent readers ga diajak.

BercYanDaaaaa Bercandyaaaa

btw, udah follow wp gurita belum? kalau belum, yuks bantu 300 followers 🙂❤ aku juga mau ingatin, ini lapak 17+ yang belum cukup umur minggir dulu🙂🙂🙂
•••

"Cukup kakak aja kamu pikirkan, jangan yang lain. Sebab, jika kamu berfikir kakak akan melepaskanmu, itu adalah hal yang mustahil terjadi." Sergio ini kayak cenayang, dia tahu apa yang Irish pikirkan.

Dari larangan keluar...

Gak boleh berteman sama orang lain.

Kemana-mana harus pergi bareng Sergio.

Hingga tidur pun harus ditemani.

"Jangan kayak gini, Kak. Kita saudara." Sebelah alis Sergio naik, kedua tangannya memeluk erat Irish. Persetan dengan kenyataan itu, Sergio tidak peduli.

"Kamu mau kakak beritahu semua orang kalau kamu punya kakak, hm?" Sergio menghapus jarak, susah payan Irish mengelak namun percuma Sergio tetaplah Sergio. Hidup mancung mereka berdua saling menempel Irish sampai menahan nafasnya.

Kenapa Sergio seegois itu?

Deg deg deg

Jelas terdengar degup jantung kencang Irish dan Sergio senang karena hanya kepada dirinya, cuma dirinya yang mendengarkan denyut jantung menggila tersebut.

Benda kenyal mendarat di bibir ranum Irish, Sergio menarik tengkuk adiknya dan sengaja mengigit bibir agar terbuka memberikan Sergio peluang mencicip tempat kesukaannya. Keduanya saling terpejam menikmati ah bukan lebih tepatnya Sergio. Irish merasa tertekan dan tersiksa diperlakukan seperti ini terus menerus.

Tangan nakal Sergio tidak tinggal diam, merambat turun ke buah dada Irish.

Drrt drtt

Irish bernafas lega mendengar suara deringan telfon milik Sergio, gadis itu mendorong pelan tubuh abangnya. Ia langsung mendapat tatapan tajam tanda tidak suka.

"Hp kakak bunyi," kata Irish memberitahu. Sergio mengangguk, jari telunjuknya mengusap bibir bengkak Irish karena ulahnya sendiri. Pemuda itu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan dari Liam.

See?

"Hal---"

Sergio menekan volume suara meninggi agar Irish mendengar suara Liam dan pengakuannya.

"Di mana Irish?"

Sergio melirik Irish sekilas, suara Liam terdengar begitu khawatir.

"Tidur." Netra Irish membulat sempurna, kebohongan apalagi itu? Menyelamatkan diri?

"Bangunkan, abang mau ngomong sesuatu padanya," tekan Liam terdengar tidak mau dibantah.

Obsession Brother [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang