૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 028⚶ִׁ

838 37 9
                                    

𖥻28. ABOUT YOU AND ME
___________________________

Satu tahun berlalu...

Sekali kedipan mata tahun berganti tahun, kehidupan berjalan sebagaimana mestinya, ada yang mendapat kebahagiaan, keberkahan hidup, dirindung duka berbulan-bulan yang tak berkesudahan. Kehilangan orang terkasih membekas, jejaknya sulit dilacak, berharap ada orang datang ke rumah membawa kabar bahagia. Namun, penantian itu sirna dimakan waktu. Kehilangan adalah bagian terburuk hidup, jika perginya jelas mungkin ikhlasnya perlahan berangsur-angsur.

Tetapi ini...

Kalah, pasrah kepada Tuhan adalah jalan terakhir mereka dengan sedikit harapan kembalinya putri satu-satunya keluarga Dirgantara. Beberapa remaja merayakan hari - hari di kampus, gelak tawa terdengar riuh, berfoto ria memamerkan pakaian putih hitam, menjalani masa OSPEK.

Liam dibayangi masa lalunya, keinginan serta harapan adiknya. Apakah di sana terwujud? Apakah ia baik-baik saja? Satu tahun lamanya keluarga Dirgantara meninggalkan kota, kecuali Liam dan keluarga kecilnya masih menghuni kediaman rumah megah menjulang tinggi. Orang tuanya memutuskan sementara waktu pergi ke Singapura, alih-alih memenangkan diri sejenak, tiap kali mendapat  telepon, Mama Juwi mengadu sembari menangis kala ia dihantui pikiran negatifnya.

Liam menatap layar laptop, melepaskan kacamata hitam dan meletakkan pulpen di atas tumpukan kertas. Saat ini ia sedang berada dicafe, menikmati secangkir kopi dan sepiring nasi goreng hangat.

"Kak, nasi goreng pakai daging dua, ya, kentang gorengnya satu, ayam krispy dua potong."

Liam mendongakkan kepala mendengar suara familiar menyapa gendang telinganya. Pandangannya menyapu sekeliling, mencari sosok pemilik suara lembut. Berdiri, nafas pria itu tercekat menangkap siluet seorang perempuan berbadan dua, duduk sembari mengusap perutnya.

 Berdiri, nafas pria itu tercekat menangkap siluet seorang perempuan berbadan dua, duduk sembari mengusap perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ir-Irish? Dek? In-ini kamu?" ucap Liam terbata-bata, terkejut setengah mati. Mundur beberapa langkah dengan tangan bergetar menutup mulut.

Si empu mendongak, sama terkejutnya. Bibirnya mendadak kelu mengucapkan sepatah kata menjelaskan keadannya sekarang yang jauh dari kata baik-baik saja. Pada akhirnya, senyum tipis melengkung, pelupuk matanya menggenang cairan kristal.

Luruh Liam, terjatuh dihadapan adiknya, adik perempuan satu-satunya mengandung. Ia genggam tangan Irish, terasa dingin dan tampak lebih kurus.

"Siapa ayahnya, sayang?" tanya Liam mati-matian menahan tangis. Rahangnya mengeras, sebelah tangan terkepal erat hingga terlihat memutih. Irish menunduk, menyeka cepat air matanya, menggeleng kecil.

"Jangan takut, bilang sekarang, Dek," pujuk Liam menatap sayu perut buncit Irish.

"Kak Gio, dia yang udah ngehamilin Irish."

"ENGGAK MUNGKIN, ENGGAK ENGGAK!" seru Liam berdiri tegak, memburu nafasnya seolah ia selesai berlari panjang ribuan kilometer, peluh keringat mengaliri area jenjang leher, tubuh tegap pria itu kembali terjatuh, matanya memejam, ia pukul dadanya dan berteriak.

Obsession Brother [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang