૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 030⚶ִׁ

651 31 2
                                    

𖥻30. HARSA YANG PERLAHAN MEMUDAR
_______________________________________

TERJADI KECELAKAAN MAUT DI JALAN MERAH PUTIH. SEORANG PEREMPUAN YANG BELUM DIKETAHUI IDENTITASNYA DILARIKAN RUMAH SAKIT THEODORE, DENPASAR, BALI.

Hujan lebat mengguyur jalanan raya, kaca mobil mengabut dibuatnya, beruntung keempat pria itu tiba selamat di bandara karena badai ikut menerpa, bersuara guruh memekakkan telinga. Lima belas menit yang lalu, Sendyakala mengabarkan bahwa ia menemukan titik lokasi Sergio berada.

Jalan Merah Putih.

Pikiran Liam berkelana, reka ulang kejadian beberapa tahun lalu, perlakuannya kepada Irish dan mempercayai Sergio sepenuh hati. Andai mesin waktu benar keberadaannya, Liam ingin memperbaiki kesalahan. Kedua mata lelah pria itu menatap jendela mobil, memperhatikan kegiatan banyak manusia sepanjang jalan berteduh menepi. Ada yang sengaja menerobos dinginnya malam.

Tepukan pelan dibahunya membuat sang empu tersentak kecil, tanpa disadari sebulir cairan kristal menetes disudut mata.

"Pa, Liam percaya Irish baik-baik aja," katanya menolehkan kepala menatap Ronald dengan pandangan terluka.  "Liam gak nyangka punya adik sebejad dan segila Sergio," tambahnya, mengepalkan kedua tangan sehingga urat menonjol jelas.

"Pasti Sergio punya alasan kenapa dia melakukan-"

"Papa ngebela Sergio?!" cerca Liam memotong cepat ucapan Ronald.

Pria memakai kemeja itu melipat kedua tangan di depan dada. "Papa tidak bilang membela Sergio, kenapa cepat kamu menyimpulkan? Papa tahu kamu teramat mengkhawatirkan kondisi dan keadaan Irish. Bukan cuma kamu, kita semua salah, Liam."

"Apapun itu alasannya, Pa. Jangan pernah tahan Liam  ngehabisin Sergio kali ini kalau terjadi sesuatu kepada adikku," tekan Liam pada kalimat terakhirnya. "Liam ga akan bisa memaafkan diri sendiri," gumamnya.

Sargeo dan Sergio adalah saudara kembar.  Liam anak sulung, Irish anak bungsu perempuan satu-satunya di keluarga Dirgantara. Sejak Liam mengenyam dunia bisnis ikut Ronald ke Singapura, ia dibutakan materi, materi, dan melupakan adik perempuannya, yang dulu sangat dinantikan kelahirannya.

Hanya Sargeo yang waras. Namun, pengakuan dan suaranya tak pernah didengar justru selalu Sergio diandalkan dalam urus-mengurus dunia Irish. Didekam dalam rumah bertahun-tahun, mimpinya dicekal.

Ronald melirik Liam sekilas, di saat kalut akan pikiran negatif mengenai segala kemungkinan. Anak sulungnya tak mampu berfikir jenih, menyimpulkan suatu hal dengan cepat, sudut bibir Ronald tertarik tipis.

"Papa, Liam, Orion akan menemui Sergio dan Sendyakal. Alaska pergilah ke rumah sakit Theodore, anak buah suruhan saya ada di sana." Ronald memberi instruksi, tiga menit lalu anak buahnya memberitahu sempat bertemu Sendyakala di persimpangan yang entah di mana lokasinya. Karena tidak tahu bagaimana rupa wajah Irish, dengan penuh keyakinan anak buah Ronald memutuskan ikut pergi mengantar korban kecelakaan ke rumah sakit terdekat guna memastikan. Usai memberi kabar, anak buah Ronald mengirimkan foto korban kecelakaan tersebut.

Wajahnya belum dikenali sebab warna darah pekat menghiasi. Ronald mendadak tidak enak perasaan melihat postur tubuh perempuan itu rasa pernah ia jumpai sebelumnya.

'Tuhan, lindungi kedua anakku di manapun ia berada,' ucap Ronald membatin penuh harap. Perasaan penyesalan hinggap didadanya, berisik akan kata 'seharusnya' 'seharusnya' dan 'seharusnya' lantas apakah setelah kejadian memilukan ini akan 'berakhir baik-baik saja?'

Obsession Brother [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang