𖥻29. JIWANYA DIRASUKI KEMALANGAN
_______________________________________"Lacak dulu keberadaan adek gue, cepetan! Katanya lo suka Irish, heh?"
"Gue gak mau tahu lo harus berhasil, pokoknya harus berhasil. Irish bahaya banget sama si Gio. Orion, lo udah gak cinta lagi sama Irish? Lo rela adek gue diapa-apain Gio?"
"Gue bakal kasih apapun yang lo mau. Gue janji, tolong keluarga gue sekali ini aja, Yon."
Delapan jam lalu, tepat pukul dua dini hari Sargeo menghantui Orion memakai banyak macam rayuan maut, awalnya pemuda itu ragu sebab rasa kagum kepada Irish tidak lagi ada dihati, sebab rasa suka musnah dimakan waktu. Irish tak lagi menarik. Sargeo tentu terkejut bukan main, kali pertama bertemu Irish ada binar dimata sahabat SMAnya kala itu. Lantas, kenapa Orion mengatakan ia tidak menyukai Irish lagi, bisakah perasaan berlalu lalang? Datang tanpa bisa dicegah, pergi begitu saja?
Orion mengatakan, "Gue udah cut off adek lo, Geo." Secara terang-terangan, awal mengakui Sargeo kira Orion sungguh-sungguh dan berniat mendekati Irish ternyata perkiraannya salah.
"Gue cuma suka, doang, gak terobsesi kayak kembaran lo," tambah Orion berhasil membungkam mulut cerewet Sargeo, diakhiri kekehan agar suasana tidak terlalu canggung.
"Lo tau kembaran lo licik. Bakal gue bantu, Geo. Gue lagi gak pengen feedback, gue ikhlas bantu keluarga lo," katanya sebagai akhir penutup obrolan jam dua dini hari.
Pukul sepuluh pagi apartement Sargeo kedatangan Liam dan Alaska, Orion mempersilakan kedua pria itu masuk dan menyuguhkan minuman, cemilan. Irish cantik, ia akui. Bagaimana seorang Sergio tidak tergila-gila kepada adik kandungnya sendiri?
Liam menatap lekat layar monitor menampilkan beberapa huruf yang tidak ia mengerti, hampir satu jam bergulat dengan layar itu, terdengar desahan kecil dari Orion.
"Kita kehilangan jejak, terakhir kali lokasi ada di Jawa Timur, Surabaya. Semua koneksi diputus Sergio, dia lebih pintar ketimbang gue, dia tahu bakal ada orang yang ngelacak keberadaanya," papar Orion menggulir layar melalui mouse. Liam mengusap wajah frustasi.
"Kehilangan jejak bukan berarti perjalanan mencari Irish berakhir, kita masih punya banyak waktu dan kesempatan," celetuk Alaska diangguki Orion.
Pemuda dengan kacamata bertengger dihidung mancung bak prosotan TK memutar kursi menatap bergantian dua pria. "Gue punya teman di Jawa Timur, pencarian gue lakuin tadi jam lima pagi. Irish dan Sergio meninggalkan Surabaya sekitar jam tujuh pagi, berdoa aja. Harapan kita satu-satunya adalah teman gue," ucap Orion mengambil ponsel, mengecek roomchat di aplikasi WhatsApp.
Orion Sebasta bukanlah seorang hacker berpengalaman, dia termasuk kategori pemula yang baru tiga bulan ini terjun, berkat bimbingan senior, Orion mulai memahami trick dan lancar melacak keberadaan orang, Orion pula pernah meretas data-data salah satu teman SMAnya.
Ah, karena Orion memiliki rasa kasihan jadi ia pun tidak mau meneror, takut timbal balik. Ia menggeluti profesi seorang hacker alih-alih hobi belaka.
Sejak pertemuan terakhir bersama Irish, perasaan suka Orion hilang. Kedua, mengetahui Irish dijodohkan bersama pria pilihan abang sulungnya sendiri termasuk kedua orangtuanya, Orion memilih mundur, alasan ia berjuang tidak ada lagi.
Orion kini hanya bisa berdoa untuk kebaikan Irish, berharap di sana perempuan yang pernah ia kagumi baik-baik saja meskipun kecil kemungkinan. Jujur, hati Orion sakit mendengar kali pertama dari mulut Sargeo, Irish diculik dan obsesi Sergio kian menggila.
ting
Sendyakala
Bali, Denpasar.
Gue ngikutin mobil si Gio anjing.
Sayangnya, gue kehilangan jejak. Mobil
gue mogok tengah jalan.
Sorry, Yon. Gak bisa bantu lo banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Brother [ ON GOING ]
Romance"Dia milikku, selamanya akan menjadi milikku. Coba saja rebut, jika dia mampu berpaling dariku maka dia kuserahkan padamu." Sergio Zaryan Dirgantara. Sergio memiliki seribu cara agar Irish menjadi miliknya. Awal perjalanan menaklukkan sang adik berj...