૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 007⚶ִׁ

3.3K 120 15
                                    

𖥻07. TERTARIK BERSAING
___________________________

Dua hari setelah kejadian di mana Liam mengambil keputusan, siapa sangka Sergio mogok bicara dan mengacuhkan Irish. Sempat bertengkar dengan saudara kembarnya karena Irish. Namun, keputusan Sergio tidak mengubah segalanya.

Irish tetap homeschooling.

Sargeo memiliki stok kesabaran lumayan tebal. Untungnya ia tidak mengajak adu otot, hufft. Ia tidak pernah berfikir mempunyai saudara yang memiliki sifat keras kepala dan egois seperti itu. Sargeo sempat mengancam Sergio, hasilnya nihil pemuda memiliki tato kupu-kupu di lengan kirinya tidak takut sama sekali.

Ia merasa tertantang.

Dengan senyum misterius itu.

Sergio Zaryan Dirgantara dan Sargeo Zargan Dirgantara. Dan yang lebih menarik dibahas adalah Sergio, adik dari Sargeo yang lahir 10 menit setelah Sargeo melihat dunia. Dulu sewaktu mereka kecil, sangat akrab. Kini, jembatan tak kasat mata membentang luas menjadi penghalang hubungan mereka berdua.

Dekat tapi tidak akrab.

Satu rumah, saudara, tapi tampak asing.

Sergio memiliki tinggi 179 Cm, ciri khas terletak pada tato kupu-kupu di lengan kiri dan gelang hitam di pergelangan tangan. Ia cukup lebih dingin dari es, hidung mancung bak perosotan, netra tajam lebih tajam dari ujung pisau.

Sergio menyukai coklat panas.

Dia juga merupakan Presiden Mahasiswa di kampusnya. Banyak perempuan mencoba mendekati pemuda itu. Namun, tidak ada satupun yang dapat memikat hati Sergio. Di kampus pun, Sergio berbicara jika itu penting. Selebihnya? Ia lebih banyak bergelut dengan buku-buku tebal.

No, Sergio bukan seorang kutu buku.

Pemuda tampan itu juga lebih suka memakai baju kemeja putih tipis.

Sergio punya teman. Tapi, ia lebih sering menghabiskan waktu sendiri.

Sedangkan Sargeo? Kebalikan dari Sergio.

Dia tidak kalah ganteng. Sargeo memiliki mata teduh yang di mana saat di tatap kita mampu tenggelam. Sargeo lebih pendek dari Sergio. Dan, dia lebih aktif suka apapun asalkan halal katanya.

Hufft

Irish menatap nampan dan pintu kecoklatan bergantian. Sudah 2 hari berlalu Sergio mendiami nya, dan hal tersebut membuat Irish tidak tenang. Ia perlu berbicara pada Sergio. Sayangnya, Sargeo tidak mengikuti organisasi apapun, ia tidak mau ribet dan repot. Cukup dengan tugas menumpuk ia tidak mau menambah beban hidupnya lagi. Meskipun mereka kembar, bukan berarti harus kuliah di universitas yang sama 'kan?

Dengan tangannya yang kecil, Irish mendorong pelan pintu kamar Sergio. Sudah menjadi kebiasannya sedari kecil masuk tanpa mengucapkan permisi atau sekedar mengetuk pintu.

Rasanya aneh sehari saja Sergio tidak mengancamnya.

Tunggu dulu, apa tadi?

"Kak," panggil Irish menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Netranya menyapu ke sekeliling ruangan, seperti biasa kamar Sergio wangi maskulin khas cowok itu.

Tidak ada orang.

Irish membuka pintu lebar-lebar dan mendalami kamar Sergio. Ia letak nampan di meja kecil yang terletak di samping kursi.

"Kak Gio di mana?"

Tidak sahutan..

Irish menghela nafasnya. Kenapa ia harus repot begini?

Bukankah kebebasan adalah haknya?

Bukankah dirinya senang tidak diganggu Sergio lagi?

Irish bertanya tanya dalam hati, apa yang terjadi pada dirinya?

Obsession Brother [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang