૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 008 ⚶ִׁ

2.9K 102 1
                                    

𖥻08. HUKUMAN KECIL
______________________

"HEH GEO, LO DI SINI? WAIT, WAIT, INI BENERAN LO?"

Atmosfir setempat tadinya sempat menegang karena perang dingin antara si kembar. Waktu berjalan begitu cepat, kehadiran seorang pemuda khas tampang watados berhasil merubah suasana menjadi sedikit hangat. Tanpa malu, ia meneriaki nama Sargeo. Saat mendekat pun, pemuda gila itu mengitari Sargeo.

'Siapa dia?' pikir Irish menatap aneh pemuda itu.

Pletak

Sargeo menoyor kepala pemuda itu, mendumel kesal.

"Lo pikir siapa lagi, Kudanil?!" tanya Sargeo gemas, saking gemasnya ia ingin mencakar wajah pemuda di depannya.

Mungkin urat malunya sudah putus.

Orion Sebasta, itulah nama lengkapnya sekaligus memiliki sifat absurd bin ajaib. Sama gilanya seperti Sargeo. Mereka berdua ngumpul dijamin suasana semakin hangat dan mencair. Ada saja topik random yang dibahas, terkadang ghibah sampai guru BK SMA mereka dulu menjadi sasaran empuk Orion.

Yah, mereka berdua ... ralat, bertiga maksudnya satu sekolah dan satu kelas selama tiga tahun berturut-turt. Sayangnya, masa depan memisahkan mereka di Universitas dan jurusan yang berbeda. Jadi, wajar saja Orion terlihat heboh bertemu kawan lamanya.

"Dia siapa?" Pandangan Orion jatuh pada Irish. Wajah cantik tanpa polesan make up, natural sekali dan mungkin Orion jatuh cinta pada pandangan pertama. Dunia Orion tenggelam dalam tatapan teduh Irish.

"Adik perempuan gue satu-satunya, Irish." Sargeo memperkenalkan Irish . Jika ia menjodohkan Orion dan Irish bukanlah terdengar konyol?

Selama beberapa tahun ini, mereka misscomunication karena disibukkan tugas kuliah, masalah ini dan itu.

"Cantik," puji Orion tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Irish.

"Hai, gue Orion." Pemuda itu ingin kenalan lebih dalam lagi Irish, entah kenapa ia merasa tertarik. Sedangkan Irish menatap tangan Orion kemudian diulurkannya juga tangannya.

"Ayo pulang." Belum sempat menjawab, Sergio menarik kasar tangan Irish.

"Heh." Tanpa takut sedikitpun Orion menarik lengan Irish. Ia tau, Sergio si pemuda irit suara dan khas mata tajamnya.

"Lo gak bisa bawa Irish gitu aja," katanya tidak terima. Irish menatap Sargeo mengode untuk diminta bantu. Irish benci di situasi seperti ini, memuakkan walau ia baru kali pertama merasakan dan dirinya tidak pernah dekat cowok lain selain Sergio dan anggota keluarga.

Dari tatapan dan cara menarik, Irish tau Sergio sedang menahan amarahnya.

Sebelah alis Sergio tertekuk. "Lepasin tangannya," perintahnya tegas.

"Gak bisa, gue mau kenalan dulu sama Irish."

Sargeo menepuk jidatnya, bodoh! Ia menyumpah serapahi nama Orion berkali-kali. Tingkah temannya seperti bocah saja.

"Gak punya waktu."

Orion tertawa geli. Ia mengedipkan sebelah mata genit pada Irish dan itu berhasil membuat urat-urat di sekitar rahang Sergio terlihat, giginya bergelemutuk.

"Shit, ayo Irish!" Sergio memaksa lagi, menarik tangan Irish.

'Bang Geo...' lirih Irish, kedua netra gelap itu berkaca-kaca. Ia tidak bisa menebak alur selanjutnya.

Dan mengode Sargeo adalah kesalahan besar. Pemuda itu tidak akan peka lingkungan sekitarnya, sinyal dikepalanya selalu di bawah 4G.

"Gue suka adek lo," ungkap Orion serius.

Obsession Brother [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang