1. Bertekad

185 7 0
                                    

HALO HALO SEMUANYAA!

KALIAN BACA INI JAM BERAPA?

SEHAT KAN? SEMOGA KALIAN SEMUA SELALU SEHAATTT

OKEE LANGSUNG AJA KALI YAA..

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DISETIAP PARAGRAF NYA.

PASTI ADA YANG TYPO SECARA GAK SENGAJA, JADI.. TOLONG KASIH TAU YAA? BIAR AKU PERBAIKI LAGI.
  

***

HAPPY READING

.
.
.
.
.

♡♡♡

"BIAA!! CEPETAN KELUAR, ITU TEMEN KAMU UDAH NYAMPER!" Dinara, ibunda dari gadis itu berteriak kencang karena putri sulung nya tak kunjung keluar dari kamar nya.

"IYA BUNDA! SEBENTAR LAGI INI!" jawab Abiasya tak kalah kencang. Yaa, gadis dengan nama lengkap Grizzly Abiasya itu kadang memang suka lama siap-siap nya. Entah perbuatan apa yang membuat ia berlama-lama itu.

"Sebentar, ya? Ini Bia emang suka lama siap-siap nya, gatau tuh ngapain. Mandi kembang tujuh rupa dulu, mungkin, ya?" ujar Dinara pada temannya Abiasya sembari terkekeh.

"Bunda bisa aja," ujar Deina, salah satu teman Abiasya. Lebih tepatnya dekat karena mereka bertetangga. Rumah nya dan Deina bersebelahan. Semua teman Abiasya memanggil Dinara dengan panggilan 'Bunda' karena Dinara sendiri yang memintanya. Agar tidak canggung katanya, anggap saja Bunda sendiri.

Tak lama kemudian Abiasya turun dari tangga. "HALLO PARA PENS! ABIASYA YANG CANTIK, IMUT DAN LUCU INI DATANG! MANA DONG KARPET MERAHNYA?!" teriak Abiasya. Gadis berkulit putih susu dengan balutan seragam sekolah juga rambut panjang sepinggang dengan poni tipis disamping itu turun dari tangga.

"Aduh kamu, Bia, hobi nya tuh teriak-teriak mulu, emang disini hutan apa?!"

"Hehe sorry Bunbun," sahut Abiasya sembari mengangkat kedua tangannya berbentuk angka dua, peace.

"Yaudah Bun, aku mau berangkat dulu. Dadah," pamit Abiasya pada Dinara, bundanya sembari mencium punggung tangan Dinara dilanjut dengan Deina.

Seakan tersadar sesuatu ada yang kurang, Abiasya bertanya pada Dinara. "Oiya Bun, Ayah kemana? Udah berangkat?"

"Iya, tadi lagi kamu mandi. Abisnya Ayah mau nungguin kamu, tapi kamu mandinya berabad-abad. Dah sana berangkat, nanti telat lagi."

"Astaga Bun, gak berabad-abad juga kali, kbl kbl kbl kesel buanget loh!" ujar Abiasya pura-pura merajuk. "Dah ah, anak Bunda yang cantik, lucu dan imut ini mau berangkat dulu. Dadah!!" Itulah Abiasya, dengan segala tingkah laku nya yang selalu membuat Dinara, Bunda nya menggelengkan kepala setiap melihat tingkah laku putri nya itu.

***

Abiasya sudah sampai dikelas nya. Ia menghembuskan napas lelah. Pasti sahabatnya itu sedang berada di perpustakaan sekolah, melihat pujaan hatinya yang sedang belajar sembari sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.

Mengapa ia tahu? Karena tas purple sahabatnya itu sudah stay ditempatnya.

Jinara Giralda. Gadis dengan rambut sepunggung juga pipi chuby membuat ia terlihat imut. Biasa dipanggil Jinara oleh teman nya, tetapi tidak dengan Abiasya. Ia selalu memanggil Jinara dengan sebutan 'Jin' atau 'Jina.' Meski sudah ditolak mentah-mentah, tetapi tidak membuat Abiasya mengganti nama panggilan nya. 'Jin' itu nama kesayangan khusus dari sahabat lo tercintah!' Begitu ujarnya, membuat Jinara pasrah. Mau tak mau ia harus mau.

Mereka sudah berteman sejak sekolah menengah pertama. Orang tua Bia dan Jinara berteman dan sering berkunjung, itu yang membuat mereka dekat, hingga sekarang.

Babunya Si Ketua Basket-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang