7. Negatif thingking

76 6 0
                                    

HALOOO!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DISETIAP PARAGRAF NYAA!

TANDAI TYPO!

.
.
.
.

HAPPY READING

"Darimana Bi?" Bia langsung ditanya oleh sahabat satu-satunya itu saat masuk kelas.

"Ada urusan bentar, nanti gue cerita sama lo."

Jinara menganggukan kepalanya. "Plis Bia! Lo harus tau, tadi gue disapa sama Rio anjir!"

"Oh ya? Terus gimana?"

"Gue diajak ke mall anjir, suruh nemenin dia ngambil pesenan Mama nya! Aaaaa seneng banget gue Biaaaa!"

Bia melototkan matanya. "Seriusan gila?! GILA! Gue yakin nanti di mall lo tremor parah si," kata Bia.

"Ya makannya itu gue takut gila, takut malah Rio yang risih. Tapi gue berterima kasih, sih, sama lo." Bia mengerutkan keningnya.

"Berterima kasih buat apaan?"

"Ya karena lo jadi babu nya Aznal. Coba ni ya, kalo lo gak jadi babu si doi, otomatis gue juga gabakal deket sama Rio lah. MAKASIH BIAAAAAA!!!!"

Mendengar itu, Bia memutar bola matanya. "Jadi lo gunain kesempatan ini buat deketin Rio? Ck, gue tertekan karena disuruh mulu, lo malah seneng."

"Bwahaha! Tenang, gue doain lo suka sama Aznal biar nanti kita bisa double date."

"Ogah, amit-amit ya Jin!" Jinara hanya tertawa melihat respon Bia.

***
Jam pulang sekolah yang mengharuskan Bia pulang ke rumah diurungkan karena ulah cowok nyebelin nya itu tiba-tiba mencegat nya.

"Apa sih? Gue mau pulang! Gak denger apa bel udah bunyi kenceng banget?"

"Lo lupa?"

"Lupa apaan lagi? Gak jel–" ucapan Bia terhenti dikala ia mengingat saat di rooftop tadi.

Aznal melihat Bia berhenti bicara mengerutkan keningnya bingung.

"Hm?" Aznal memiringkan kepalanya sembari menatap Bia menunggu jawaban.

"A-aduh, kayanya gak bisa deh. Gue malu baru kemarin ke rumah lo terus sekarang ke rumah lo lagi. Enggak deh kayanya, kapan-kapan aja boleh ya, ya, ya?"

Aznal menganggukan kepalanya membuat Biaa sumringah. "Umma juga ada urusan."

"Yes! Maka–"

"Tapi lo tetep harus temenin gue."

"DIH! KOK?!"

"Nolak?" tanya Aznal.

"Iya, gue nolak."

"Lo masih babu gue kalo lup–"

"Ish! Iya, iya!

Aznal tersenyum tipis, reflek tangan nya mengusap lembut rambut Bia membuat sang empunya menegang.

Abiasya merasa jantung nya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya saat tangan Aznal mengusap rambut nya. Tak sampai satu menit, Bia langsung menepiskan tangan Aznal.

"Ih, rambut badas gue jadi jelek karena disentuh sama lo!" erang Bia lalu melenggang meninggalkan Aznal.

Aznal yang melihat Bia hanya terkekeh kecil. Lalu ikut melangkah menyusul Asya, babu nya.

***
Abiasya melangkahkan kaki nya dengan cepat meninggalkan Aznal. Si cowok nyebelin nya itu sungguh sangat sangat amat nyebelin. Bia jadi menyesal telah menolong Tania, yang mengakibatkan ia berurusan dengan Aznal.

Babunya Si Ketua Basket-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang