9. Nasi goreng dan Cowok gila

76 7 0
                                    

Hloww! Aku up lagi!

Gimana harinya hari ini?

Ada yang udah ujian, atau ujian nya minggu ini?

Aku mau ngasih tau juga, mungkin selama semingguan kedepan aku gak bakal up dulu karena aku mau uas. Terus kemarin-kemarin aku gak up karena stres namatin tugas-tugas yang belum, ditambah ngapalin buat persiapan ujian, huhu😵

Maaf readers, nanti setelah semuanya beres aku bakal balik lagi buat up cerita ini!!!!

Okei, cekidot!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DISETIAP PARAGRAF NYAA!!!

TANDAI TYPO‼️

.
.
.
.

HAPPY READING

Jam setengah sembilan malam, Abiasya merasa perutnya keroncongan minta diisi. Huh, padahal tadi sudah makan bersama Jinara. Tapi sekarang ia sudah merasa lapar lagi.

"Makan apa, ya, enaknya?" monolog Bia.

Abiasya menjentikan jari-nya. "Nasi goreng kayanya enak malem-malem gini." Benar! Sepertinya makan nasi goreng adalah menu yang pas malam ini.

Abiasya bersiap. Ia hanya menggunakan liptin sedikit agar bibirnya tidak pucat, lalu jaket cardigan atau rajut.

 Ia hanya menggunakan liptin sedikit agar bibirnya tidak pucat, lalu jaket cardigan atau rajut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber:pinterest

Abiasya turun ke bawah. Diruang tamu masih ada Bunda dan Ayah nya yang sedang menonton Televisi.

"Bunda, Ayah. Aku ijin keluar, ya. Mau beli nasgor. Laper nih," kata Bia.

"Kamu mau dianter gak?" tanya Galang–Ayah Abiasya.

"Gausah, Yah. Aku sebentar doang, kok. Ya paling kalo lama karena antri. Kan tau, nasgor langganan aku gak pernah sepi," ujar Bia.

"Hati-hati, ya, Bia." kali ini Dinara–Bunda Abiasya yang bicara.

"Iya, Bunda."

"Yaudah. Kamu naik motor, kan?" tanya Galang lagi.

"Iya. Udah ah, aku mau berangkat, bye."

***

Benar saja dugaan Bia. Saat sampe tujuan toko nasi goreng langganan Bia penuh pengunjung. Walaupun tidak sepenuh biasanya, tapi tetap saja penuh.

Babunya Si Ketua Basket-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang