Just.

3K 240 23
                                    

Haruto kaesang dirgantara (27 th)

Haruto kaesang dirgantara (27 th)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeongwoo giandra angkasa (21 th)

Jeongwoo giandra angkasa (21 th)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

– P R O L O G–

Lelaki bermata serigala menatap ke arah pantulan kaca pesawat yang menampilkan gumpalan awan. Disampingnya ada ayahnya yang terus menerus mengawasinya agar anak sulung nya tidak lagi kabur untuk acara yang sudah terjadwalkan ini.

Bahkan jika bisa, jeongwoo ingin melompat dari pesawat ini dan menghilang. Bagaimana masa mudanya harus putus akibat perjodohan konyol dan membangsatkan. Sial

Jika mengingat beberapa ke depan hidupnya tidak akan bisa bebas lagi, jeongwoo ingin bunuh diri saja.

Sampai ia melihat pesawat ini sudah sampai di landasan, ia menghembuskan nafasnya kasar. Dengan bibir mengerucut kesal dia menatap ayahnya penuh amarah saat tangan kasar itu mengusap rambutnya lembut.

"Jangan berulah lagi. Tidak merasa bersalah kepada calon suami mu yang sudah menunggu mu selama 2 tahun karena kau berusaha kabur terus-menerus?"

Ketika hanya mendapat endikan malas dari sang anak. Ayah hanya menghela nafasnya dan segera berdiri untuk mengemasi barang-barang mereka.

Sesampainya di bandara jeongwoo dapat melihat ada mami dan neneknya yang sudah menunggu mereka. Pelukan hangat dan ciuman penuh kasih sayang diberikan oleh mami dan neneknya tatkala jeongwoo sudah sampai didepannya.

"Y-ya tuhan anak mami. Kamu kemana aja sayang?" Tangis haru sang ibu membuat jeongwoo terhenyak, bohong jika ia tidak merindukan maminya. Pertahanannya roboh dan ia memeluk sang mami erat.

"Mami adek gak mau dijodohin. Aku mohon batalin perjodohan ini"

Mami jeongwoo hanya mengelus punggung lebar anaknya, dia menggelengkan kepala. Tidak setuju dengan perkataan sang anak yang menurutnya tidak dipirkan terlebih dahulu.

"Dia sosok yang baik bahkan selalu mengerti dan bersabar buat nunggu kamu yang malah hilang selama 2 tahun ini. Mami mohon turutin kemauan mami giandra"

Menghela nafasnya, jeongwoo tau ia tidak akan bisa kabur lagi. Yang harus dia lakuin sekarang adalah berusaha menerimanya. Tapi gila aja masa dia jadi pihak sub, mikirin ke depan aja bikin dia pusing. Sampai gak sadar penglihatan nya jadi buram dan tiba-tiba hitam. Selanjutnya jeongwoo cuman bisa denger teriakan maminya yang panik.

-×+=-

Setelah kemarin jeongwoo pingsan selama tujuh jam disinilah jeongwoo berada. Duduk di hadapan keluarga calon tunangannya yang menatapnya khawatir.

"Bagaimana kabarnya nak? Tante sampai ikut khawatir denger kamu kemarin pingsan setelah pulang dari LA" jeongwoo cuman geleng sambil senyum tipis.

"Gak apa tan. Kabarku baik maaf sempat bikin kalian khawatir" itulah kata sandiwara pertama yang dilontarkan oleh jeongwoo.

Setelah dua puluh menit makan malam dimulai akhirnya calon tunangannya datang dengan tergesa-gesa. Pakaian jas formalnya yang ia buka dengan bagian tangan yang digulung sampai sikut tak menampik bahwa paras nya begitu menawan.

"Maaf saya datang terlambat"

Suara bariton itu membuat semua orang langsung tertuju padanya. Mata mereka bertemu, jeongwoo rasanya semakin kesal aja sial ternyata beneran dia jadi sub? Gila mana ganteng lagi calon tunangannya. Jeongwoo segera berdeham dan mengalihkan pandangannya.

"Akhirnya kamu sampai mas. Ayo duduk minum dulu" kata bunda haruto lembut bikin lelaki itu mengangguk dan pandangannya tak pernah lepas dari sosok laki-laki yang sudah lama ia tunggu.

Keduanya duduk berhadapan, mami nyenggol pinggangnya biar anaknya mau nuangin air ke gelas buat tunangannya itu. Dasar jeongwoo gak peka, haruto tersenyum kecil dan langsung mengambilnya sendiri.

"Tidak masalah saya bisa melakukannya sendiri"

Mendengar itu maminya tertawa garing dia meminta maaf kepada calon besannya. Dan menatap anaknya lelah, yang sekarang malah menikmati beef teriyakinya tanpa dosa.

"Baiklah karena kedua keluarga sudah lengkap. Marilah kita mulai acara pertun–"

"Aduh mih perut gia mules. Aku ke toilet dulu ya" dengan cepat jeongwoo berdiri dan meninggalkan meja makan. Membuat maminya kesal, berbeda dengan haruto yang malah tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala.

Satu aja belum selesai
Udah bikin pr baru lagi hh.

Mas Har%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang