LasTwelve

521 41 13
                                    

Di bawah langit sore yang hangat, matahari perlahan tenggelam di cakrawala, menciptakan semburat warna oranye dan merah muda yang melingkupi taman. Angin sepoi-sepoi mengelus lembut wajah-wajah yang hadir, membawa wangi bunga-bunga yang mekar di sekitar altar, tempat kedua mempelai berdiri saling berhadapan.

Haruto, dengan mata yang bersinar penuh cinta, menatap dalam mata serigala Jeongwoo yang berkali lipat indah sekali hari ini. Tangannya yang sedikit gemetar menggenggam erat tangan sang kekasih, seolah memastikan bahwa momen ini adalah nyata.

Sebenarnya Jeongwoo juga benar-benar dibuat terkejut perihal ucapan Haruto yang ingin menikahinya dengan menskip acara pertunangan, ia kira pria itu hanya bercanda tetapi melihat keseriusan di mata Haruto, ia menyadari bahwa niat itu nyata. Jeongwoo terdiam sejenak, hatinya berdebar, memikirkan betapa cepat segalanya berubah.

Senyum yang begitu tampan terukir di wajah dirgantara, memancarkan kebahagiaan yang tulus. Tapi itu tidak bertahan lama, Jeongwoo terkekeh kecil saat melihat Haruto yang tampak begitu gugup. Namun, tidak dipungkiri Keduanya begitu mempesona dengan balutan tuxedo putih sore ini.

Di sekeliling mereka, kerlip lilin-lilin kecil menghiasi meja-meja dengan lembut, memancarkan cahaya keemasan yang hangat. Kursi-kursi diatur rapi, sementara para tamu duduk dengan penuh antusias, menyaksikan momen sakral ini dengan mata berkaca-kaca.

Saat Haruto mengucapkan janji suci, suaranya terdengar tenang namun penuh dengan perasaan yang mendalam. Kata-katanya mengalir seperti alunan musik, menghangatkan hati setiap orang yang mendengar.

Setiap kata, setiap ungkapan cinta, membawa kehangatan yang menyejukkan, seolah melindungi mereka dari dinginnya malam yang akan datang. Udara seakan dipenuhi dengan keajaiban cinta yang mengalir di antara mereka.

Tidak ada yang terdengar kecuali suara alunan lembut gelombang laut di kejauhan dan gemericik air mancur kecil di sudut taman. Semua mata terfokus pada pasangan yang berjanji untuk saling mencintai dan mendukung, dalam suka dan duka, hingga akhir hayat.

Saat janji suci itu diucapkan, seolah waktu berhenti. Mereka berdua hanya saling memandang, tenggelam dalam lautan emosi yang hanya mereka pahami. Tangan mereka yang saling menggenggam seakan mengikat janji itu.

Di akhir janji, Haruto menarik napas dalam-dalam, kemudian bertanya dengan suara percaya diri namun juga lembut disaat yang bersamaan menatap tepat di mata seindah serigala itu dalam,

“...Jeongwoo giandra angkasa, mau kah kamu menjadi pendamping hidup saya?"

Suasana menjadi hening sejenak, menunggu jawaban giandra yang terdiam beberapa saat. Para tamu undangan dan ayah mommy giandra yang melihat juga begitu gugup menunggu jawaban dari sang anak yang malah menunduk.

"Haa..udah selesai deh masa lajang gue." gumam Jeongwoo pelan sesekali menatap Haruto yang memasang wajah biasa saja menunggu jawabannya, terbesit dipikirannya untuk menjahili tapi ia urungkan kembali ini adalah moment sekali seumur hidupnya ia tak ingin berbuat yang aneh-aneh.

"Ya saya bersedia." Ujarnya sembari tersenyum lebar membuat Haruto langsung menghembuskan nafasnya lega ikut tersenyum dan dipecahkan oleh tepuk tangan yang meriah dari para tamu undangan.

Dibangku terdepan, Mommy Jeongwoo menutup mulutnya dengan tangan, menahan tangis yang akan merusak make up cantiknya. Para sahabat yang berdiri di sebelah mereka tersenyum lebar, mata mereka juga berkaca-kaca, merasakan kebahagiaan yang memancar dari kedua mempelai.

Siapa sangka seorang Jeongwoo giandra angkasa akan takluk dengan haruto kaesang dirgantara.

Selanjutnya jari manis giandra disematkan oleh cincin yang akan mengikatnya seumur hidup dengan dirgantara. Kedua kaki Jeongwoo melangkah ke depan semakin mengikis jaraknya dengan Haruto yang dengan sigap memeluk pinggangnya sorak riuh dari para tamu undangan terdengar.

Mas Har%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang