Setelah acara pernikahan yang melelahkan dua hari yang lalu, kini Giandra menyamankan dirinya di atas kasur hotel yang telah dipesan oleh suaminya, Haruto.
"Hahh nyaman banget" gumamnya menikmati tempat tidur yang ditutupi dengan sprei katun putih lembut, dan jendela besar di sampingnya memperlihatkan pemandangan gunung yang disinari cahaya bulan.
Keduanya sedang honeymoon di Zermatt, sebuah desa kecil di Swiss yang terletak di kaki Matterhorn yang megah. Salju putih menyelimuti pemandangan di luar jendela kamar hotel mereka, memberikan suasana yang tenang dan romantis.
Cklek
Pintu terbuka, menampilkan Haruto yang baru saja selesai mandi. Pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya, memperlihatkan tubuhnya yang kokoh dengan tetesan air yang masih menempel di kulit. Rambut basahnya ia gusak sedikit keras, membuat beberapa percikan air mengenai Giandra yang sedang duduk di tempat tidur.
"Mas, basah ih. Liat ke muka aku," ujar Giandra sambil memanyunkan bibirnya, Haruto menoleh dan mendekat. Nafas Giandra tercekat, dan jantungnya berdebar kencang saat mata sayu Haruto menatapnya dalam.
"Maaf mas gak sengaja, mandi dulu sana sebelum tidur," kata Haruto dengan nada lembut. Setelah mengusap percikan air di pipinya, Haruto segera berbalik dan mengambil pakaian.
Giandra mendengus pelan, merasa geli pada dirinya sendiri yang ternyata mengharapkan momen romantis dengan suaminya. Dengan cepat, ia mengambil pakaian dan handuk sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Wangi sabun yang sama seperti yang digunakan Haruto menyambutnya ketika Giandra membuka pintu kamar mandi. Setelah membersihkan diri, ia keluar dengan wajah yang lebih segar, mengenakan kaos hitam dan celana putih berbahan katun yang nyaman.
"Seger?" Haruto menatapnya sambil tersenyum lembut, sudah berbaring terlebih dahulu di atas kasur menyamankan badannya yang lelah karena perjalanan.
Giandra mengangguk, merasa sedikit canggung. Haruto yang menyadari keheningan Giandra terkekeh kecil, menyandarkan punggung di sandaran kepala tempat tidur dan menepuk kasur di sampingnya.
"Sini tidur sama mas. Kenapa ngelamun disana, hm?"
"Huh? Enggak kok. Aku cuma liat pemandangan, liat bagus banget, wah. Aku jadi penasaran mas kerja apa sampai bulan madu kita disini," gumam Giandra, mata serigalanya terbuka lebar melihat pemandangan malam dari dalam jendela.
"Untuk sekarang mas cuma bisa ngasih tau, berkat usaha mas, perusahaan ngasih hadiah ini sebagai ucapan selamat atas pernikahan kita. Jadi mas gak ngeluarin uang sepeser pun" jawab Haruto sambil menutupkan matanya, Giandra memutar kepalanya cepat.
"H-hadiah dari perusahaan?" Suaranya terdengar setengah berbisik, dengan mata serigalanya melotot lucu. Masih terkejut
Haruto hanya tersenyum kecil, mematikan lampu tidur, menyisakan cahaya lembut dari luar jendela yang membuat ruangan terasa hangat dan intim. Tanpa banyak kata, ia menarik Jeongwoo yang masih terkejut ke dalam pelukannya.
"Ehm. Ternyata begini rasanya tidur di samping kamu setelah mas halalin kamu jadi istri mas, dek," bisik Haruto lembut, nadanya penuh rasa syukur.
Giandra menatap wajah suaminya dengan rasa ingin tahu yang semakin besar. "Jawab jujur. Waktu kita pertama kali ketemu, kamu telat kan datangnya, itu kenapa?" Tanya nya dengan nada penasaran.
"Oh waktu itu.. mas baru selesai proyek di jerman. Jadi-"
"J-jerman? Kamu kerja apa sih sebenernya" tanya jeongwoo, kebingungan dan juga penasaran. Haruto hanya terkekeh, dengan gerakan lembut ia memundurkan kepalanya untuk menatap wajah lucu giandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Har%
FanfictionJeongwoo sang penakluk uke dijodohin sama orang yang kelakuannya monoton banget. Bahkan dia harus jadi pihak sub buat seumur hidup. Mc : Hajeongwoo