"Ohokk"
Jeongwoo langsung memuntahkan air laut dari dalam tubuhnya, ia mengambil nafas banyak-banyak dan menatap ke arah pria yang sedang duduk di sampingnya dengan wajah lega.
"Syukurlah. Saya kira saya akan kehilangan kamu" itulah gumaman yang ia dengar dari haruto.
"Sebenernya siapa lo hah?" Kesalnya dan menatap wajah itu geram. Seperti biasa haruto menatapnya tanpa ekspresi, ia berdiri dan menjauhinya.
"Pakai kemeja saya tanpa penolakan. Bajumu sudah robek di bawa oleh arus laut"
Jeongwoo natap haruto kaget, lelaki itu hanya memakai celana boxer saja tanpa baju membuat tubuh atletis seputih susu itu terlihat jelas di hadapannya.
"Ish bajingan mesum. Lo mau kemana?"
Dengan cepat jeongwoo menuruti titahnya dan mengambil kemeja dan celana panjang pria itu yang sudah kering karena di jemur di atas batu. Bagian dada dan pantatnya sedikit sesak kekecilan.
"Jamur ganoderma bisa dijadikan sebagai obat dan bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh" gumam haruto di depan sana.
Jeongwoo yang mendengarnya berlari mendekatinya mereka berada di dalam hutan sekarang. Menatap jamur yang telah di ambil oleh pria itu dari kayu besar tanpa minat.
"Ugh. Sialan gue inget sekarang lo ngedorong gue ke laut dan berakhir di hutan lebat ini brengsek.. bla bla bla" crewetnya. Haruto tidak memperdulikannya dan lanjut berjalan.
"Kita akan makan siang dengan bahan yang ada di hutan. Setelahnya, kita akan pergi ke kota sebelum matahari terbenam"
"–Lo denger gak sih? Kakek tua mesum?!" Teriak jeongwoo emosi karena aksi protesnya tak di dengar dan cukup sudah ia tak tahan melihat sesuatu yang besar di balik celana boxer pria itu.
"Ada banyak hewan buas disini. Sebaiknya kamu tidak tersesat jeongwoo" ujar haruto menyebalkan membuat giandra mendecih.
"Dasar kakek tua sialan"
¤||¤
"Makasih"
Dengan ketus jeongwoo mengambil sup yang telah dibuat oleh haruto, walaupun kurang bumbu tapi ini lumayan untuk menghangatkan tubuhnya. Ia menatap ke arah tubuh haruto yang sekarang dilapisi oleh daun jati.
"Pfft- vibe lo berasa jadi tetua suku pedalaman"
Haruto hanya mendengus, namun tubuhnya dengan sigap berdiri saat mendengar ada suara mencurigakan selain mereka berdua.
"Saat dikota nanti sebaiknya kita berpisah" ujarnya membuat jeongwoo mengangguk senang.
"Ya. Dan lo gak boleh cepu ke ayah soal keberadaan gue!" Galak jeongwoo dan tak sengaja melempar batu tepat ke arah kepala lelaki itu.
Tak mendapat balasan dari haruto jeongwoo berdeham, suasana sangat mencekam dan dingin disini. Angin terus berhembus membelai kulitnya.
"Saya lupa mengatakan sesuatu kepadamu" suara tiba-tiba yang terkesan berat membuat jeongwoo kebingungan.
Kakek tua mesum ah maksudnya pria monoton di depannya mulai berjalan mendekat ke arahnya membuat jeongwoo panik. Apa pria itu kerasukan penghuni dihutan ini?.
"Anak nakal harus dihukum jeongwoo" katanya dan tersenyum miring di akhir membuat giandra melotot horor. Ok tanda alarm bahaya di kepalanya muncul.
"BRENGSEK! LO MAU NGAPAIN HAH? JAUH GAK LO" teriaknya panik karena sekarang haruto seperti malaikat maut yang akan mencabut keperjakaannya.
"Jangan mencoba lari. Hanya saya yang akan menjadi suami kamu, bukankah saya berhak?"
Sinting. Jeongwoo jadi merasa ciut apakah ini karena ia melemparkan batu ke arah kepala pria itu? Itu bahkan tidak besar dan melukai haruto.
Menggeram kesal, ia tak suka jika pria ini sudah melewati batas.
"Heh pria tua. Gue gak pernah nganggep lo sebagai calon tunangan gue, jadi berhenti atau gue beneran gak bakal liat lo sampai kapanpun"
Grabb
"Sudah sangat lama. Si haruto sialan itu terus menahanku untuk tidak menyentuhmu" haruto tak mendengarnya dan malah ngomong gak jelas. Brengsek
Sejak sekolah atas ia adalah lelaki dominant dan tak pernah sudi untuk berada di pihak bawah karena itu terlihat menyedihkan. Dengan keras ia mencoba mendorong pria membosankan yang sekarang berubah 360 derajat.
Kemana sifat pria dihadapannya ini yang terlihat tenang dan kaku? Kenapa tiba-tiba berubah menjadi iblis mesum?. Bahkan haruto tak pernah berani untuk mememegangnya.
"Lo k-kenapa? L-lepasin gue brengsek" berulang kali ia mencoba melepaskan cengkraman pria di hadapannya namun tak bisa. Haruto mengendus lehernya
Tubuhnya gemetar ingatan menyeramkan kejadian di masa lalu membuatnya takut. Instingnya mengatakan ia harus kabur dan lari dari pria gila ini.
"Saya bilang jangan kabur dari saya lagi jeongwoo giandra!" Teriak haruto kencang membuat jeongwoo terdiam kaku. Tak ingin menampik bahwa ia merasa ketakutan sekarang.
Air mata mengalir deras ketika ia merasakan sentuhan tangan haruto ditubuhnya, tanpa aba-aba pria itu menggigit lehernya kuat. Ini menjijikan, ingatan itu kembali bagaimana ia pernah dilecehkan.
"B-bangsat lepasin gue. Gue takut dan... dan i-ini sakitt banget jancok arghh"
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Har%
FanfictionJeongwoo sang penakluk uke dijodohin sama orang yang kelakuannya monoton banget. Bahkan dia harus jadi pihak sub buat seumur hidup. Mc : Hajeongwoo