Ten

599 58 4
                                    

"Bagaimana para saksi?"

Semua orang serempak mengucapkan kata "Sah" membuat jeongwoo terkesiap dan bangun dari tidur siangnya.

"Selamat sore princess nya mas"

Matanya melirik ke arah haruto yang berada di sampingnya sembari menumpukan dagu menebak apa yang calon tunangannya impikan sampai menyunggingkan senyum.

Jeongwoo dengan cepat duduk dan menatap sekeliling ternyata ia berada di ruang kerja haruto.

"Anu. Maaf aku ketiduran"

"Hum gak apa-apa. Mau ice cream?" Tanya pria itu sembari membawa dua ice cream di tangan, tanpa penolakan jeongwoo mengangguk cepat menatap berbinar kedua ice cream itu.

"Dua-dua nya buat aku kan‐ iya bercanda" jeongwoo terkekeh saat haruto menatapnya tajam.

"Mas udah ngomong tadi sama ayah tentang pernikahan kita" haruto langsung membersihkan ice cream jeongwoo yang jatuh dan membawanya ke wastafel.

"Ganti bajunya nanti kamu kedinginan" titah haruto khawatir dan memberikan kaos hitam yang selalu ia siapkan jika merasa penat seharian di kantor memakai jas. Jeongwoo jadi merasa tidak enak ia hanya terkejut.

"Mas gak marah dek, mas yang salah kamu baru bangun udah diajak bahas pernikahan. Sekarang ganti bajunya nanti kamu masuk angin" paham jeongwoo yang terdiam haruto mendekati si manis dan mengusap bahu nya lembut.

"Beneran nih? Kamu kok aneh gak marah"

Jeongwoo menusuk-nusuk pipi haruto yang menutup matanya membiarkan jeongwoo memainkan pipinya. Lelah tidak mendapat penolakan atau perasaan kesal jeongwoo akhirnya menyerah dan mengganti baju.

"Udah siap buat ngebahas pernikahan kita?" Tanya haruto yang dengan sabar menunggunya, jeongwoo mengangguk gugup dan duduk bersebrangan dengan haruto.

"Mas udah pilih lokasi, sama menu makanan. Buat dekorasi, tema sama pakaian mas nunggu kamu buat diskusi bareng"

Mata jeongwoo terpukau dengan apa yang haruto tunjukan benar-benar penuh persiapan ia tidak menyangka haruto telah menyiapkan banyak hal untuk pernikahan mereka.

"Selera aku mungkin bakal jelek karena-"

"Mas hargain semua pendapat kamu dek. Pernikahan ini bukan mas doang yang ngejalanin kalau kamu gak puas sama hasilnya mas bakal lebih gagal" potong haruto serius bikin jeongwoo terdiam ia tidak pernah merasa dihargai seperti ini sebelumnya ia pun mengangguk dan tersenyum.

"Sebenernya aku gak yakin cuma ada satu hal yang menarik perhatian aku buat dekor wedding impian aku kalau nikah. Can i?" Tanya jeongwoo merasa malu. Haruto tersenyum dan memegang jemari si manis.

"Dengan senang hati mas bakal kabulin"

¤||¤

"Happy?" Tanya haruto sembari melirik ke arah jeongwoo yang berada di sampingnya. Kini keduanya akan pergi ke IKEA untuk memilih barang yang akan mereka beli untuk keperluan di rumah baru saat mereka sudah menikah nanti.

"Aku gak nyangka padahal itu masih konsep tapi aku puas banget" senyum jeongwoo terus merekah membuat haruto terkekeh.

Ah bisa tidak ia menyembunyikan senyum itu agar hanya dirinya saja yang dapat melihatnya.

"Tadi juga ayah sama mommy gak nyangka pas mas ngasih tau ini ide kamu sendiri. Good job boy"

Haruto membiarkan jeongwoo berjalan di depannya ia bagian mengawasi dan membayar jadi ia serahkan barang apa yang menarik perhatian si manis nanti. Tiba-tiba saat ia melangkah kan kakinya masuk beberapa pelanggan mengerubungi haruto.

"Mas ganteng banget! Artis ya?" Tanya ibu-ibu itu sembari mengarahkan kamera bikin haruto bingung.

"Ih bukan buk ini calon suami saya ya kan mas?" yang ini lebih membuat haruto tidak bisa berkata apa-apa.

Mengatakan seperti itu saat dirinya membawa jeongwoo itu tidak masuk akal. Jeongwoo yang baru saja membeli ice cream terkejut melihat haruto dikerubungi wajahnya tampak tertekan dengan senyum yang dipaksakan.

Bukannya membantu jeongwoo menikmati wajah haruto sampai pria itu menatap dirinya yang diam saja menghabiskan ice cream vanilla di tangan.

"Berhenti!! Ibu-ibu ini lagi pada ngapain? Diskon di sebelah sana bu bukan disini! sana hush jangan ganggu pacar saya " diaskara datang sambil mendorong para ibu-ibu muda yang mengerubungi haruto.

"Ih ganteng-ganteng ternyata geh" nyinyir salah satu ibu-ibu itu bikin diaskara akan memanggil security.

"Saya panggil security ya buk!" Ancamnya membuat ibu muda itu terpaksa meninggalkan haruto yang bernafas lega.

"Ah diaskara terimakasih saya benar-benar bingung menghadapinya" kekeh haruto dan mengusap keringat di wajahnya.

"Santai aja pak. Pakai ini"

Diaskara memberikan sapu tangan bersih di depan haruto yang terdiam. Matanya mencari dimana jeongwoo berada, bisa ia lihat jeongwoo menyembunyikan sapu tangan di balik tubuhnya haruto terkekeh dibuatnya.

"Terimakasih. Tapi saya tidak bisa menerima ini, saya akan mentransfer uang ke rekening kamu sebagai balasan sudah menolong saya, Permisi"

Haruto berlalu pamit ke arah diaskara yang mengangguk kaku lalu melanjutkan belanja bulanannya yang terlewat.

"Seneng banget liatin mas ke siksa kaya tadi hm" Ujar haruto sesampai nya di depan jeongwoo yang terdiam.

"Yang nolongin mas itu. Mantan aku"

"A-apa? Diaskara mantan kamu?" Wajah haruto sangat terkejut membuat jeongwoo tertawa. Perasaan aneh melihat haruto tersenyum kepada oranglain selain dirinya tadi, ia tidak menyukainya.

"Sini. Aku bersihin keringet kamu" jeongwoo menarik tengkuk haruto agar mendekat dan mengusap keringat calon suaminya lembut.

Haruto menatap jeongwoo penuh cinta dan menaruh kedua tangannya di sisi pinggang si manis.

"Kalau mas nerima sapu tangan diaskara. Mungkin mas gak bakal dapet kesempetan kayak gini dari kamu kan dek?"

_

Pelan-pelan dulu tapi pasti ya..

Mas Har%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang