five

1.5K 132 7
                                    

Perhatian bab ini sedikit lebih panjang. Selamat menikmati..

.

Brugh

Dengan sekuat tenaga akhirnya jeongwoo berhasil mendorong pria yang lebih tinggi itu dari atas tubuhnya. Hanya nafas memburu dari keduanya dan geraman jeongwoo yang terdengar.

"Sshh diamlah bajingan. Aku belum bercinta dengannya" kesal travis saat haruto ingin mengambil alih lagi. Mendengarnya jeongwoo menatap haruto marah tidak percaya apa yang telah ia dengar.

Pria itu menangis.

Seperti ada dua orang di dalam satu tubuh, jeongwoo tak bisa mengeluarkan kata-katanya ketika melihat haruto disana berusaha untuk menetralkan travis dengan tamparan keras di wajah tampannya.

"Dia sudah aman travis. Tidak apa lelaki itu tidak akan menyakiti gia mu lagi" ujar haruto pada salah satu dirinya.

Jeongwoo mencerna dibuatnya apa maksud perkataan haruto? Apakah lelaki itu tahu kejadian 10 tahun yang lalu? Ia terdiam menyaksikan haruto meraung kesakitan sembari menarik rambutnya kuat.

"Dia sosok yang baik bahkan selalu mengerti dan bersabar buat nunggu kamu yang malah hilang selama dua tahun ini"

Bak seperti alunan melodi suara sang mami menyadarkan lamunannya, ia menatap lelaki yang lehih tua kosong. Ada perasaan takut, sedih namun juga rindu dihati kecilnya.

Apakah haruto adalah.. itu tidak mungkin.

Dengan gemetar jeongwoo mengelus lehernya yang telah di gigit kuat oleh haruto membuat ingatan mengerikan itu terganti oleh kejadian tadi.

Kilas balik

"Jadi kau kekasih bocah ingusan itu?" Seorang lelaki bertubuh tegap menghadang jeongwoo yang masih berusia sebelas tahun yang baru saja pulang sekolah. Tanpa aba lelaki itu menarik jeongwoo kuat.

Kekuatan bocah yang masih sekolah dasar itu tak sebanding dengan kekuatan pria dihadapannya. Matanya terpejam tubuhnya melemas ketika lelaki itu memberikan obat bius.

Dingin. Gelap. Lembab

Mata serigala nya mengerjap dan mentralkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Jantungnya berdegup kencang ketika ada benda kenyal sedang menjilati lehernya bak permen loli.

"P-paman apa yang kau lakukan h-huh? Kenapa g..gia gak pake baju" suara jeongwoo kala itu gemetar hebat.

"Dirgantara telah merebut segalanya dariku. Maka kau yang harus membayarnya" Air matanya terus mengalir ia tak mengenal nama yang diucapkan lelaki bajingan itu.

"S..siapa dirgantara? Hiks paman lepaskan aku. Aku cuman kenal mas har"

"Berisik. Tenanglah seperti anak baik dan nikmati"

"Mas har tolong hiks"

Di sore itu sosok yang bahkan jeongwoo saja tak kenal telah mengambil keperjakannya dan meninggalkan tubuh polos jeongwoo yang tak berdaya.

Mengingat kejadian itu selalu membuatnya merasa kotor dan tidak sudi untuk menjadi submissive. Inilah alasan kenapa ia terus kabur dari perjodohan yang diberikan kedua orangtuanya.

Harga dirinya telah hancur.

Yang menjadi pertanyaan apakah pria ini adalah sosok yang selama ini lelaki itu maksud? Haruto kaesang dirgantara. Itu tidak mungkin.

Memikirkannya saja membuat kepalanya pening karena ia tidak pernah berurusan dengan lelaki bernama dirgan‐tara? Mata serigalanya membulat terkejut menyadari sesuatu.

Untuk apa haruto mau menunggunya dengan sabar selama dua tahun.

Dengan cepat jeongwoo menengadah dan menatap pria dewasa itu yang kini berantakan. Jantungnya berdegup kencang tanpa sadar air mata menetes ia berjalan perlahan mendekati haruto.

"Jangan mendekat gia. Saya tidak mau menyakiti mu lagi seperti dulu saya gagal menjaga mu" bisiknya di akhir penuh penyesalan.

"K-kenapa lo gak bilang kalau itu lo?" Tanya jeongwoo gemetar matanya berkaca-kaca.

Dirgantara adalah cinta pertamanya dan pria di depannya ini. Bodoh bagaimana ia bisa tak mengenali ataupun menyadari bahwa dirgantara adalah nama belakang dari haruto kaesang dirgantara.

Tak ada balasan dari haruto lelaki itu hanya diam membuat jeongwoo menggigit bibirnya. Ia rindu sosok yang selalu membantu dan menemaninya setiap hari sebelum kejadian itu dan haruto menghilang bersamaan ia sangat amat terpuruk.

Jeongwoo memeluk tubuh tegap itu yang kini terdiam.

"Jeongwoo.."

"Bajingan sialan gue kangen lo.. mas har" gerutunya membuat haruto terkejut lalu setelahnya ia hanya bisa terkekeh kecil. Ada perasaan lega akhirnya jeongwoo menyadarinya walaupun caranya harus sedikit ekstrem karena travis harus terbangun.

"I miss you too gia"

¤||¤

"Saya harus pergi sebentar jeongwoo"

Kini mereka sudah mendapatkan tempat tinggal. Lebih tepatnya jeongwoo terkejut ketika haruto memiliki hunian mewah di kota yang baru ia jejaki ini.

"Mohh. Mas har mau kemana? Udah sini aja temenin" ucapnya sedikit possesive. Haruto menggigit pipi bagian dalamnya agar benar-benar tidak memakan calon tunangannya sekarang juga.

"Baiklah. Apa mau mu hm?" Tanya nya pasrah ketika jeongwoo memeluknya tiba-tiba dan menaruh kepalanya di ceruk lehernya. Menghirup aroma maskulin itu yang membuatnya tenang.

Tak ada balasan. Jeongwoo hanya diam memikirkan kenapa aroma haruto begitu nikmat, ia menjilatnya membuat haruto terkejut. Dengan cepat ia menangkup wajah manis itu ke tangan besarnya.

"Apa yang kamu lakukan?! Itu berbahaya" panik haruto bikin jeongwoo mengerjap lalu tersenyum miring menatap wajah tampan itu.

"Hehe bau mas enak aku suka" jawabnya polos sembari tertawa seperti tak ada salah . Tak sadar membuat haruto mampu bersemu lalu ikut tertawa. Lucunya

Saat itu adalah hari kelulusannya menjadi sarjana di usia muda. Orangtua dan kakek neneknya sangat bangga namun ia masih belum menyadari ketidak hadiran sang paman di acara itu adalah bencana untuknya.

Lelaki yang ia anggap sebagai ayah keduanya ternyata menaruh benci dan iri padanya hingga saat pamannya tahu ia memiliki sosok yang berharga.

Sehari setelah acara kelulusan sang paman menemuinya dan mengatakan telah menghancurkan jeongwoo sebagai balasannya.

Dengan cepat haruto mencari jeongwoo dan berakhir menemukan jeongwoo yang sudah pingsan terkulai lemas ke esokan harinya. Tanpa pikir panjang ia langsung membawanya ke rumah sakit.

Kala itu haruto hampir gila sampai travis muncul ketika melihat darah kering dan bercak merah di tubuh polos jeongwoo. Bertahun-tahun ia menahan amarahnya dan bertekad menjadi pria yang lebih kuat untuk membalas perbuatan sang paman.

Untungnya ia sudah berbicara dengan orangtua jeongwoo sebelum pergi meninggalkan jeongwoo sementara dan berjanji akan mengikat lelaki manis itu sebagai rasa tanggung jawabnya di masa depan.

Namun, haruto semakin merasa bersalah karena jeongwoo ternyata tidak menaruh benci padanya dan malah menunggunya. Pantas jeongwoo menghindari perjodohan mereka karena lelaki manis itu tak menyadari dirinya sebelumnya.

Jeongwoo yang menyadari perubahan sikap haruto langsung menarik ceruk leher pria itu untuk beradu lidah dengannya. Haruto terkejut ia menatap mata serigala itu yang mengatakan semuanya akan membaik.

"Now, i'll be protect you, i promise"

Mas Har%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang