[Luna Pov]
Hari demi hari berlalu, kelompok kami menjadi seperti bukan yang dulu lagi semenjak kejadian di air terjun itu. Aku pergi ke air terjun tempat kami meditasi dulu diam diam.
Pertengahan musim gugur memang dingin. Aku terus berjalan mengikuti sungai dari rumah dan sampai di kebun buah, diam diam semak tinggi seperti tembok itu aku buat pintu kecil agar aku bisa keluar dan menutupinya dengan potongannya agar tidak terlalu mencurigakan. Aku berjalan terus dan sampai ditempat tujuanku.
Aku membelah air terjun tipis itu dan berdiri diatas air dan masuk kedalamnya. Sebenarnya ini baru aku temukan akhir akhir ini. Dibalik air terjun ini ada ruangan sebesar kamar. Belakangan ini aku sering kesini setiap sabtu minggu. Untuk menyendiri.
"Ibu.. Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku sambil memejamkan mataku.
Sesesuatu menepuk bahuku. Aku melihatnya itu ibuku.
"Tenanglah..." ucapnya
"Ibu aku bingung, apa yang bisa anak kecil seperti ku lakukan" ucapku lirih. Ibu memelukku
"Ibu percaya kau akan menemukan jalan yang terbaik" ucap ibu
"Ibu... Terima kasih" ucap ku lirih
Saat aku sadar ternyata itu hanya khayalan belaka, faktanya ibuku sudah tiada. Sewaktu aku masuk kesekolah ini aku juga berkhayal seperti itu. Setiap kali menyadari itu adalah khayalan itu menyakitkan tapi juga menghibur.
Byur!!!
Aku merasa ada sesuatu yang besar jatuh kedepan air terjun. Aku melihat seorang anak perempuan berambut biru aqua dikepang 2 dan mengenakan kaca mata. Ia berenang menuju pinggiran kolam.
"Energi gabungan atau murni? Apa yang mereka lakukan disini?" gunam ku
"Aku ingat kalau semua wilayah itu netral kecuali area asrama, area kami dekat area energi murni air dan area energi gabungan es karena didekat sini ada mata air. Tapi ini dekat dengan area revolusi, apa yang mereka lakukan?" pikirku.
Aku memperhatikannya dan tak lama ada 2 orang perempuan yang menghampirinya
"Kau ini! Sudah berapa kali kubilang! Jangan dekati dia! Dia itu milikku!" kata anak perempuan dengan rambut biru gelap bergelombang sepinggang
"Kau ini juga kenapa harus menguncir rambutmu! Dasar sok imut!" ucap gadis dengan rambut biru langit yang dikuncir ekor kuda
"Kau itu lebih cocok seperti ini!"
Anak anak itu mengacak acak rambutnya dan membuang kaca matanya kearah air terjun kearah ku, aku menangkapnya sebelum terbentur batu. Kulihat anak itu menagis.
"Kenapa dia tak melawan?" gunam ku
"Jangan suka pamer dan cari perhatian guru!" ucap anak berambut biru gelap itu
"Atau kalung ini aku hancurkan!" ancam gadis berambut biru langit itu. Anak itu melihat lehernya.
"Kembalikan kalungku!" ucap akan itu sambil berusaha berebutnya.
"Tak akan! Kalung ini akan aku tahan! Sampai kau macam macam akan kuhancurkan!" ancam mereka. Mereka tertawa dengan puas.
"Ini pembully-an yang sangat keterlaluan!" aku geram.
Dari dalam air terjun aku menggunakan energiku. Aku membuat air dibelakangnya memukul tangan orang yang memengang kalung itu, ia terkejut dan menjatuhkan kalung itu, dengan cepat aku menarik kalung itu dengan energiku.
"Hei! Apa yang kau lakukan! Berani sekali kau!"
"A-Aku tidak melakukannya sungguh!" anak berambut biru gelap itu hendak menampar anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OOD EYES
Fantasiketika mereka yang terbuang mencoba untuk membuktikan diri mereka bahwa mereka layak di akui sebagai manusia, bukan monster. ketika mereka yang mempunyai kekuatan yang seharusnya digunakan untuk melindungi manusia, tapi justru mereka dibunuh. apa j...