09

812 80 4
                                    

Pagi ini Jisung terbangun dengan geraman malasnya. Semenjak tinggal di rumah Minho, lelaki itu selalu masuk kedalam kamarnya dan mengendusinya saat ia sedang tidur. Hal itu jadi kebiasaan Jisung untuk terbangun, seperti alarm pagi tanpa harus menggunakan ponsel atau jam weaker.

"Ishh, kak Minho. Jangan gangguin aku tidur mulu ihh, masih ngantuk." Jisung mengeluh dengan suara seraknya, tetapi matanya masih tertutup rapat dengan raut wajah mengkerut karena kesal.

"Bangun sayang, kita harus berangkat ke academy, hari ini Jeongin masuk ke academy loh." Perkataan itu sukses membuat mata Jisung terbuka.

"Oh iya, hari ini Jeje daftar masuk ya." Jisung berniat bangun dari posisi tidurnya, tetapi baru setengah bangun ia kembali di tarik oleh Minho hingga kembali terbaring.

"Kak Minho kebiasaan banget ya sekarang. Coba minggir, aku mau bangun. Tadi di suruh bangun, sekarang giliran aku bangun malah di tar—"

"Cerewet banget pagi-pagi." Minho mendaratkan kecupan singkat pada bibir Jisung, lelaki itu hanya mengerjapkan kedua matanya beberapa kali lalu kemudian memukul dada sang alpha ketika sadar.

Buk!

"Apasih, suka banget curi-curi kesempatan." Jisung merengut, dengan kedua alis tertaut kedalam dan pipi yang menggembung lucu hingga bibirnya mengerucut.

"Jangan lucu-lucu, nanti kakak malah pengen makan kamu." Minho menaik turunkan kedua alisnya dengan cengiran tengil khasnya. Jisung sekuat tenaga mendorong Minho kesamping, kemudian mendaratkan pukulan kencang pada dada lelaki itu sebelum melenggang pergi masuk kekamar mandi, membiarkan sang alpha mengaduh kesakitan.

"Gila, tenaga Jisung kuat banget. sakitnya langsung sampai ke tulang." Minho meringis memegangi dadanya yang terasa sedikit ngilu karena pukulan dari omeganya.

"Salahmu kenapa selalu menggodanya dipagi hari." Celetuk Rhino.

"Kau tak setia kawan, pagi-pagi tak menggodanya mana asik. Oh iya, sudah bisa menggapai Hannie ? Sepertinya sampai pagi ini aku tak bisa merasakan kehadiran dirinya." Minho menerawang melihat langit-langit kamar yang ditempati Jisung itu.

"Tidak, aku tidak bisa menembusnya. Aku memang melihatnya di dalam dimensi lain dan ia seperti sedang didalam gelembung dengan posisi meringkuk seperti posisi bayi dalam kandungan ibu, kau paham maksudku kan ?" Rhino mencoba menjelaskan apa yang ia lihat saat mencoba menggapai tempat Hannie berada.

"Aku paham, tapi apa dia baik-baik saja ? Aku jadi khawatir dengan kondisi Hannie dan Jisung." Minho bangun dari tidurannya kemudian duduk ditepian ranjang.

"Aku akan mencari cara agar bisa menembus gelembungnya. Setidaknya berikan Jisung pheromone shower seperti biasa, mungkin itu bisa sedikit membantu memancing Hannie untuk keluar." Rhino memberi saran, setelahnya ia menghilang kembali.

Bunyi pintu kamar mandi kembali terbuka mengalihkan perhatian Minho, ia memandang Jisung yang baru saja selesai mandi. Lelaki itu hanya membalut tubuh bagian bawahnya saja, Minho sampai tidak mengalihkan pandangannya dari tubuh Jisung. Jisung tak peduli dengan pandangan Minho terhadapnya sama sekali, ia membuka lemari pakaian disana kemudian mengambil setelan pakaian yang akan ia kenakan hari ini, kemudian kembali ke dalam kamar mandi.

Grep!

"sebelum pakai baju—" Minho menjeda kalimatnya.

"Akh- kak, emhh." Jisung mendesah tertahan saat tiba-tiba Minho menggigit dan juga menghisap lehernya dengan kuat, membuat tanda kemerahan muncul disana.

"Biar nambah tanda sayang, hehe." Setelahnya Minho kabur melarikan diri sebelum mendapat pukulan lain dari Jisung.

"Kak Minho sialan! Udah ada tanda permanen dileher aku, masih kurang apa ?" Jisung mengumpati lelaki itu, ia tak jadi berganti pakaian di kamar mandi karena Minho sudah pergi dari kamarnya. Ia dengan cepat memakai setelan bajunya sebelum Minho masuk kekamarnya lagi dengan tiba-tiba.

[01] Child of The Moon Goddess | MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang