05

873 101 4
                                    

Minho menggeram marah, ia tidak bisa melacak keberadaan Jisung sama sekali, bahkan Rhino tidak bisa mencapai Hannie, ini kondisi serius. Ia harus segerah berteleportasi kelokasi terakhir Jisung.

"Ada apa Minho ? Jangan biki kami semua panik." Chan yang pertama melihat raut marah Minho bertanya.

"Code red. Itu pesan terakhir yang aku terima dari Hannie sebelum sinyal terputus tiba-tiba. Aku tidak bisa melacak keberadaan Jisung saat ini. Arghh, sial!" Minho benar-benar dibuat frustasi. Baru saja dapat kabar kalau mereka semua akan menyusul Jisung ke perkemahan pack Oceanid, sekarang malah seperti ini. Ada apa disana sampai bisa kecolongan begini ?

"Okay, can I panic now ?" Ujar Felix dengan raut cemasnya.

"Please, semuanya jangan ikutan panik. Sebaikan kita bergegas pergi kelokasi terakhir Jisung. Kita bisa lihat kondisi disana bagaimana." Changbin akhirnya bersuara agar rasa panik yang menjalar didalam hati mereka tidak menghambat perjalanan yang akan mereka lakukan.

"Okay, semuanya berkumpul. Aku akan bawa kalian teleportasi kelokasi terakhir Jisung berada. Semuanya, genggam tangan satu sama lain." Semua yang hadir disana kemudian membentuk lingkaran, saling bergandengan tangan. Minho menutup kedua matanya untuk berkonsentrasi memilih lokasi teleportasinya. Sekejap mata kemudian, mereka berpindah tempat, ke hutan, dimana lokasi perkemahan pack Oceanid berada.

Semua terkejut melihat keadaan sekitar. Ini sangat parah. Genangan darah yang terlihat masih sehat dimana-mana, tubuh mayat yang tercabik-cabik.

Apa yang telah terjadi disini ?

"Dimana ketua pack Oceanid ? keluarga Jisung tidak ada disini. Sebenarnya apa yang telah terjadi dihutan ini ? Apa musuh kita terlalu kuat ?" Hyunjin bertanya kebingungan, dari banyaknya mayat yang tumbang di tanah ini, keluarga inti pack tidak ada disini.

Minho memindai setiap sisi hutan itu, disana masih ada bekas perkemahan pack Oceanid. Ia berlari kearah goa besar disana. Pemandangan yang sama menyambutnya saat memasuki goa tersebut.

semakin ia masuk kedalam semakin banyak bercak darah dimana-mana. Minho kemudian mendengar rintihan dan ringisan, ia segera mencari sumber suara tersebut.

"KAK ELINE!" Minho berseru nyaring, ia menghampiri wanita tersebut.

"Kak Juna ? Astaga, kak Juna baik-baik aja kan ?" Felix dan Seungmin menghampiri lelaki yang terkapar dengan badan yang penuh dengan luka.

"Tante Mariana dan om Jean gak selamat." Chan yang memeriksa denyut nadi serta pernapasan kedua orang tua Jisung mengkonfirmasikan kepada teman-temannya bahwa mereka sudah meninggal dunia.

"Ji-Jisung...Minhh...Minho...Jisung!" Dengan susah payah Eline mencoba berbicara.

"Kita gak tahu dimana dia sekarang, dia tidak bisa dilacak sama sekali kak, aku sekalipun tidak bisa melacaknya." Ujar Minho.

"Kak Brian...Juga...dibunuh oleh mereka." Eline berusaha untuk tetap sadar, tetapi lukanya cukup parah, ia kehilangan kesadarannya setelah memberitahukan Minho bahwa ketua pack sekaligus kakaknya telah dibunuh.

"Seungmin, Hyunjin, Felix, tolong obati luka kak Eline dan Kak Juna. Sementara ini kita beri penanganan seadanya, aku akan membawa mereka kembali ke pack DarkRed untuk di obati lebih lanjut." Minho, Chan dan Changbin keluar dari goa tersebut. Sedangkan Seungmin, Hyunjin dan Felix membantu pengobatan dengan kekuatan Healer mereka.

"Mereka werewolves liar. Aroma busuk ini, tidak salah lagi, mereka dari perkumpulan pack liar yang sering berkeliaran di daerah hutan Artessia. Bagaimana bisa mereka mencapai daerah yang jauh dari hutan Artessia ?" Chan juga membaui sekitar. pheromone werewolves liar baunya sangat berbeda dengan mereka yang berada di pack bentukan Elder terdahulu.

[01] Child of The Moon Goddess | MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang