Extra Part

2.8K 373 7
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

****

"Lihatlah, aku rasanya ingin menangis saat melihat Putri Mahkota, dengan tangannya sendiri membantu memandikan bayi Lucas yang baru saja kehilangan Ramon dan Mona" seorang wanita paruh baya yang ikut beristirahat di bangunan yang sama dengan pasangan kerajaan itu menatap dari jauh. Tangannya sesekali mengusap pipinya yang basah karena air mata haru yang mendadak jatuh.

"Hmmm, beliau bahkan tak meributkan alas untuk tidur. Seolah cukup dengan pundak Putra Mahkota, beliau akan dengan mudahnya terlelap." pandangan keduanya kemudian teralih pada sosok Zachary yang tengah mengamati kondisi pengungsian sementara sebelum semua orang akan diantarkan ke tempat pengungsian resmi esok hari.

" pandangan keduanya kemudian teralih pada sosok Zachary yang tengah mengamati kondisi pengungsian sementara sebelum semua orang akan diantarkan ke tempat pengungsian resmi esok hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya tuhan, bencana ini terjadi begitu tiba-tiba. Aku kira kita harus menunggu hingga esok hari hingga bantuan datang, apalagi karena bencana ini terjadi saat hari menjelang petang. Tapi tiba-tiba Putri Mahkota datang seolah tau kita sedang benar-benar membutuhkan pertolongan."

"Benar, bahkan bangunan baru akan segera selesai dibangun esok hari. Entahlah, sebuah berkah yang sangat besar bagi kita memiliki seseorang yang seperti Putri Mahkota sebagai calon ibu kerajaan. Beliau selalu ada di setiap rakyat membutuhkan." siapapun yang mendengar perbincangan itu pun ikut mengangguk menyetujui. 

Karena memiliki banyak kenalan di seluruh penjuru negeri, Lalisa tidak pernah ketinggalan dalam hal mendapatkan berita paling aktual tentang daerah mana saja yang membutuhkan bantuan. Hingga tak membutuhkan waktu lama, orang-orang suruhannya atau bahkan dirinya sendiri akan langsung mengantarkan segala hal yang dibutuhkan untuk daerah tersebut. Persis seperti apa yang ia lakukan saat ini.

"Aku mendoakan semoga kebaikan akan selalu berjalan mengikuti pemimpin masa depan Cornwell."

Sesosok wanita anggun dengan gaun putih sederhana yang sejak tadi dibicarakan itu terlihat duduk sambil menyandarkan tubuhnya pada reruntuhan tembok yang sudah dilapisi dengan tumpukan kain. Di dadanya, terlihat sosok mungil yang berbaring tenang dengan posisi menelungkup. Terlihat sudah lelap tertidur karena merasa nyaman saat punggungnya tak henti diusap lembut oleh Lalisa.

Tempat yang saat ini Lalisa gunakan untuk beristirahat memang tempat yang juga digunakan oleh beberapa warga yang mayoritas wanita dan juga anak-anak untuk beristirahat. Bahkan sejak Lalisa datang, ia tidak serta merta meminta tempat khusus hanya sekedar untuk beristirahat. Benar-benar tidak ada perbedaan perlakuan antara keluarga kerajaan dan warga biasa. Hanya sebuah pembatas yang dibuat dari kayu pohon sederhana yang ditempatkan pada sekitar area tempatnya akan tidur nanti. Satu-satunya protokol keamanan bagi para penghuni kerajaan yang tidak bisa Lalisa tolak sama sekali.

Lalisa : The 7th Day PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang