Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate i to the character.
Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!...
Berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini Zachary tidak disambut dengan kehadiran seorang putri yang membungkuk anggun dan tersenyum lembut kepadanya. Alih-alih tersenyum lembut, sang putri yang hari ini mendapat giliran untuk menghabiskan waktu bersamanya malah memasang wajah dingin dan angkuh. Seolah enggan dan terpaksa untuk bangun dan bersiap di pagi hari untuk bertemu dengannya.
Mata kecil putri itu sama sekali tidak menatap Zachary sejak turun dari keretanya. Bahkan saat memberikan salam pada raja dan ratu, gadisitu hanya menyunggingkan senyum tipis yang anehnya masih tetap dipuji oleh kedua orang tuanya.
Melihat sikap yang ditunjukkan oleh gadis yang saat ini tengah berjalan di sampingnya, Zachary jadi agak mati kutu. Lihat saja, disaat saudari-saudarinya yang lain memilih untuk berjalan dibelakangnya, putri yang satu ini malah berdiri disampingnya dengan punggung tegap dan wajah mendongak penuh dengan ekspresi dingin.
"Lady---" kata Zachary setelah berdehem memecah keheningan. Agaknya ia merasa semakin canggung jika selama beberapa jam kedepan harus terus berdiam diri tanpa percakapan walaupun itu hanya basa-basi.
"---adakah bagian dari istana ini yang secara khusus ingin kau kunjungi?"
"Tidak ada Yang Mulia." bohong. Jenny bahkan sudah menuliskan berbagai kegiatan dan tempat yang sangat ingin ia lakukan dan kunjungi selama kunjungannya ke istana. Tapi yang terjadi kini adalah, ia sibuk menahan dirinya kuat-kuat agar tidak berteriak dan berlari kesana-kemari hanya untuk membelai kain-kain yang digunakan istana sebagai properti. Dari jauh saja Jenny bisa merasakan, betapa lembut dan halusnya kain-kain itu. Sayang ia sudah bertekad untuk menahan dirinya demi kelancaran kunjungan saudarinya yang lain, terutama Shea.
Karna terlanjur mendengar cerita dari saudari-saudarinya yang sebenarnya belum lengkap, Jenny kepalang kesal pada pria yang berdiri di sebelahnya saat ini. Walupun wajahnya sangat tampan, namun bagi Jenny siapapun yang telah bertindak tidak sopan pada saudarinya akan ia jadikan musuh. Termasuk Pangeran atau siapalah itu.
"Baiklah. Jika ada sesuatu yang kau inginkan, jangan sungkan untuk bilang padaku atau Sam."
"Sebuah kehormatan bisa mendapatkan perlakuan yang sangat menyenangkan dari anda, Yang Mulia. Aku berharap semua saudariku juga bisa mendapatkan ksempatan yang sama." Zachary agak mengernyit saat mendengar nada bicara Jenny yang terkesan menyindir. Namun demi menjaga suasana hati dan kewarasannya, Zachary memilih untuk tidak menanggapi lebih jauh.
Sepanjang hari, waktu Zachary hanya dihabiskan untuk menemani gadisyang seolah tak lelah mengelilingi istana. Namun berbeda dengan yang Jelane lakukan, Jenny tidak bicara banyak. Jalannya dibuat sangat pelan, seolah-olah sang putri sedang sangat teliti mengamati setiap sudut yang ada di istana. Zachary dibuat sangat bosan dan kesal saat Jenny tidak merasa perlu repot-repot untuk berbasa-basi atau melibatkannya untuk membahas hal-hal yang Jenny jadikan perhatian.
Namun, ada satu kejadian yang membuat Zachary melupakan sosok Jenny yang angkuh dan dingin terhadapnya untuk sesaat. Saat makan siang tadi, seorang pelayan tanpa sengaja menyenggol lengan Jenny yang sedang memegang segelas teh yang baru saja dituangkan. Teh yang masih mengepulkan asap semu itu sedikit tumpah dan mengenai lengan putihya yang tidak di lapisi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa : The 7th Day Princess
FanfictionZachary harus melewati 7 hari sebelum bisa mewujudkan keinginannya untuk menjelajah kerajaan Cornwell. Apakah keinginannya bisa tercapai dengan mudah ? Atau ia akan terjebak bersama salah satu dari tujuh bunga paling indah diseluruh penjuru kerajaan...