🐈Ten🐈

433 31 0
                                    

🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸


"Ini kamu 'kan?"

Aku terus menatapnya dengan mata berair, seandainya aku bisa bilang pada Naka apa yang aku lihat sekarang benar-benar ibunya betapa ramahnya dia menganggapku seperti temannya sambil menunjukan rahasia anaknya. Aku melirik buku yang di sodorkan wanita di sampingku. Apa ini? Foto diriku ada di buku Naka? Tidak salah?

Sial, pipiku sekarang memanas tidak jelas hanya karena Foto. Lagian siapa yang naksir diriku mungkin saja Naka tak sengaja memotretku saat itu. Wanita itu membuka lembaran lain dari awal aku lihat foto diriku entah itu di kantin ataupun saat aku maju ke depan.

"Masa-sih?" kali ini aku ingin menyembunyikan wajahku. Tau begini aku tidak usah tau sekalian. Naka gak salah lirik aku? Aku tidak cantik, tidak populer, gak banget pokoknya. Kenapa tidak menyadarinya sejak awal tapi selama ini bahkan dia tidak beraksi apapun padaku. Sekalinya berinteraksi hanya perkara sandal. Tidak lagi Khanzza nanti aku di kira Ge'er lagi sebut Naka suka segala.

"Kok masa, sih?"

"Udah ah, gak mau Ge'er! Meow!!!" aku segera loncat dari atas kasur berlari pergi, mendadak pipiku memanas makin gak jelas kan diriku ini makin susah move on gimana?

Aku melirik kebelakang dari sana ibu tadi sudah menghilang entah kemana. Aku menolehkan pandangan ku lihat seekor kucing yang tengah terrsenyum lebar. kok panas ya? Lihat langit saja sedang mendung. 

"Meoww!!" dua kakiku di hentak-hentakan sambil berteriak sudah mirip kucing kerasukan arwah tikus. Gila! Kalo saja aku manusia mungkin pipiku ikut memerah. Naka kamu ya bikin anak orang salting!!!

√√√

Kruck... Kruck ...

Cacing didalam perutku sejak tadi sudah demo. Aku kebingungan makananku sudah habis tak tersisa Naka saja belum pulang dari sekolahnya bagaimana mana ini  aku sudah kelaparan. Naka juga berpesan agar aku tidak turun kebawah karena papahnya hari ini ada di rumah. Ku lihat juga mood Naka sepertinya tidak baik-baik saja pagi ini, sekarang saja sudah tepat pukul empat sore Naka belum kembali.

Perlahan kaki berbuluku menyelip diantara

Celah pintu kamar Naka dalam sekejap pintu itu terbuka badan berbuluku menyecil menyelip pada pintu yang sedikit terbuka. Aku lihat dari luar aman tak ada satupun manusia yang menampakan diri. Aku menyadari suara seseorang tengah bertengkar, jiwa kepoku mulai meronta mendekat pada pembatas kayu dari sana aku bisa melihat kursi-kursi di ruang utama, pendengaranku tidaklah salah aku melihat dua orang dewasa berbeda jenis kelamin saling berhadapan.

"Sayang, kamu tau 'kan Naka belum bisa menerima aku sebagai mamahnya? Dia mungkin butuh waktu---"

"Anak itu harus dikasih pelajaran sekalian. Bisa-bisanya dia berani melawan orang tua, melawan kamu!"

Aku terus memperhatikan hingga wanita sepertinya lebih muda dari lelaki di hadapannya itu mendekat memberikan pelukan hangatnya. Dia ayahnya Naka? Aku mengerti sekarang Naka sulit menerima wanita itu karena tidak mau posisi mamahnya tergantikan oleh orang lain. Ternyata hidup Naka lebih rumit dari yang ku kira, rasanya semua ini percuma tinggal di rumah besae jika penghuninya saja saling tidak nyaman.  Sialan, hidung tajamku begitu peka mencium wangi sedap ayam goreng racik dari arah meja makan.

JADI KUCINGNYA CRUSH! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang