🐈Fourteen🐈

420 36 1
                                        

🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸

"Gue duluan, ya!"

"Heem ... " aku mengangguki mereka, teman-teman sekelasku yang pulang lebih dulu. Karena aku sekarang mengikuti eskul bola Volly setelah jam pelajaran sore di hari jum'at. Ku kaitkan satu persatu ranselku beranjak dari bangku sudah tak ada para murid yang tinggal di sekolah terkecuali para anggota eskul. Aku melangkah membelok menuju lapangan dimana guru olahraga dan anggota club sudah menunggu. Untung aku punya satu teman lain yang minat mengikuti eskul ini yang kutau dia memang jago dalam olahraga satu ini. Aku menyimpan tas ku mendatangi para anggota lainnya yang langsung bermain kali ini aku tak lihat Naka ataupun kawannya. Dia dimana ya??

"Mau maen gak?" tawar teman sekelasku yang langsung ditawari main oleh dua orang lelaki, adik kelas. Aku menggeleng menyuruh mereka memulai dengan terbagi menjadi dua tim. "Sok aja dulu,"

"Pak izin ke air dulu!" pamitku kepada pak guru olahraga yang tengah mengawasi. Lelah aku tidak terlalu bisa memukul bolanya, tidak apa setidaknya Bapak olahraga saja bilang sudah bagus bisa dasar-dasar saja juga. Aku akan keluar dari area lapangan terdengar suara cekikikan salah satu teman Naka yang berisiknya ngalahin toa masihku ingat namanya Ipan, kebetulan dia ikut juga bersama Naka, eskul volly. Aku menatap kedepan berusaha tak terlalu menunjukan bahwa aku memperhatikannya dan kami akhirnya berpapasan tanpa saling berkata. Aku berbelok memasuki kamar kecil sedangkan dia ke lapangan.

Lega kurasaka setelah kembali dari WC sekolah. Aku masih merutuki nasibku sesulit itukah berbicara atau sekedar menyapa Naka, kami sudah sangat dekat tapi aku tak begitu percaya diri dengan bentukku yang sekarang bahkan masih terasa asing. Aku terus memikirkan bagimana caranya memulai pembicaraan denganya? Langkahku memasuki lapangan, hampir saja bola yang melayang dari atas mengenaiki jika saja aku tidak segera menghindar. Sudah ada sekitar lima belas orang yang mengikuti eskul ini, tentu saja lebih banyak kurang lebih tujuh puluh persen lelaki dan sisanya perempuan.

"Mau main gak?" aku menoleh acara menonton Naka sedang bermain dengan rekannya terlalu mencolok apalagi dia lumayan tinggi aku jadi minder dengan kata cowok cakep biasanya sama cewek cakep juga. Kurasa itu benar.

"Aku?" tanyaku balik, sekedar memastikan. Benar, hanya aku yang banyak diam sedari tadi agak malas sebenarnya, yang jadi semangat tambahan melihat Naka bertanding.

"Eheem, kita sama-sama gak ada pasangan main, mau?" ujarnya lagi. Aku mengurungkan niatku untuk duduk kini aku sedikit berlari mundur mengambil posisi siap menerima bola dengan melipat empat jari dilipat hanya ada dua jempot didepan.

"Oh, iya boleh." balasku tersenyum kecil.  Aku tidak tau siapa namanya hanya saja dia sedikit ramah padaku entahlah yang kutau dia temannya Naka juga. Dia yang pertama melemparkan bola berkali-kali juga aku banyak menghindar dari pada memukul balik dengan lenganku. Aku masih ingat waktu SD kepalaku pernah terkena bola.

"Jangan takut bola. Gak ada orang yang mati gara-gara bola." peringatnya malah terkekeh karena aku kembali membiarkan bola menggelinding.

Aku menyahut dengan tawa, "Iya. Hahahah..."  kuambil bola menggelinding itu lalu memukulnya dan dia dengan lihat memukulnya balik. Aku melihat hampir sebagian sudah duduk di pinggir lapangan termasuk pak guru yang tak hanya menonton namun, ikut bertanding.

JADI KUCINGNYA CRUSH! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang