🌸🌸
Hiasan kucing cantik bersinar terang dalam ukiran besi serta tali pengikat gelang, ku angkat tinggi-tinggi sambil tiduran diatas kasur empukku. Aku memilih pulang karena ku rasa puas telah menikmati wahana begitu juga gelang ini, yang nenek itu berikan cuma-cuma bahkan aku nawarinya uang tapi dia justru enggan dan bilang gelang itu gratis. Orang mana yang menolak di beri barang gratis apalagi bentukan gelang rantai seperti ini berbentuk hewan peliharaanku. Aku rasa gelang itu berkilauan, tidak tau lagi aku sangat senang aku akan menjaganya untuk nenek itu. Semoga kelak aku bisa menemuinya lagi.
"Lucu, banget!" aku terus memuji, ku pakai gelang itu di lengan kiriku terlihat indah sebelumnya aku tak perlihat melihat yang seperti ini. Malam semakin larut, aku melirik jam dinding di kamarku setelah itu aku bersiap untuk tidur entah mataku sudah berat ingin berpindah ke alam mimpi saja lebih indah dari pada dunia nyata.
"Selamat malam buat Naka di sana." ujarku menatap jendela yang sudah aku tutup rapat oleh gorden putih. Sudah menjadi rutinitas mengucapkan selamat malam semenjak aku mulai mengagumi Naka setidaknya itu yang bisa aku lakukan Chat dari awal saja tidak ada balasan sama sekali. Ngartis amat, ya?
Aku merasakan hembusan angin entah datang dari mana membuat rasa kantukku semakin mendukung. Perlahan mataku mendadak kabur semuanya nampak gelap.
"Jam segini baru pulang!" itulah kata-kata yang aku dengar sebelum aku menjajahi alam mimpi. Aku merasakan aroma rerumputan basah bercampur kardus serta suara hujan lebih keras, tapi aku tak menghiraukannya terasa begitu berat membuka kedua mataku.
Krtek...
Suara mengganggu indra pendengaranku aku reflek menggaruk telinga kenapa terasa begitu gatal? Lagi aku merasa berbeda jajariku sedikit aneh sulit digerakan lagi kemana perginya telingaku kenapa sekarang malah berada di tempatnya? Maksudku lebih atas dan menonjol?
Aku membuka perlahan mataku pemandangan yang ku lihat sebuah aspal basah sontak saja aku merasa kaget, dimana aku? Dalam Sebuah kardus? Aku beranjak dari posisi melipat tubuhku menatap sekitaran jelas ini tidak masuk akal aku malah berada di tempat aneh semalam aku tidur di atas kamar lalu kenapa aku berada di sini? Astaga, apa yang terjadi sebenarnya?
Aku berdiri tetapi yang terjadi malah dua kakiku bergerak ada bulu putih yang menghiasi tubuhku. Tidak, tidak aku bukan seekor kucing! Aku melihat jemariku berwarna putih dipenuhi bulu lebat ku lihat tidak ada lagi jemari selayaknya manusia hanya ada bulu dan kuku cari yang begitu runcing saat aku berjalan suara kenceringan berasal dari leherku terdengar. Aku merasa kesulitan ketika berdiri hanya bisa dua kaki dan tangan berbulu itu menompang tubuhku bahkan mengambil kalung dari leherku saja aku tidak bisa. Aku mulai kerepotan mencoba melepaskan kalung dalam leherku belum lagi rasa gatal yang tak karuan di badanku. Seseorang tolong aku tidak mau menjadi kucing! Lagian aku yakin seribu persen semalam aku pulang dari pasar malam dan tidur diatas kasur atau ini semua mimpi?
KAMU SEDANG MEMBACA
JADI KUCINGNYA CRUSH! [END]
TeenfikceNamaku Felisa khanzza Adira, kehidupanku biasa saja dari teman, sekolah, hingga otak. Aku tidak menyangka hidupku akan berubah seratus delapan puluh derajat setelah aku tertarik pada seorang Naka Gaffino, gara-gara pidato dimuka umum yang dia lakuka...