🐈Eleven🐈

442 34 0
                                    

Hal buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal buruk

🌸🌸

Aku merasakan sejak masuk kedalam rumah  ini tak baik-baik saja. Lihat raut dingin Naka membawaku dalam gendongannya lalu menaruhku ke atas karpet kamar sangat berbeda dari sebelumnya dan lebih menegangkan ketika Naka dengan entengnya melewati wanita yang telah mengisirku pergi. Naka segera berjongkok sejajar dengaku senyuman tipis  disudut bibir merah mudanya mengelus kepalaku. Ternyata aku salah dia hanya kelelahan bukan masalah besar aku tau Naka tidak akan berlaku tidak sopan pada orang tuanya.

"Naka!" aku langsung menoleh begitu suara barito ketukan pintu mulai mengeras mengetuknya hingga menimbulkan keributan.

"Naka. Keluar kamu! Naka! Papah lihat kamu mulai seenaknya pada ibumu, hah! Papah tidak pernah mengajarimu begitu pada orang tua! Bagaimana pun dia  mamahmu dia ibumu walaupun tidak melahirkanmu! Dan satu lagi papah mengijinkan kamu memelihara kucing di dalam kamar! Naka! Dengar!" suara itu  semakin kencang. Kedua mataku memperhatikan Naka setelah kedengar helaan napas kasar keluar dari mulutnya. Dia segera berdiri mendatangi pintu lalu membukannya. Seketika kulihat seorang pria parubaya dengan kaos tebal serta bagian perut menonjol berdiri seraya berkaca pinggang, kedua matanya menatap tajam, tak lupa wajahnya memerah. Aku seakan sudah bisa tebak lelaki dewasa itu ayahnya Naka dari sini aku bisa lihat kemiripan mereka. Suara langkah kaki cepat terdengar bersama seorang wanita parubaya dilihat dari penampilannya saja dia memang memiliki selisih umur lumayan jauh. Wanita itu mendekat pada ayahnya Naka,"sayang... " wanita itu lantas melirik Naka. Dia ibu tirinya Naka??

"Papah. Apa-apaan sih Naka pantas marah dia kan kehilangan kucing kesayangannya. Pah,  udah ya?" ujar wanita itu menggelayut manja dilengan ayahnya Naka kulihat dia berusaha membujuk.

"Tapi kucing itu tidak seharusnya berada di sini! Lihat dia pantas marah-marah pada ibunya hanya karena kucing begitu?hah!" lelaki paru baya itu bersekeras tatapan tajamnya menatapku menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya. Naka marah? Pada wanita ini? Karena membelaku? Tidak, aku tidak senang hanya saja aku merasa bersalah aku masih mempertanyakan sejak kehadiran kedua orang tua Naka rumah ini sangat menegangkan?

"Pah?" panggilan lembut keluar dari mulit wanita muda itu ku tebak usianya sekitar tiga puluh tahunan. Penampilannya terlihat amat rapih dan glamor selayaknya ibu-ibu arisan dari suaranya saja lembut.

"Tante, tolong jangan seperti ini. Sudah selesai 'kan? Naka istirahat dulu." Naka membuka suara. Kepalaku mendongak melirik Naka yang menampakan wajah dingin, sosok asing bagiku. Sesaat kemudian Naka mendorong pintu kamarnya sehingga tertutup meninggalkan dua kedua orang tuanya.  Helaan napas lagi-lagi terdengar, Naka menyisir rambutnya kebelakang menuju lemari melepas kaos yang dia kenakan lalu membuka lemari sepertinya mencari baju lain.

"Meow!" aku mendekati Naka. Berada dalam situasi seperti rasanya tak enak apalagi gara-gara aku keluar dari kamar Naka dan bertemu dengan ayah dan ibu tiri Naka. Coba saja aku tidak macam-macam sampai keluar kamar mungkin tidak akan terjadi keributan disini. Suara berat seorang pria dari luar terus terdengar marah besar.

JADI KUCINGNYA CRUSH! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang