Awas aja, jangan lupa untuk meletakkan vote dan komen.
Thanks buat kalian yang udah mau mampir dan meninggalkan jejak😽
JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA!
I love you❤️
🐾Happy reading guys🐾
..........
Ayu menggenggam tangan Dara, dia menatap khawatir melihat wajah polos yang sedang menutup mata. Dia benar-benar merasa bersalah, gak seharusnya tadi ia menolak ajakan Dara untuk sarapan bersama. Kenapa Dara gak bilang kalo dia belum sarapan dan malahan harus ikut lari bersama Ayu. Salah Ayu juga sih kenapa dia gak nanya:)
Makanya perhatian dikit dong- author
Jadinya kan Dara harus pingsan gara-gara belum sarapan dan apalagi harus lari memutari lapangan yang luasnya hampir setara cinta author sama reader.
Ayu melihat wajah Dara yang masih menutup mata, sudah 2 menit gadis itu tidak membuka matanya dan itu bikin Ayu khawatir setengah modar. Dia takut kalo sampe Dara meninggoy gara-gara kelaperan. Nanti gak ada cucunguk yang sering mengganggunya. Gak ada gadis yang terus menghantuinya, gak ada sosok yang terus menguntitnya seperti bayangan.
Ayu akui dia emang egois, emosional selalu memikirkan dirinya sendiri dan tak pernah memikirkan orang-orang sekitarnya. Karena emang Ayu itu cueknya bukan main, tapi melihat Dara seperti ini malah membuat dia takut. Takut jika gadis itu tidak membuka matanya dan meninggalkan Ayu untuk selama-lamanya.
Amit-amit! Batin Ayu.
Ayu emang sedikit parnoan jadi orang, apa-apa selalu ditakuti. Dia mengelus rambut blonde yang masih tiduran di brankar UKS, dia masih menggenggam tangan Dara erat. Menatap Dara penuh dengan kekhawatiran. Ayu benar-benar khawatir dengan keadaan gadis ini.
"Gue janji, Ra! Kalo Lo bangun gue gak bakalan kasar lagi, gue pasti selalu perhatiin Lo. Gue bakalan lembut sama Lo, gue gak bakal jadi Ayu yang dingin, gak bakal jadi Ayu yang cuek sama Lo. Gue janji! Gue bakal jadi Ayu yang hangat, selalu menjaga Lo dan... Mencintai Lo." Ucap Ayu mencium tangan Dara yang digenggamnya.
"Bangun iya, Ra!" Lembut Ayu mengelus kepala Dara.
"Misi neng, ini bubur yang neng minta, sama teh hangat nya juga." Ucap Mang Iwan selaku penjaga sekolah.
Ayu emang minta tolong penjaga sekolah untuk membelikan bubur, sarapan untuk Dara. Mendengar dari penjaga UKS jika Dara belum sarapan membuat Ayu merasa bersalah. Mungkin karena dia, Dara jadi gak bisa makan sarapannya. Kemungkinan gadis childish itu ingin makan bersama Ayu, tapi eh sangat tega dia malah membuangnya begitu saja.
"Makasih iya mang, ini buat Mamang." Ucap Ayu mengambil makanan yang dibelikan oleh Mang Iwan. Tak lupa dia memberikan 5 lembar uang berwarna merah kepada penjaga sekolahnya.
"Eh, gak usah atuh neng!" Tolak mang Iwan.
"Gapapa mang ambil aja." Ucap Ayu memberikan uangnya langsung ke tangan Mang Iwan.
"Tapi neng--"
"--- Buat Mamang! Ambil aja, anggap itu rejeki buat anak sama istri Mamang, iya." Senyum Ayu.
Deg!
Mang Iwan sampe tertegun melihat senyuman manis yang terukir dibibir mungil sosok gadis didepannya. Gadis yang sudah terkenal dengan sikap dingin, arogan, sombong, angkuh dan gadis paling tertutup diantara murid lainnya sedang tersenyum didepan mang Iwan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR AYU {GL}
Novela JuvenilSelamat membaca cerita DEAR AYU : Ayu Laswarawati Albert dan Pelangi Aldara Silvana. ⚠️gxg area, 🔞++, area vulgar mengandung unsur umpatan dan bahasa kasar. Jadi tolong bijak dalam membaca. Ayu Laswarawati Albert. Siswi yang terkenal pendiam dan pi...