Akhirnya setelah 15 menit perjalanan mereka sampai di sekolah, saat turun dari mobil Matahari lah yang sangat bersemangat sampai-sampai di marahi oleh Dipta.
Tapi tidak menyerah begitu saja dia tidak berhenti di sampai situ saja.
"Angkasa jangan terlalu cemas sama yang lainya, jaga diri kalian" Ucapan terakhir dari dipta dan pergi dari sekolah
Sedangkan Langit dan Bintang sedang menikmati keindahan sekolah ini, sekolah nya sangat luas bahkan lebih luas dari sekolahnya dulu saat masih SD.
"Ayo kita keruangan kepala sekolah" Kata Angkasa
"Tahan dulu" Batin Matahari
"Lo kenapa, har? " Tanya Bintang sembari melihat sahabatnya itu memegang bagian dadanya
"Dada lo sakit? " Tanyanya lagi
Matahari yang ditanya pun menggeleng ia tak mau Bintang khawatir dengan nya.
"Lo bawa obatnya?"
"Diminum dulu, biar enakan" Ujar Bintang dan diangguki oleh Matahari
Langit dan Angkasa yang merasa janggal pun menoleh kearah belakang, lalu melihat Matahari sedang meminum beberapa butir obat miliknya.
Langit yang melihat kearah Angkasa pun sedih cemas, karena Angkasa itu orang nya sangat mencemaskan Sahabatnya, ia hanya takut bukan hanya Matahari saja yang kambuh melainkan Angkasa juga bisa saja kambuh.
"Angkasa ingat kata bokap lo jangan cemas, Hari gak papa cuma minum obatnya aja" Kata Langit menenangkan Angkasa
Angkasa yang memendengarnya langsung menoleh ke Langit. "Apa iya lang? Gue takut banget" Kata Angkasa
"Gak papa Angkasa, kita samperin mereka ya, tapi jangan panik, oke. " Keyakinan Angkasa
Mereka berdua akhirnya menyamperi Bintang dan Matahari.
Saat ingin menaruh obatnya Matahari melihat Angkasa yang sedang melihat nya meminum obat.
"Angkasa gue oke," Ucap Matahari
"Iya gue tau Har"
Setelah itu mereka berempat melanjutkan perjalanannya ke ruang kepala sekolah.
Jangan salah mereka berempat itu sangatlah pintar, pintar di berbagai akademik maupun non-akademik.
Namun semuanya harus pupus karena penyakit yang mereka deritanya, namun diam-diam mereka tidak menyerah dalam hal itu.
Bintang yang masih menyukai basket, Angkasa yang ingin menjadi pelukis, Matahari yang sangat suka dengan bernyanyi dan Si bontot Langit yang ingin menjadi dokter.
Karena Langit ingin menyembuhkan penyakit teman-temannya dan tentunya dirinya sendiri.
"Masih mual lang?" Tanya hari sambil memijit pelan tengku leher Langit
Terlihat wajah Langit yang sedikit memucat karena terlalu banyak mengeluarkan makanan yang ia makan.
"Muka lo pucat banget lang, lo pulang ya biar gue bilang ke Angkasa sama Bintang" Ujar Matahari
"Jangan har, gue gak mau bikin mereka khawatir. " Katanya
"Kalo lo keluar dengan keadaan begini malah bikin mereka tambah khawatir langit. "
"Ke UKS aja ya har" Mohon Langit
Akhirnya Matahari mengiyakan permohonan Langit dengan membawanya ke UKS.
Setelah membawanya ke UKS Langit langsung disuruh istirahat dengan Matahari dan Ia pun langsung tertidur.
Sedangkan Matahari ia melihat Langit sampai benar-benar tertidur pulas lalu meninggalkan nya dan balik ke kelas.
Saat dikelas, keadaan kelas sedikit berisik, ia takut gangguan cemas Angkasa kambuh lagi, lalu ia langsung saja masuk kedalam kelas.
Terlihat Angkasa dan Bintang sedang asik berbincang, sepertinya Bintang sedang mengalihkan Suasana dengan berbicara dengan Angkasa
"Woy, har ngapain disana cepat kesini" Teriak Bintang
"Mana Langit, har? " Tanya Angkasa
Benar bukan, Angkasa bertanya dimana langit, pikirnya
"E-em itu, aduh gimana ya jelasinnya. Tapi lo jangan panik ya, " Ucap Matahari sedikit terbata-bata
-Sampai jumpa-
-Vote dan komen-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita - 00line dream
FanfictionCerita tentang empat sahabat yang saling melengkapi melawan penyakit yang mereka derita. "Kita ini satu, saling melengkapi, jangan ada yang pergi ya" "Sakit, sakit sekali gue gak tahan, angkasa" - Matahari "Berdarah lagi, masuk rumah sakit lagi"...