Matahari

996 113 5
                                        

"Har lo udah janji, mana janji lo" -Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Har lo udah janji, mana janji lo" -Bintang

💚💚💚

Pagi hari pun tiba, matahari tidak menerangi bumi, bahkan hanya ada awan gelap yang menerangi ruangan dingin.

Matahari ia masih terlelap ditidurnya ntah mau sampai kapan ia bangun dari tidur nya, matanya masih setia tertutup dengan wajah yang pucat.

Dengan selang yang berada di hidungnya, dan monitor yang terus menyala dengan lemah, detak jantung matahari semakin lemah sejak semalam itu membuat semua orang semakin merasa khawatir dengan keadaan matahari.

Keluarga matahari hanya bisa berdo'a agar anaknya bisa sadar, Jo hanya ingin anaknya sadar dan kembali dengan senyuman yang sangat indah, pagi ini cuaca nya sangat dingin, mungkin semesta pun tau kalau matahari nya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Jo menatap anaknya yang terbaring lemah di kasur rumah sakit, dengan tatapan yang sangat lemah, ia ingin menangis melihat anaknya sangat lemah sekarang, padahal baru saja kemarin ia melihat anaknya sangat bersemangat untuk sekolah.

"Matahari, ayo bangun nak. Ayah nungguin Matahari bangun, ayah kangen senyuman kamu." Ucap lirih Jo

"Matahari mau apa? Ayah akan kasih apapun yang kamu mau, jadi bangun ya sayang" Lagi-lagi Jo meminta anaknya untuk bangun dari tidurnya yang nyenyak itu

"Jangan tidur terlalu lama matahari, ayah, ibu dan teman-teman kamu menunggu kamu" Jo mencium dahi matahari lalu bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangan itu.

💚💚💚

"Jadi Matahari belum sadar jo?"

"Belum Jeff, gue khawatir banget gue takut dia ninggalin gue sama Anes, Jeff"

"Gue yakin matahari kuat, matahari gak akan ninggalin lo Jo gue tau itu"

Setelah percakapan itu johan memutuskan sambungan nya dan jeff hanya bisa menghela namanya, ia tau apa yang johan takutkan karena ia sudah merasakannya, merasakan saat anak meninggal karena penyakit yang mematikan seperti Matahari.

Makanya saat ia tau Bintang juga mempunyai penyakit Leukimia saat itu juga dunia Jeff hancur sehancurnya, ia jadi lebih protektif ke anaknya itu, bukan karena alasan apa-apa ia hanya takut kehilangan untuk kedua kalinya.

"Ayah, ayo katanya mau jenguk Matahari" Tegur Bintang saat melihat ayahnya melamun

"Jangan melamun kayak gitu yah, gak baik"

"Oh iya Bintang maaf ya, ayo kita jenguk Matahari sama-sama" Ucap Jeff saat tersadar ia melamun tadi

"Nanti Langit sama Angkasa nyusul yah" Kata Bintang dan di angguki oleh Jeff

Saat ini mereka berdua berapa di dalam mobil, Risa tidak bisa ikut dikarenakan ia harus menjaga ibunya yang sedang sakit juga.

Saat dalam perjalan tiba-tiba hujan turun dengan lebat, tidak seperti biasanya saat pagi sangat cerah tapi sekarang tidak.

"Ayah, seperti Langit tau bahwa Matahari sedang sakit makanya ia menurunkan hujan" Kata Bintang yang melihat hujan dari jendela mobilnya

"Bintang benar, matahari sedang tidak baik-baik makanya hujan turun, jadi kita diangkat matahari agar bisa cepat pulih" Ucapnya membalas perkataan anaknya itu

Bintang hanya menganggukkan kepala, ia mengingat saat dimana ia merasa terpuruk pasti ada matahari yang menelponnya dengan secara randomnya.

Selalu berbicara yang random membuat dirinya merasa sedikit tenang, tapi sekarang ia tak bisa apa-apa ia tak bisa seperti matahari yang menyemangati semua orang dengan tingkah laku yang konyol dan random itu.

Sekarang bintang hanya bisa berdoa dari sini, ia berdoa semoga Matahari nya bisa sadar dan bisa kembali cerah seperti biasanya, ia benci kalau salah satu sahabat nya sakit.

Tak lama pun mereka berdua sampai rumah sakit, dan hujan pun masih menurunkan bulir-bulir air, ia tak percaya bahkan sampai rumah sakit pun hujan masih ada.

"Tunggu disini ayah ambilkan payung sebentar"

"Hati-hati ayah"

💚💚💚

Tiba dirumah sakit Bintang tiba-tiba saja menjadi gugup ntah kenapa ia bisa seperti itu, Bintang menatap sekeliling rumah sakit, ia benci rumah sakit.

Tapi kalau tidak ada rumah sakit siapa yang akan mengobati nya dan ketiga sahabat nya nanti.

"Ayo, jangan melamun Bintang" Ajak Jeff

Setibanya mereka berdua di depan ruangan Matahari, lalu Johan keluar dari ruangan dengan air mata yang sudah keluar, johan terkejut karena ada Jeff dan Bintang yang tiba-tiba ada didepan ruangan Matahari.

"Om kenapa nangis? Matahari sudah sadar bukan?" Pertanyaan yang keluar dari bibir Bintang sangat sulit untuk dijawab dengan Johan.

Jeff yang mengerti pun menyuruh anaknya langsung masuk dan melihat sendiri kondisi Matahari.

"Bintang kalau ingin tau kondisi Matahari, masuk aja ya biar ayah yang temani Om johan disini" Kata Jeff

"Jeff, gue takut" Langsung saja Jeff membawa Johan duduk dan memenangkan nya.





































































"Matahari, lo bohongin gue."

-sampai jumpa, salam pacarnya na jaemin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-sampai jumpa, salam pacarnya na jaemin-

-vote dan komen-

Cerita Kita - 00line dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang