happy reading!
°°°
Hujan deras turun tepat dihari Senin. Semua yang hendak pergi beraktifitas jadi sedikit terhambat karena harus menunggu hujan reda.
Seorang gadis terduduk di kursi pinggir jalan, berteduh agar tidak basah. Gadis itu harap-harap cemas, ia takut terlambat.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan gadis itu. Dengan cepat gadis itu tersadar, dan menunggu sosok yang keluar dari mobil. Ternyata seorang anak laki-laki yang tak asing lagi baginya.
"Udah gue suruh tunggu dirumah, kan? Lo tuli apa gimana?"
Gadis itu terdiam. Jarak mereka tak begitu jauh, hanya berjarak 4 langkah saja. Anak laki-laki itu juga berdiri dengan payung berwarna hitam serta Hoodie hitam.
"Gue cape nunggu lo, takut lo ninggalin gue lagi kaya waktu itu."
"Oh... Jadi lo masih ingat-ingat kejadian itu? Lo dendam sama gue, Han?"
Nama gadis itu adalah Hanna.
Hanna menghembuskan nafas pelan. "Gue ga dendam, Lan. Gue cuma bilang takut oke? Takut bukan berarti dendam."
Dan anak laki-laki itu bernama Alan.
Alan tersenyum miring. Ia lalu mendekati Hanna dan menarik gadis itu paksa untuk satu payung dengannya. "Lo jangan macam-macam sama gue."
Hanna yang diperlakukan seperti itu hanya pasrah, ia tidak mau bertengkar.
Alan menariknya masuk ke dalam mobil. Hanna masuk dan langsung duduk, sambil terus mengamati jalan yang airnya semakin naik.
Brak
Alan membanting pintu mobilnya yang sedikit membuat Hanna kaget.
Sebenarnya kini status Hanna dan Alan adalah pacaran, keduanya sudah dekat sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Disana Alan masih bertingkah sangat baik dan lembut, namun semua berubah saat Hanna memasuki SMA dan sifat posesif Alan mulai terlihat. Pria itu kadang terlalu berlebihan pada Hanna. Bahkan Hanna pernah tidak diizinkan keluar dari rumah karena ketahuan kerja kelompok bersama teman laki-lakinya.
Sungguh mengerikan, bukan?
Dengan emosi yang masih ada, Alan mengendarai mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi, pria itu terlihat sangat kesal karena Hanna tidak mendengarkan kata-katanya.
Melihat emosi Alan yang sepertinya kesal pada jawaban Hanna, membuat gadis itu berinisiatif untuk meminta maaf. "Gue minta maaf, Lan."
"Lo sekarang hebat banget ya, udah berani ngelawan gue, sekarang juga udah pakai lo-gue?"
"Iya iya, maafin aku ya Alan, aku salah ga nunggu kamu dirumah, udah jalan duluan, ga ngabarin kamu dan main nyosor duduk dipinggir jalan."
Alan memukul setir mobil dengan emosi yang memuncak, mendengar permintaan maaf dari Hanna adalah hal yang cukup membuat emosinya tambah naik, ntah mengapa ia merasa Hanna tidak tulus padanya.
"Lo benci banget ya sama gue Han?! Lo ga suka sama gue?! Bilang anjing! Jangan diam."
Hanna meremas roknya, sejujurnya ia masih menyukai Alan, jika saja sifatnya tidak begitu.
"Lo tau ga si, lo yang duduk dijalanan tadi kaya pelacur yang nunggu antrian!"
Hanna berusaha menahan air matanya.
"JADI CEWE JANGAN GOBLOK! GUE CINTA SAMA LO, GUE SAYANG SAMA LO TAPI LO MALAH GINI??!"
Satu air mata berhasil lolos dari mata Hanna tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Hati gadis itu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Hati
RandomHANYA KUMPULAN ONESHOOT! --- Banyak kisah disini, kisah kita, kamu, dan aku... --- maaf ya kalau banyak typo, dan ini hanya oneshoot semata, karena gabut saja, sekian terimakasih~ oh iya, misalkan tiba-tiba aku punya ide buat lanjutin salah satu one...