8. TIDAK TAU DIRI

6 4 0
                                    

happy reading!

°°°

Hari begitu sunyi, hanya terdengar suara hujan yang terus turun seolah-olah sengaja akan hal itu, supaya para manusia yang tinggal di bumi tidak bisa beraktivitas. Sama halnya dengan seorang gadis yang sedari tadi hanya meratapi jalan dengan tatapan kosong. Dea.

Dret

Handphone Dea bergetar, menandakan seseorang sedang menelponnya. Dengan gerakan gadis itu mengecek nama yang tertera, dan benar saja ini panggilan yang paling ia tunggu-tunggu yaitu panggilan dari Jesua, pacar Dea.

"Halo?"  Suara diseberang sana bertanya.

"Halo, Jes, dimana?"

"Gue lagi dijalan, tapi hujan terus, gimana dong?"

Dea tersenyum tipis sambil menerima telpon, untung saja keadaan jalan sedang sepi, jadilah gadis itu bisa leluasa berbicara dengan Jesua tanpa rasa malu diamati oleh orang lain.

"Ya udah tunggu aja, jangan basah-basahan ya, nanti kamu sakit."

Diseberang sana Jesua menyahut, "iya sayang."

Hening tak ada pembicaraan, Dea hanya bisa mendengar suara hujan yang jatuh ke tanah membuat suara sedikit bergemuruh di handphone.

Ngomong apa lagi, ya?

"Eh, bentar dulu ya, Dea, ada yang telpon gue, nanti kita lanjut okay?"

Dea menyahut seadanya dan panggilan pun dimatikan.

Dengan perasaan bahagia, Dea senyum-senyum sendiri, membayangkan sikap manis dari Jesua.

Sejujurnya Dea sudah menyukai Jesua sejak kelas 10. Namun karena malu, gadis itu lalu hanya menggambar Jesua di diary miliknya dan menuliskan tentang Jesua, apa yang dilakukan pria itu, bahkan sampai kesukaan pria itu. Semua itu dilakukan Dea dengan rasa sayang yang tulus pada Jesua.

Ting

Tanpa menunggu lagi, Dea langsung mengecek handphone. Dan benar saja, Jesua mengiriminya pesan.

Spontan mood Dea langsung berubah, yang awalnya baper dan salting, tiba-tiba menjadi kesal dan rasanya ingin berteriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spontan mood Dea langsung berubah, yang awalnya baper dan salting, tiba-tiba menjadi kesal dan rasanya ingin berteriak.

Vivi adalah teman sejak kecil, Jesua, keduanya sangat dekat, bahkan sering dibilang jodoh karena memiliki wajah mirip meskipun keduanya tidak pernah lebih dari kata sahabat, tapi tetap saja kadang Dea merasa iri dengan Vivi yang selalu dijadikan prioritas.

Vivi Vivi Vivi, dia mulu, gue kapan??

°°°

Dea yang sudah badmood sejak pagi memilih diam dikelas saat jam istirahat. Gadis itu bahkan tidak menunggu Jesua sama sekali, dan langsung pergi dengan keadaan yang masih rintik, mencari angkot sendirian.

Lara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang