happy reading!
°°°
"Cape banget ga si?"
"Hah, cape apaan?"
"Cape ngeliat dosa lo banyak banget."
"Dosa lo juga banyak kali, cuma bedanya lo ga sadar diri, gue sadar diri." Orang itu tersenyum kecil. Marsya.
Yang satunya hanya tertawa. Daniela.
"Hah... Sya, lo kapan si taken? Perasaan lo udah lama dekat, kok masih kuat bertahan dengan status HTS."
Marsya mengangkat bahunya, tanda tak perduli "selama gue dan dia ga risih, ya udah si, lagian mau dipaksa juga ga bisa kali La."
Daniela memutar bola matanya, lelah dengan jawaban yang sama terus-menerus dari Marsya, selaku satu-satunya sahabat Marsya.
"Kalau lo terus begini, yang ada ntar lo nyesel, pasti ujung-ujungnya lo bakalan bilang, kenapa ya gue ga ungkapin aja waktu itu, kenapa dia sama cewe lain? Kenapa bukan gue?"
Marsya mencubit pipi Daniela dengan gemas dan berlari, sepanjang koridor ia menyahuti perkataan Daniela dengan sedikit berteriak. "Kalau gitu namanya belum jodoh, La."
°°°
"Ih... Kesel banget sama Daniela. Kerjanya bahas hubungan mulu, ya kalau emang ga pacaran salah? Letak salahnya dimana? Perasaan gue baik-baik aja tuh..." Marsya menyandarkan bahunya di tembok dengan wajah datar. Gadis itu pun mulai berpikir tentang perkataan Daniela barusan.
Ada benarnya ucapan temannya yang satu itu.
Apa ia harus mempertanyakan hubungan ini dengan yang bersangkutan?
Ataukah tetap diam dan menjalankan hari-hari seperti biasa tanpa ada status?
Dengan perasaan bingung, Marsya menutup matanya dan merasakan hembusan angin mengenai wajahnya.
"Mikirin apa sampai nutup mata gitu?"
Spontan Marsya membuka mata dan menoleh ke kanan, mendapati orang yang bersangkutan, siapa lagi kalau bukan Cio.
"Mikirin gue, ya?"
Marsya spontan mengernyitkan dahinya, dengan perasaan sedikit kesal, Masrya menyahuti, "dih... Gr lo, ngapain juga gue mikirin lo?"
Dengan wajah sombong Cio menjawab, "ya siapa tau aja, soalnya orang ganteng kaya gue mah pasti banyak yang mikirin buat dapatin gue."
Marsya sontak mencibir Cio dengan cara mengikuti cara berbicara pria itu.
Melihat ledekan dari Marsya membuat Cio spontan merebut handphone gadis itu.
Melihat handphone-nya diambil, sontak Marsya ikut berdiri, hendak merebut kembali benda miliknya itu.
"Balikin Cio!"
"Ga mau, lo juga ngeledek gue, minta maaf baru gue balikin."
Dengan jinjit, Marsya masih berusaha. "Lo gila ya Cio? Gue bilang balikin!"
"Ogah... Wle." Cio menjulurkan lidahnya dan terus mengangkat tangannya ke atas, agar Marsya tak sampai untuk mengambil handphone-nya.
Melihat Marsya kesusahan mengambil, tak membuat niat jail Cio hilang begitu saja, pria itu lalu berjalan mundur dan meletakkan handphone Marsya diantara dahan pohon yang cukup tinggi.
Sontak Marsya tambah kesal dibuatnya. "Lo emang gila beneran, ya?! Kalau handphone gue jatuh gimana?!"
Cio hanya mengangkat kedua bahunya, tanda tak perduli bahkan tidak berniat baik untuk mengembalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Hati
AléatoireHANYA KUMPULAN ONESHOOT! --- Banyak kisah disini, kisah kita, kamu, dan aku... --- maaf ya kalau banyak typo, dan ini hanya oneshoot semata, karena gabut saja, sekian terimakasih~ oh iya, misalkan tiba-tiba aku punya ide buat lanjutin salah satu one...