15

4K 120 1
                                    

"Sana masuk kedalam, nanti aku jemput waktu istirahat" Kata Aries sambil mengacak pelan rambut gadis dihadapannya.

"Tangannya nakal banget sih!"

Laki- laki itu tersenyum menawan yang mana mampu membuat orang disekitar mereka heboh. "Belajar yang rajin"

"Bawel banget deh, sana pergi hus.. hus.."

Satu kecupan lolos laki- laki itu berikan dipipi sebelah kanan sang gadis. Tentu saja hal itu menimbulkan pekikan heboh dari masa yang ada dikoridor.

"Kak Aries uwu banget gila! Jadi pengen"

"Tuhan, seperti itu yang hamba mau"

"Nika, kasih tips dong gimana bisa dapet spek kak Aries"

"Kak Aries makin hari makin enak aja dilihatnya"

"Tutor jadi Arunika dong"

Kehebohan mereka belum berhenti walau bel masuk sudah terdengar. Sejak Aries tau jika Arunika mendapat bullying, di situlah dirinya semaki protektif terhadap apa saja yang gadis itu lakukan. Saat berangkat sekolah dirinya akan mengantarkannya hingga depan kelas dan saat istirahat pun dirinya akan menjemput Arunika agar dapat kekantin bersama. Jika bukan Aries yang datang maka Arunika tak di bolehkan keluar sendiri. Alasannya hanya satu, laki- laki itu tak ingin lagi melihat gadis tersayangnya dibully oleh para cabe- cabean sekolah atau dirinya yang akan membasmi mereka secara langsung.

Sejujurnya Arunika sangat jengkel dengan tindakan Aries, namun dilain sisi dirinya juga senang. Senang merasa Aries begitu peduli melindungi dirinya.

"Yang tiap pagi dianter pacar mah beda ya auranya" Goda Tina.

"Apaan sih kamu!"

"Mau juga dong kaya gitu, di anter ke kelas, dijemput kekantin, dicium juga"

"TINA!!"

"ARUNIKA! Jika kamu hanya ingin membuat keributan di jam pelajaran saya silahkan keluar"

Tak Arunika sangka jika didepan sana sudah ada Bu Gita, guru kimia paling killer disekolah. "M-maaf bu" Katanya dan langsung mendudukan diri.

"Kamu sih!" Cibirnya dengan menyenggol pelan bahu Tina yang duduk disampingnya.

"Hahaha, pis deh bercanda gue" Kekeh Tina yang mendapat dengusan kesal dari Arunika.

Mata pelajaran pertama berjalan dengan yaa seperti yang kalian tahu bagaimana pelajaran kimia. Memusingkan! Hingga terdengar bel istirahat. Seakan mendapat diskon, wajah yang awalnya suram kini berubah kegirangan.

Saat ini mereka sudah berada di kantin. Tempat yang biasanya hanya diisi para laki- laki, mulai hari ini bertambah tiga prempuan. Makanan yang mereka pesan pun sudah datang.

"Ambilin sambelnya dong" Pinta Arunika. Bukannya mendekat, mangkuk sambel berwarna merah itu malah berpindah tempat. "Jangan pakai sambel nanti sakit perut"

Arunika mencebik kesal. "Mana enak kalo nggak pake sambel"

"Enak, coba dulu deh" Tangan Aries sudah berada dihadapan mulut Arunika, dengan sendok yang berisikan bakso kecil.

Walaupun enggan namun tetap Arunika makan apa yang Aries sodorkan. "Gimana, tetep enak kan?"

"Enak, tapi lebih enak kalo ada sambelnya"

"Kamu belum makan nasi Nika, nanti ya" Tangan Aries mengelus pelan pucuk kepala Arunika.

"Yang mau ke pluto yuk tiket ada di gue kita cus berangkat hari ini" Teriak Raga tidak tahan.

"Obat nyamuknya murah meriah, nyamuk aja mampus apalagi yang lagi pamer kebucinan" Sindir Beni melirik sinis Aries.

"Yang butuh jasa elus kepalanya bisa dm gue aja yuk" Tawa mereka menguar saat Tina mempraktekka ucapannya dengan mengelus kepala Anita.

Seakan lupa jika disana tak hanya ada mereka berdua yang dengan mudahnya mengumbar kemesraan. Tidak tahukah mereka jika melihat kemesraan yang uwu sangat membuat batin jomblo berteriak pilu. Bahkan mereka tak ada yang menyentuh makanannya sama sekali demi melihat momen uwu yang dibuat temannya itu.

Sedangkan Arunika yang sadar tengah disindir segera menutup wajahnya, merasa malu dan sudah dipastikan wajahnya akan memerah seperti buah tomat yang semakin membuat mereka tertawa.

"Aww.. Apasih babe" Aries meringis ketika Arunika menginjak pelan kakinya. "Jangan kayak gitu, malu tau..." Bisiknya. Sesekali gadis itu juga menjiwit pelan lengan Aries membuat laki- laki itu meringis.

"Iya- iya nggak kagi deh, habisin tuh baksonya"

Aries berbalik menatap dua sosok dihadapannya. "Berisik! Ngomong sekali lagi gue potong lidah lo" Ancam Aries membuat Raga dan Beni diam seketila. Siapa yang tak merasa ngeri jika diberikan tatapan setajam belati. Dan perlu kalian ketahui jika Aries selalu serius dengan ucapannya.

Kantin yang tadinya ramai sekarang sedikit tenang. Para murit kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Ada yang kembali bergosip, bermain game diponsel dan juga nereka yang kembali mengantri pesanan. Itupun tak luput dari pandangan seseorang yang menyiratkan akan kebencian. "Dasar caper! Gue bakal bales lo nanti, tunggu aja!"

-----
Makin nyambung apa gak nyambung nih wkwk



Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang