Kantin terlihat lebih sepi dari hari- hari sebelumnya. Bahkan hanya terlihat sekitar lima orang saja disana, sekarang menjadi delapan orang ditambah ketiga gadis itu, Arunika, Tina, Anita.
Alasanya karena sedang ada latihan dari organisasi basket yang sebentar lagi akan mengikuti pertandingan antar sekolah. Tentu saja para murid khususnya murid perempuan lebih memilih menonton basket daripada berdiam diri di kantin.
Biasanya latihan akan dilakukan sepulang sekolah, tetapi karena sudah diburu waktu pelatih mereka meminta agar jam latihan di ubah menjadi siang hari dan malam hari.
"Kalian mau nonton latihan basket nggak?" Tanya Tina saat dirinya mengingat jika temannya adalah pacar dari kapten basket itu sendiri.
"Gimana Nik, masa lo gamau lihat kak Aries sih" Disenggolnya pelan pundak Arunika.
Arunika menghentikan makannya, netranya menatap ke arah Tina. "Boleh sih, aku juga mau lihat hehe"
"Nah, kalo lo gimana Nit?"
Tatapan Tina dan Arunika berpindah ke Anita yang duduk di hadapan mereka. Anita terlihat sibuk dengan ponselnya ntah apa yang dilihatnya hingga menganggurkan pertanyaan mereka. Bahkan makanannya masih utuh.
"Nit! Woi!"
"Eh, ah, hah.. apa?" Anita tersentak kaget begitupun Arunika saat Tina denga sengaja memukul meja begitu keras.
"Lo lihat apa sih sampe omongan gue sama sekali nggak lo denger?"
"Enggak, bukan apa- apa kok. Kamu tanya apa tadi, maaf aku nggak denger"
Tina menghela nafas pelan sebelum kembali bertanya.
"Wah, ayok sekarang aja! Aku nggak sabar"
Melihat Anita yang begitu antusias membuat kedua gadis disana mengernyit bingung. Apalagi saat Anita langsung menyeret tangan mereka untuk segera menuju lapangan.
Pandangan Arunika bertemu dengan Tina, dari sorot matanya, Tina juga sama- sama tidak mengerti dengan sikap Anita yang lebih berekspresi. Selama berteman dengannya, Tina tidak pernah mendapati gadis itu ber ekspresi seterbuka ini. Atau memang dirinya yang tidak terlalu tau tentang temannya itu?
Sekarang mereka bertiga sudah berada di lapangan yang begitu ramai. Sorak sorai dari para murid berkumandang menyemangati jagoan mereka. Walaupun masih latihan, permainan dari anggota tim basket sudah seperti berada di pertandingan sebenarnya. Mereka saling mengoper, melempar, dan menggiring bola melewati musuh.
Beberapa kali dari mereka juga melakukan trik yang begitu memukau. Terlihat gampang namun susah saat dilakukan secara langsung.
Mereka bertiga memilih duduk di barisan paling atas. Arunika mengembangkan senyumnya kala melihat lincahnya Aries di lapangan. Laki- laki itu terlihat semakin tampan dengan jersey abu- abunya.
Saat salah satu dari anggota tim mencetak poin atau berhasil memasukkan bola kedalam ring, para penonton akan berdiri dan berteriak. Anggota cheerleaders terlihat melakukan gerakan melompat dan menari untuk menyemangati tim basket. Sesekali mereka akan menyanyikan lagu kebangsaan sekolah yang nantinya di ikuti oleh para penonton.
Bisa dibayangkan bagaimana hebohnya sekolah mereka ketika nanti waktu pertandingan sudah tiba.
"Yeyyyy..." Arunika berdiri, bersorak, dan bertepuk tangan saat bola memasuki ring, begitupun kedua temannya.
Dari sudut pandangnya, Arunika melihat Anita yang terlihat bahagia. Sesekali gadis itu mengarahkan ponselnya ke lapangan guna memotret para pemain. Bahkan gadis itu terlihat jauh lebih semangat dibandingnya.
Arunika jadi penasaran sendiri, kira- kira siapa orang yang dapat membuatnya se antusias ini, dan kira- kira siapa laki- laki yang sedari tadi dipotret itu?
Di samping kanan nya, Tina terlihat sebal. Bahkan sesekali gadis itu menghentakkan kedua kakinya. Sudahlah, biar nanti dia bertanya setelah latihan selesai.
Kembali ke lapangan. Lagi- lagi teriakan heboh terdengar menyebut nama Aries. Memang laki- laki itulah yang terlihat begitu bersinar di bawah sana dibanding teman lainnya. Seakan cahaya menyelimuti seluruh tubuhnya yang membuatnya begitu bersinar, membuat seluruh atensi hanya mengarah padanya.
Di dalam hati, Arunika merutuk kesal karena bagaimanapun Aries, laki- lakinya menjadi pembicaraan panyak perempuan lain. Walaupun dirinya mendapat tahta yang begitu spesial dari Aries, tetap saja rasa cemburu itu akan selalu hadir.
Permainan diakhiri dengan Aries yang melakukan three point. Para anggota basket mulai bersalaman satu sama lain. Para murid khususnya siswi sudah berlarian menuruni tribun untuk ke tengah lapangan. Apalagi jika tidak memberikan minum kepada orang yang mereka sukai.
Arunika mendudukan dirinya di tribun karena dirinya memang tidak membawa minum apapun.
"Eh Nika, kamu nggak turun juga?"
"Enggak Nit, lagian aku gak bawa minum. Kamu mau ke bawah?"
Anita mengangguk cepat, memperlihatkan minuman yang dibawanya. "Nitip ponsel aku ya, nanti aku kesini lagi" Gadis itu menyodorkan ponselnya yang langsung di terima oleh Arunika.
Matanya mengikuti Anita yang berlari membelah kerumunan. Dirinya sangat penasaran akan kepada siapa Anita memberikan minuman itu.
"Nita kemana Nik?" Tina yang baru kembali dari toilet ikut mendudukan diri disampingnya.
"Tuh dibawah, kayaknya mau ngasik minum ke orang yang disukainya"
Saat kembali melihat kebawah, Arunika sudah tidak menemukan dimana Anita berada. Padahal tadi sebelum menatap Tina dan menjawab pertanyaanya, Anita masih terlihat dengan jelas diantara kerumunan murid lainnya. Padahal rasa penasarannya masih belum tuntas, tapi mau bagaimana lagi.
—————
Welcome back!
Jangan lupa vote dan komennya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW DULU GENGS] * * Menceritakan kisah cinta para remaja pada umumnya. Dimana Aries Deandra Dirgantara, pria dengan sejuta pesona yang tak sengaja bertemu gadis kecil yang dapat menggetarkan hatinya. Mendatangkan perasaan asing yang...