13

4K 135 1
                                    

"Nik! Akhirnya lo bangun juga" Tina segera mendekati ranjang yang digunakan Arunika.

"Sss" Ringisnya memegangi kepala.

"Kok aku bisa di sini?"

"Lo pingsan tadi, loo gapapa masih pusing atau sakit? Sumpah gue khawatir banget lo gak balik- balik kekelas dan waktu gue samperin malah liat lo yang lagi dibully sama cewek lonte"

"Aku gak papa, makasih udah khawatir. Kamu yang bawa aku kesini?"

"Hah, nggak lah! Lo berat tau mana bisa cewek kering kerempeng kayak gue ngangkat lo"

"Terus siapa yang bawa aku ihh"

"Kak Agam temannya kak Aries. Sumpah ya lo beruntung banget bisa digendong sama kak Agam uhh, lo tau gak? Sepanjang lorong semua pada liatin lo"

Arunika merasa merinding sekarang melihat Tina yang ketawa cekikikan sendiri setelah menjelaskannya. Ingin dirinya memegang jidat temannya itu guna memastikan jika sang teman tidak sakit atau lebih parahnya kesurupan. Dilain sisi dirinya juga sedikit sedih. Ia pikir jika yang menolongnya adalah Aries ternyata malah orang lain.

"Lo kenapa?" Wahh ternayata temannya ini sangatlah peka.

"Aku gak papa Tina"

Tina mendengus pelan. "Tauk ah, dari tadi gapapa mulu dah kayak cewek aja"

"Aku kan emang cewek!" Arunika menabok pelan tangan Tina membuat sang empu tertawa.

"Laper gak? Mau kekantin?"

"Ayo!"

Dan mereka berjalan beriringan ke kantin. Sebelum sampai kantin mereka membelokan jalan guna menemui teman Tina yang berbeda kelas. Namanya Anita, cewek dengan kacamata minus dan rambut yang selalu dikepang dua. Begitu manis namun sangat judes berbeda dengan Tina yang begitu sengklek.

Dilain tempat, tepatnya diwarung yang sekarang tengah ramai dengan gerombolan anak lelaki. Terlihat jika diwajah mereka terdapat beberapa lebam bekas tawuran.

"Dari mana lo Gam?" Tanya Beni

"Sekolah bentar, barang gue ketinggalan"

Beni yang mendengar menganggukan kepala singkat. "Ohya, gimana acara tunangan kaka lo? Lancar kan"

"Aman, justru kalonada lo malah gak bakal lancar tuh acara"

"Bajingan!"

"Bener, untung Beni gue kerangkeng semalem jadinya kagak berkeliaran tuh cunguk satu"

"Anjir! Kira- kirah lah anjeng lo kira gak sakit apa!?" Teriak Raga mendapat lemparan botol dari Beni.

"Elah gitu aja ngeluh, lemah amat"

"Bacot banget sih lo Ben!" Kesal Raga.

Diantara mereka Benilah yang paling mudah kepancing emosi dan itu membuat hiburan tersendiri bagi Teman- temannya.

"Kemana Aries?" Tanya Agam yang sedari tadi sudah menguap mendengar bacotan temannya yang tak berfaedah.

"Tuh didalem, tidur dia" Tunjuk Raga kedalam warung.

Agam segera memasuki warung, duduk disebelah Aries.

"Nih lihat" Agam menyodorkan ponselnya kearah Aries.

"Hmm"

"Isinya cewek lo"

Mendengar kata 'cewek lo' membuat Aries langsung membuka mata. Mengambil ponsel milik Agam dan memutar vidio yang terlihat baru saja diunggah sekitar 2 jam yang lalu.

"Anjing!" Seruan emosi dari Aries mengagetkan mereka semua yang ada.

"Gue duluan"

Merasa cukup, segera dirinya melempar ponsel Agam. Mengabaikan tatapan tanya dari beberapa temannya, Aries segera mengendarai motornya menuju sekolah.

"Kenapa Gam?" Tanya Raga yang kini sudah duduk disebelah Agam.

"Kepo"

"Yee songong banget lo! Temen apaan yang kagak ada cerita sama sekali ke kita, ya gak Ben"

"Lah emang kita temen?"

Seketika mereka semua tertawa, menertawakan Raga yang kini muka nya bertambah kusut. Pertengkaran antara Raga dan Beni membuat suasana semakin ricuh apalagi saat mereka berdua malah saling melembar barang yang ada disekitarnya.

Sedangkan Agam sedari tadi terdiam ntah apa yang dipikirkannya. Mereka pun tak ada yang ambil pusing.

"Gue balik dulu deh"

"Lah tumben banget Gam, biasanya juga ampe lumutan lo disini" Heran Dewa, temannya yang lain.

"Capek gue, mau rebahan santai. Duluan"

Segera dirinya menyalakan motor besarnya dan melaju pelan. Baru setelah keluar dari gang dirinya melaju dengan kencang.

-----

Selamat membaca!

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang